Perjalanan Penuh Semangat: Meraih Beasiswa OSC di Universitas Islam Indonesia
Oleh: Muhammad Shidqi Makhdum
Sejak kecil, saya selalu bermimpi untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Bukan hanya demi diri sendiri, tetapi juga untuk memenuhi harapan orang tua dan membantu keluarga. Namun, kondisi ekonomi keluarga menjadi tantangan besar dalam mewujudkan impian tersebut.
Dalam upaya mencari solusi, saya aktif mencari informasi tentang berbagai program beasiswa. Suatu hari, saya mendapatkan informasi dari sekolah mengenai seminar beasiswa OSC yang diselenggarakan di Universitas Islam Indonesia. Kesempatan ini saya manfaatkan dengan mendaftar dan mengikuti seluruh proses seleksi dengan penuh semangat.
Tahap 1: Ujian OnlinePersiapan menghadapi ujian online saya lakukan dengan mempelajari berbagai materi yang akan diujikan. Namun, pada hari pelaksanaan ujian, saya menghadapi dilema karena bertepatan dengan tugas sebagai koordinator keamanan dalam acara testimoni alumni di sekolah. Dengan tekad bulat, saya meminta izin kepada ketua acara untuk mengerjakan ujian, meskipun awalnya tidak diizinkan. Setelah menjelaskan situasi dan memohon dispensasi, akhirnya saya diperbolehkan mengerjakan ujian dengan syarat tetap menjalankan tugas sebagai koordinator. Saya mengerjakan ujian di belakang aula sekolah dengan kondisi yang kurang kondusif, namun tetap berusaha fokus dan menyelesaikan ujian dengan sungguh-sungguh.
Tahap 2: Seleksi BerkasTahap ini menguji kemandirian dan ketekunan saya. Tinggal di asrama jauh dari orang tua membuat saya harus mengurus semua berkas sendiri. Dengan panduan dari grup dan arahan orang tua melalui telepon serta pesan singkat, saya mulai melengkapi berkas. Keterbatasan waktu karena jadwal sekolah dan kegiatan asrama menjadi tantangan tersendiri. Saya harus meminta izin meninggalkan pelajaran untuk mengurus fotokopi dan dokumen lainnya. Untuk pembuatan SKCK, saya meminjam motor dari teman sekolah dan menempuh perjalanan jauh ke kantor kepolisian di bawah terik matahari. Semua ini saya lakukan demi melengkapi persyaratan beasiswa.
Tahap 3: WawancaraTahap wawancara menjadi momen yang menegangkan. Saya dijadwalkan wawancara pukul 10 pagi, namun hingga pukul 11 belum juga diundang masuk Zoom. Masalah teknis pun muncul; ponsel saya mengalami lag dan keluar dari Zoom beberapa kali. Saya meminjam laptop teman asrama dan akhirnya dapat mengikuti wawancara dengan lancar. Pewawancara bersikap ramah, dan pertanyaan yang diajukan seputar motivasi serta kontribusi yang akan saya berikan ke depannya. Saya menjawab dengan jujur dan penuh keyakinan, karena semua pertanyaan tersebut berkaitan dengan diri saya sendiri.
Mengapa Melanjutkan Kuliah Itu Penting bagi saya?Bagi saya, melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi adalah langkah krusial untuk berkembang dan mencapai cita-cita. Gelar sarjana membuka pintu menuju peluang kerja yang lebih baik, karier yang lebih menarik, dan potensi penghasilan yang lebih tinggi. Dengan pendidikan yang lebih tinggi, saya berharap dapat membantu keluarga secara finansial dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Melalui beasiswa OSC di Universitas Islam Indonesia, saya melihat peluang untuk mewujudkan impian tersebut tanpa membebani orang tua. Program ini memberikan kesempatan bagi siswa berprestasi untuk melanjutkan pendidikan tinggi dengan dukungan penuh. Saya bersyukur atas kesempatan ini dan berkomitmen untuk memanfaatkannya sebaik mungkin demi masa depan yang lebih cerah.
Perjalanan meraih beasiswa OSC penuh dengan tantangan dan pembelajaran. Namun, dengan tekad, kerja keras, dan dukungan dari berbagai pihak, saya berhasil melewati setiap tahap seleksi. Saya berharap kisah ini dapat menginspirasi orang lain untuk terus berjuang meraih impian mereka, meskipun menghadapi berbagai rintangan.