Dari Impian menuju kenyataan

 

Dunia perkuliahan mungkin kata-kata yang cukup sedikit menegangkan bagi siswa/i perantau dari desa ke kota maupun kota ke kota. Ya aku adalah seorang mahasiswi perantau dari desa ke kota yang mana aku merantau karena sedang menuntut ilmu (kuliah). Aku adalah mahasiswi yang gapyear dan aku menjalani gapyear selama 1 tahun, mungkin ini akan menimbulkan tanda tanya bagi pembaca kenapa aku mengambil keputusan untuk gapyear selama 1 tahun?. Awal mula aku memang memiliki tekat yang kuat untuk melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi seperti kuliah, selama SMA aku terbilang anak yang cukup rajin nilaiku per semester cukup untuk membuktikannya, dari sini aku berfikir dan memiliki tekat besar untuk melanjutkan kuliahku dengan angan-angan memasuki kampus bersama teman-teman seperjuangan. Namun, semua angan-angan semua impian yang menjadi penyemangat belajarku seketika membuatku tidak bersemangat dan berfikir bagaimana caranya aku bisa seperti anak-anak yang lain yang sedang daftar kuliah di kampus impian mereka masing-masing.

 

            Balik ke pertanyaan awal, kenapa aku mengambil keputusan gapyear selama 1 tahun?. Ekonomi, yaa ekonomi keluargaku pada saat itu sangat-sangat tidak setabil yang dimana gaji orangtuaku tidak akan bisa mncukupi kebutuhan kuliahaku dari pembayaran ukt, dan biaya hidup sehari hari, adikku juga akan memasuki pesantren jadi jika aku akan kuliah secara mandiri itu akan sangat memberatkan orangtuaku. Dan dengan berat hati aku harus memendam dalam-dalam impianku itu dan memutuskan untuk gapyear terlebih dahulu aku masih menaruh harapan bahwa aku pasti bisa kuliah tetapi entah rezeki dari mana yang akan mewujudkan salah satu impian itu. Akhirnya aku bisa berdami dengan keadaan aku menjalani hari-hariku dengan bekerja di saat umurku masih 17th dan pada saat itu aku bekerja di luar kota jauh dari keluarga, aku bekerja sebagai waiters sempat berpindah kerja dan menepati posisi kasir di sebuah toko kue. Hari demi hari aku lewati dengan memandang insta story teman-temanku yang telah memasuki kampus impian mereka, ya mereka beruntung bisa kuliah tanpa gapyear, sebelum aku berangkat merantau dan bekerja ayahku memberi pesan padaku memberi informasi jika kamu memiliki niat dan tekat yang kuat ayah memberimu saran untuk mengikuti salah satu beasiswa yaitu beasiswa OSC, ayah tau tentang beasiswa OSC dari televisi ayah bilang siapa tau rezeki kamu disini karena ayah belum bisa menuruti kemauanmu untuk kuliah mandiri. Di saat aku bekerja aku berniat untuk mendaftar beasiswa OSC dengan harapan kecil karena aku berfikir mungkin kesempatan disini lebih kecil karena beasiswa pasti banyak orang akan berlomba lomba untuk mendapatkannya.

 

            Aku disaat itu memiliki rasa semangat yang kurang dan selalu pesimis tapi di balik rasa pesimis itu ada harapan untuk bisa lolos beasiswa OSC. Aku sempat mengalami drop kelelahan dan sakit parah ayah menyuruhku untuk pulang dan fokus saja dengan tujuanmu itu yaitu memperjuangkan salah satu impianku, aku pulang dan menjalani hari-hari sebagai pengangguran, pengangguran tetapi diam-diam sedang berjuang demi masa depan, hari demi hari aku menjalani tes dan seleksi sebagai persyratan wajib lolos beasiswa tersebut ayah adalah sosok pahlawan yang menemani aku di saat mengurus semua persyratan beasiswa. Di waktu yang bersamaan itu juga aku masih sempat aplay beberapa berkas lamaran kerja untuk berjaga jaga jika usahaku tidak sesuai dengan keinginanku, terlihat seperti wanita yang tidak mudah pantang menyerah buka?. Beberapa bulan kemudian hari yang di tunggu-tunggu telah tiba yaitu hari yang bisa di bilang hari penentuan nasib, mungkin sebagian dari pembaca sudah bisa menebak hasilnya. Ya aku lolos, semua perjuangan niat keyakinan dan usaha terbayarkan dengan sebuah kata-kata bermakna yaitu lolos, aku lolos di salah satu univeristas swasta. Aku bangga dengan usahaku bangga dengan perjuanganku aku yang tadinnya bermimpi bisa melanjutkan pendidikan lebih tinggi sekarang bisa mewujudkan mimpi itu dengan usahaku sendiri sembari di bantu oleh kedua orangtuaku. Sedikit pesan buat pembaca setinggi apapun mimpi kalian, kalian harus bisa mengusahakannya karena kita tidak tahu nasib kita kedepannya ntah kita akan gagal ataupun mengapainya setidaknya kita sudah berusaha untuk masa depan kita.

 

  6 Views    Likes  

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

previous post

Pelantikan Bantara Pramuka: Membangun Generasi Berkarakter
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

next post

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

related posts