Hi guys, beberapa minggu yang lalu Indonesia digemparkan oleh pernyataan seorang pakar epidemiologi dari Harvard University bernama Prof. Marc Lipsitch, yang menyatakan bahwa virus corona atau Covid-19 sudah masuk ke negara kita tercinta Indonesia. Beliau juga menyatakan bahwa setidaknya sudah ada minimal 5 kasus virus corona yang ditemukan di Indonesia. Pernyataan ini tidak hanya sekedar omong kosong namun didasarkan pada penelitiannya (Prof. Marc Lipsitch ) mengunakan metode olah data statistika model regresi linear. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dokter Terawan Agus Putranto, yang berpendapat bahwa tidak terdapat kasus virus korona di Indonesia. Sehingga dunia dan WHO mempertanyakan kinerja pemerintah dalam uji deteksi kasus ini. So, kalian penasaran gak sih dengan apa itu model analisis regresi linear ?, informasi apa saja yang dapat diperoleh menggunakan model analisis ini ? , dan bagaimana model analisis ini efektif menjelaskan kasus yang booming terjadi saat ini yang mana juga digunakan oleh Profesor Harvard dalam memprediksi kemungkinan masuknya corona virus di Indonesia. So, langsung aja ke pembahasannya..
Regresi Linear merupakan suatu metode dari teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas. Pada analisis regresi linear ini, kita dapat melihat ada tidaknya hubungan, seberapa besar kekuatan hubungan, pengaruh hubungan, serta pola hubungan antar variabel terhadap suatu kasus contoh pada penelitian Prof. Marc Lipsitch mengenai pembahasan kemungkinan penyebaran virus corona ke beberapa negara di dunia. Beliau mengambil data jumlah pengunjung sebuah negara sebagai variabel bebas dan jumlah kasus masuknya virus corona yang terdeteksi sebagai variabel terikat.
Penelitian menggunakan analisis regresi linear ini cukup rumit. Sebelum analisis dimulai hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari data yang diduga penyebab dan mempunyai hubungan erat dengan kasus. Kemudian data tidak dapat langsung diolah dan dianalisis melainkan harus melalui beberapa uji data diantaranya uji normalitas (mengetahui data berdistribusi normal atau tidak), uji heteroskedastisitas (mengetahui apakah ada tidaknya kesamaan antara varian dan residual pada data), dan uji autokorelasi (melihat hubungan antara variable bebas dengan variabel terikat). Baru setelah semua data dinyatakan layak kemudian dapat dilakukan analisis regresi linear.
Analisis regresi linear dimulai dengan uji linearitas menggunakan model taksiran regresi linear untuk mengetahui ada tidaknya hubungan/pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikansi output tabel anova. Untuk mengetahui seberapa besar kualitas model regresi linear yang terbentuk dapat dilihat melalui besaran nilai R-Square pada tabel model summary. Dan uji multikolinearitas (tabel coefficient correlation) untuk mengetahui terjadi atau tidaknya masalah multikolinearitas dalam analisis data tersebut. Tiga uji analisis diatas biasa disebut dengan uji f, uji t, dan uji koefisien determinasi. Uji data dan analisis ini dapat diolah salah satunya dengan menggunakan aplikasi SPSS.
Profesor Harvard menyatakan bahwa penelitiannya mempunyai interval prediksi sebesar 95%. Beliau juga menyatakan bahwa dengan estimasi nlai interval 95% ini seharusnya tidak ada angka 0 dalam deteksi kasus masuknya virus corona. Amat berbeda dengan keadaan nyata di Indonesia yang sampai saat ini belum terdapat laporan penduduk terjangkit virus tersebut. Oleh karena itu, harus diadakan penelitian lebih lanjut mengenai kasus dan analisis penelitian ini serta uji kelayakan data pada analisis.