Hai sobat OSC...!!!
Gimana nih kabar kalian hari ini? Apa kalian lagi sedih atau justru lagi marah karena suatu hal? Btw, Kalian ada ga sih yang ngerasa bersalah ketika selesai marah? Kemudian terlintas pikiran "ga seharusnya aku marah, harusnya tadi aku bisa lebih mengontrol emosi". Penasaran ga sih kenapa hal itu sampai bisa terjadi? Untuk itu, yuk kita bahas sekilas mengenai marah dan bagaimana cara mengatasi rasa marah itu agar kalian tidak merasa bersalah setelahnya.
Marah sendiri merupakan salah satu perilaku yang timbul dari stimulus yang didapatkan seseorang dari lingkungannya. Stimulus atau rangsangan yang diperoleh oleh tiap individu hingga menimbulkan kemarahan dapat bermacam-macan dan juga berbeda. Ada beberapa individu yang menunjukkan respon marah sebagai bentuk kekecewaan, ada juga yang menunjukkan respon marah ketika merasa terancam, dan lain sebagainya. Namun kemarahan sendiri sangat berpengaruh dengan perilaku serta tindakan yang akan di ambil oleh individu tersebut. Sejatinya keputusan, ucapan, serta tindakan yang dilakukan ketika marah bukanlah hal yang dapat dibenarkan. Karena pada kondisi tersebut individu lebih sulit untuk berpikir dengan jernih yang disebabkan karena adanya pengaruh dari hormon kortisol dan juga hormon adrenalin. Secara fisiologis kedua hormon ini akan meningkatkan kinerja jantung, organ pencernaan, serta berpengaruh pada sistem metabolisme tubuh lainnya. Itu mengapa marah berbahaya bagi penderita hipertensi yang dikarenakan dapat peningkatan kinerja jantung berpengaruh pada meningkatnya tekanan darah juga.
Namun, marah tidak selamanya buruk jika marah tersebut dapat dikendalikan dan hanya digunakan sebagai media meluapkan emosi karena suatu perlakuan. Dalam artian, ada loh marah tapi dengan cara yang baik. Salah satu contohnya ketika kalian tidak menyukai sesuatu kalian boleh marah dan mengutarakannya, namun dengan ucapan yang baik, contohnya "perbuatan kamu tidak menyenangkan sehingga membuat aku marah".
Akan tetapi, jika akan mengutamakan hal tersebut kalian justru merasa akan menambah amarah, kalian dapat melakukan beberapa teknik berikut untuk meredam amarah, diantaranya:
1. Teknik napas dalam
Teknik napas dalam adalah salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meredakan amarah dengan cara mengatur pola napas. Pasalnya ketika marah napas menjadi tersegal-segal dikarenakan emosi yang tengah meluap. Sehingga untuk meredakan amarah tersebut kalian dapat melakukan napas dalam. Caranya yaitu tarik napas dengan hidung, lalu tahan selama 5 detik, kemudian lepaskan melalui mulut. Ulang tahap tersebut sebanyak 7x atau hingga merasa lebih tenang.
2. Terapi memukul bantal/kasur
Nah yang kedua ini apabila kalian marah dan ingin memukul orang tersebut kalian dapat mengalihkannya dengan cara memukul bantal ataupun kasur. Metode jni terbukti dapat menurunkan tingkat amarah pada beberapa pasien dengan gangguan perilaku kekerasan. Dikarenakan dengan terapi ini kita akan lebih leluasa dalam menyalurkan emosi yang sempat tertahan. Caranya yaitu dengan memukul bantal atau kasur dengan tangan tanpa alat dalam waktu 5-10 menit atau hingga merasa tenang. Setelah itu jangan lupa untuk merupakan tempat tidur ya.
3. Berwudhu
Kemudian yang ketiga ketika kalian marah dapat langsung berwudhu atau membasuh wajah. Karena amarah memiliki energi yang panas seperti api hal tersebut dapat di netralisir dengan penggunaan air sehingga energi di dalam tubuh menjadi seimbang kembali.
4. Beribadah
Cara yang ke empat kalian dapat beribadah, yaps ibadah dapat meredamkan amarah dan mengalihkan perhatian dari hal yang membuat kita marah. Selain itu beribadah juga dapat menangkan pikiran sehingga tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan atau bertindak.
Okayyy, itu tadi sedikit sharing dari aku hari ini terkait manajemen amarah...
Terima kasih untuk kalian yang udah menyempatkan waktu untuk membaca, semoga artikel kali ini dapat bermanfaat, and see you next article...
Refrensi:
Buku asuhan keperawatan jiwa karya Budi Anna Keliat, dkk
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan