Post Truth di Era Pemilu Picu Kebingungan di Kalangan Masyarakat

Saat ini kita telah memasuki tahun pemilu. Pemilu sudah di depan mata dan saat ini kita telah memasuki detik-detik waktu pelaksaan pemilu 2024 yang akan dilaksakan pada tanggal 14 Februari 2024.

Pada pemilu tahun ini pemilu diadakan serentak yang mencakup pemilihan presiden dan wakil presiden serta pemilihan untuk anggota legislatif seperti DPD dan DPR.

Apabila kita membuka laman berita, siaran televisi, dan sosial media, hampir seluruhnya dibanjiri dengan postingan atau berita seputar pemilu 2024. Berita yang disajikan tidak hanya berita seputar kampanye dan persiapan pemilu saja, tetapi juga terselip konten-konten-konten yang sifatnya dapat menaikan atau malah menurunkan elektabilitas para kontestan politik.

Saat ini media saling berlomba-lomba untuk mengekspos beragam berita terkait para kontestan politik, mulai dari berita yang sifatnya positif sampai berita yang sifatnya negatif. Ditambah lagi setiap media pastinya memberitakan hal yang berbeda terkait pihak yang menjadi kontestan politik, dimana media yang satu memuat konten yang negatif tapi berita yang lain justru memuat konten yang positif.

Lantas hal tersebut berpotensi besar untuk menciptakan kebingugan bagi masyarakat, dimana sebuah berita akan mengalami bias yang membuat masyarakat tidak bisa menilai apakah berita tersebut benar dan kredibel atau justru malah bersifat hoax.

Hal tersebut tentunya dapat membuat terjadinya post truth dimana sebuah kebohongan atau hal yang dianggap tidak benar tapi menjadi sebuah kebenaran yang dipercayai oleh masyarakat. Dalam konteks pemilu hal tersebut tentunya berpotensi membuat masyarakat menjadi bingung terhadap kontestan yang mereka pilih dan membuat penilaian mereka terhadap calon yang lain dapat berbeda sesuai dengan informasi yang mereka yakini.

Fenomena post truth tersebut tentunya tidak lepas dari peran media massa yang merupakan sebuah corong informasi bagi publik. Ditambah lagi terdapat beberapa media massa yang dimiliki oleh orang-orang yang memiliki pengaruh besar dalam sebuah partai, mendukung kontestan politik tertentu, ataupun menjadi bakal calon tentunya dapat membuat publik menjadi meragukan kebenaran dari media tersebut.

Fenomena post truth tersebut tentunya berpotensi besar membuat masyarakat menjadi kehilangan kepercayaan kepada media massa dan tidak mempercayai informasi yang diberitakan. Lantas sebagai sebuah media hendaknya dapat memberikan informasi yang jelas serta diusahakan untuk bersifat netral dan tidak memihak.

 

  16 Views    Likes  

Inovasi kurikulum merdeka untuk membangun pendidikan berkualitas di era digital

previous post

Menjadi Raksasa di Udara, Yuk Ketahui Lebih Banyak Fakta Tentang Pesawat Terbang
Inovasi kurikulum merdeka untuk membangun pendidikan berkualitas di era digital

next post

Inovasi kurikulum merdeka untuk membangun pendidikan berkualitas di era digital

related posts