Salah satu keuntungan menjadi seorang mahasiswa adalah terbukanya kesempatan untuk mencoba berbagai hal baru seperti berorganisasi dan mengikuti berbagai program kemahasiswaan, seperti program kampus merdeka dari Kemendikbud misalnya. Kemunculan program MBKM (Merdeka Belajar-kampus Merdeka) yang digagas Mendikbud Nadiem Makariem beberapa tahun lalu menarik perhatian berbagai kalangan. Hal ini dikarenakan program MBKM dinilai revolusioner bagi pendidikan di Indonesia dan memberikan banyak keuntungan bagi mahasiswa yang mengikutinya. Bagaimana tidak, beberapa program kampus merdeka ini memberikan ruang bagi mahasiswa untuk bisa mengambil mata kuliah di luar program studinya selama satu semester, dan melakukan kegiatan diluar kampusnya selama dua semester dengan aktivitas yang produktif seperti magang bersertifikat, Pertukaran pelajar ke luar negeri atau biasa disebut IISMA (Indonesian International Student Mobility Award), Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Riset dan Penelitian, KKN Tematik, dan berbagai program berkualitas lainnya. Hal ini tentunya menjadi wadah yang baik yang bisa dimanfaatkan mahasiswa untuk mengantongi pengalaman sebanyak mungkin sebelum akhirnya lulus dan terjun ke dunia kerja. Namun di sisi lain, popularitas program kampus merdeka ini juga sejalan dengan semakin berkurangnya minat mahasiswa untuk berorganisasi di kampus. Benefit lebih besar yang ditawarkan Kampus Merdeka nyatanya berhasil menjadi daya tarik yang lebih memikat bagi para mahasiswa baru di perguruan tinggi. Pertanyaan yang sering menjadi diskursus akhir-akhir ini adalah mengenai apakah eksistensi ormawa masih relevan di tengah gempuran program MBKM ini?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, hal yang perlu dilihat pertama kali adalah bagaimana kondisi dari Ormawa (Organisasi Mahasiswa) itu sendiri saat ini, serta apa alasan utama dibalik sepinya minat mahasiswa untuk aktif berorganisasi di kampus. Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor senioritas yang masih kuat mengakar di banyak ormawa kampus di Indonesia menjadi salah satu alasan meredupnya ormawa. Selain itu, birokrasi yang berbelit dan unsur “politik kampus” yang seringkali terjadi di internal ormawa juga menjadi fakta problem yang tidak dapat dibantahkan. Efisiensi waktu juga jadi permasalahan tersendiri, dimana banyak dari ormawa tidak memiliki managemen waktu yang baik sampai bisa melaksanakan rapat hingga larut malam misalnya. Di balik permasalahan yang menjadi hambatan untuk ormawa berkembang, ada pula manfaat yang diperoleh dari mengikuti organisasi kemahasiswaan seperti BEM atau UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) lainnya. Pertama, menjadi bagian dari ormawa memberi kamu kesempatan untuk belajar memimpin dan menjalankan proyek-proyek di internal kampus yang akan berguna ketika lulus nanti. Kedua dan yang tak kalah pentingnya, benefit berjejaring atau menambah relasi pertemanan di internal kampus juga jadi hal yang sering ditekankan ketika berbagai jenis ormawa dan UKM di kampus sedang mengadakan open-recruitment. Ketiga, ketika masuk di dunia organisasi di kampus, kamu juga akan belajar untuk melatih kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi, dimana ini penting untuk kamu miliki sebagai bekal ketika lulus nanti.
Terlepas dari semua itu, baik Program Kampus Merdeka maupun ormawa atau UKM kampus memiliki benefitnya masing-masing. Keduanya dapat membawa keuntungan dan dapat menjadi wadah untuk kamu mengembangkan diri sebagai mahasiswa, jika kamu bisa memaksimalkan potensimu disana. Terlepas dari itu semua, organisasi mahasiwa harus mampu melakukan pembenahan secara keseluruhan untuk bisa bersaing dengan tandingan lain seperti program Merdeka Belajar dari pemerintah. Hal yang dapat dilakukan ormawa untuk mulai berusaha berbenah diri adalah dengan menghilangkan birokrasi yang rumit, meminimalisir senioritas antar anggota, dan dengan dukungan pihak kampus yang bisa memberi benefit lebih besar kepada mahasiswa yang berminat berorganisasi seperti dengan sistem konversi SKS misalnya. Pada akhirnya keduanya merupakan hal yang baik, bila kita sebagai mahasiswa dapat memposisikan diri dan memilih jalan yang sesuai dengan minat bakat dan kemampuan kita, baik dalam mengikuti program Merdeka Belajar maupun dengan aktif berorganisasi di kampus.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan