Gap year atau menganggur setelah tamat dari SMA adalah hal yang dipandang aneh dan dipandang negatif di Indonesia.Menurut banyak orang gap year itu sesuatu yang buang-buang waktu ,semakin lama lulus kuliah ,semakin lama cari kerja dan berpenghasilan. Bahkan tak banyak orang yang mencela keputusanku untuk gap year . Setamat SMA tentu banyak yang langsung melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah. Meski gap year dipandang negatif di kalangan masyarakat terutama di Indonesia tapi justru di negara maju malah siswa setelah tamat dari SMA disarankan untuk gap year . Ini disarankan agar siswa rehat sejenak untuk memikirkan jurusan dan pilihan apa yang akan diambil serta melakukan eksplor bahkan mengisi kegiatan sembari gap year.
Awal aku memutuskan gap year karena aku sudah banyak mencoba jalur masuk PTN tapi semuanya ditolak. Selama 3 tahun aku mempertahankan nilaiku agar bagus tapi semuanya nihil aku tidak lolos jalur SNMPTN . Selanjutnya aku mencoba jalur SBMPTN dan aku sudah lama mempersiapkan diri dibandingkan temanku. Aku ikut bimbel,beli buku latihan soal SBMPTN , ikut try out sana sini bahkan aku sudah belajar berbulan-bulan. Namun, saat aku membuka hasil pengumuman bukan " selamat" yang muncul malah " jangan putus asa dan tetap semangat". Bayangkan kamu sudah mengorbankan banyak waktu untuk belajar tapi hasilnya tidak sesuai harapan tentunya sangat menyakitkan dan yang paling menyakitkan adalah ada yang persiapannya cuma sebentar tapi malah lolos.
Saat kamu berada di posisi ini tentu kamu akan sangat sedih. Aku melupakan semua tentang SBMPTN dan kampus impianku yaitu Unhas. Aku gap year dan awalnya aku sangat sulit untuk menerima akan kegagalanku. Selama gap year aku belajar untuk persiapan tes tahun depan dan mencari info beasiswa dan aku mendapat info tentang beasiswa OSC medcom. Aku akhirnya coba daftar dan mengikuti seleksinya dan seleksi pertama yaitu tes dan aku lolos ke tahap selajutnya. Pada tahap seleksi berkas aku menyiapkan semua berkas yang dibutuhkan dan disyaratkan di universitas Duta Wacana yang waktunya cuma satu minggu. Saat pengumuman seleksi berkas ternyata aku lolos tahap seleksi berkas dan lanjut ke seleksi berikutnya. Seleksi selajutnya yaitu seleksi wawancara dan aku benar-benar mempersiapkan diri agar aku bisa lolos seleksi. Aku sangat berharap pada beasiswa ini dan aku sangat ingin kuliah dengan dapat beasiswa agar tidak membebani kedua orang tuaku. Namun, lagi dan lagi aku ditolak untuk kesekian kalinya. Rasanya sangat sedih ketika kita gagal terus menerus untuk memperjuangkan sesuatu. Namun, aku tidak menyerah aku masih mencoba seleksi SNBT .
Pada Seleksi SNBT ada 7 sub test yang harus dikerjakan dan setelah lama mempersiapkan diri aku akhirnya bisa mengerjakan soal dengan lancar dan aku berharap bisa lolos dan kuliah di Universitas Hasanuddin dan tibalah pengumuman ternyata aku lolos seleksi SNBT di jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan tapi bukan di kampus yang aku mau,aku memang lolos PTN tapi lolosnya di Universitas Halu Oleo bukan di Unhas. Awalnya aku belum mengikhlaskan Unhas tapi aku akhirnya menerima untuk kuliah di UHO. Meski tidak kuliah di kampus impian tapi aku yakin hidup yang tidak sesuai impian bukanlah hidup yang gagal dan hidup yang sesuai impian belum tentu hidup yang berhasil. Aku percaya Tuhan telah menyiapkan yang terbaik bagiku di tempat aku kuliah saat ini .
Dari gap year aku belajar banyak hal dan menemukan jati diriku. Aku sadar ternyata hidup tak selalu berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Apapun pilihan yang kita yang kita ambil pasti akan ada hal yang kita bisa pelajari dan tidak ada salahnya kita mengambil pilihan yang berbeda dengan yang lain.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan