Legenda PSM Makassar dan Sepak Bola Indonesia

Tanggal 24 April 1924, Kota Santri, Kabupaten Barru, Lahir seorang anak lelaki bernama Ramang. Sejak usia sepuluh tahun, ia gemar menendang bola rotan dan hidup dalam keluarga yang sederhana.

Menurut penduduk desa, Ramang memiliki bakat menonjol di sepak bola. Bakat itu di turunkan oleh  ayahnya bernama Nyo’lo, seorang ajudan Raja Barru ke-18. Di lingkungan kerajaan, ayah Ramang terkenal sebagai jagoan sepak raga permainan khas sulawesi Selatan menggunakan bola rotan.

Di usia 23 tahun, Ramang mengikuti seleksi yang diadakan oleh PSM yang dulu bernama Makassar Voetbal Bond penampilan Ramang di lapangan begitu apik, dia mencetak tiga gol dan timnya menang 9-0. Saat itu pula Ramang direkrut PSM pada tahun 1947.

Selama berkarir, Ramang berhasil membawa PSM empat kali juara liga di masanya yaitu tahun 1957, 1959, 1965 dan 1966 melihat kontribusinya begitu besar, PSSI memanggil Ramang bergabung di timnas tahun 1952. Di timnas ia memakai nomor punggung sebelas.

Di timnas, Ramang berhasil memberikan medali perunggu untuk Indonesia di Asian games Tokyo tahun 1958. Ramang menyingkirkan Tiongkok berkat dua golnya di kualifikasi Piala dunia Swedia. Saat itu selangkah lagi Indonesia akan lolos piala dunia namun gagal karena memilih tak mau bertanding melawan Israel.

Kehadiran Ramang di timnas memberi pengaruh besar. Indonesia pada masa itu disegani dan kerap menorehkan kemenangan. Namun pada tahun 1960, Ramang dituduh menerima dana suap pengaturan skor. Beliau mengklaim tuduhan itu tidak benar.

Akibat tuduhan itu, karir Ramang di timnas dan PSM berakhir ekonominya pun terpuruk. Enam tahun beliau menderita penyakit paru-paru dan tak bisa berobat di rumah sakit karena kekurangan biaya. Tahun 1987 Beliau meninggal dan menggoreskan kesedihan mendalam di dunia sepak bola tanah air.

Setelah Ramang meninggal dunia, Beliau menjadi orang Indonesia pertama yang namanya tercatat sebagai FIFA Legend. Bahkan organisasi sepak bola dunia itu menulis artikel tentang kehebtan Ramang di berbagai pertandingan internasional. Artikel itu berudul “Indonesian who inspired 50s Meridian”.

Pada 1 Februari 2017, Patung Ramang diabadikan di Losari Raganya memang telah tiada namun roh dan semangat Ramang selalu hidup dalam tubuh PSM, menjadi pelita hangat di hati rakyat Sulawesi Selatan. Sejarah kejayaan Ramang tak hanya untuk dikenang namun sejarah itu harus di teruskan.

 

  39 Views    Likes  

SOFT SKILL YANG HARUS KAMU MILIKI!!!

previous post

Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan
SOFT SKILL YANG HARUS KAMU MILIKI!!!

next post

SOFT SKILL YANG HARUS KAMU MILIKI!!!

related posts