Sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, batik memiliki beragam peran dan fungsi dalam kehidupan masing-masing masyarakat yang memilikinya. Sosial-religius adalah salah satu contoh fungsinya. Bahkan di Pulau Jawa, wastra tradisional ini memiliki fungsi ritual di awal sejarahnya sebagai legitimasi raja Jawa.
Sejarah Btaik Besurek.
sejak kisaran abad ke-20, wastra batik tersebar ke berbagai wilayah di Nusantara, termasuk ke Pulau Sumatera. Batik Aceh dan Batik Minangkabau misalnya. Selain itu ada juga Batik Besurek dari Provinsi Bengkulu yang unik karena memadukan motif kaligrafi Arab dengan motif bunga rafflesia, simbol khas Bengkulu.
Pada tahun 1980-an belum ada literatur batik di sana. Di Jambi, batik mulai berkembang pada tahun 1875 melalui Haji Mahibat dari Jawa Tengah yang pindah ke Jambi.
Dalam Batik Jambi terlihat pengaruh Arab dengan adanya ragam hias kaligrafi Arab dan geometri Timur Tengah. Ragam hias semacam itu biasanya hanya dipakai pada bagian atas saja untuk memuliakan ayat-ayat suci al-Qur’an. Sementara di Bengkulu, penggunaan ayat-ayat lebih disamarkan, tak terbaca namun tetap mirip tulisan Arab.
kain besurek dikenal sejak pangeran Sentot Ali Basa beserta keluarganya diasingkan di Bengkulu oleh kolonial Belanda. Mereka membawa serta bahan dan peralatan membatik untuk mengisi kesibukan di pengasingan. Singkat cerita, masyarakat Bengkulu yang melihat kemudian tertarik dan belajar sampai bisa.
Sebelum batik berkembang di Bengkulu, masyarakat Bengkulu mengenal kain Surek atau bersurek (bertulisan). Ini merupakan kain bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an yang digunakan untuk menutupi keranda jenazah. Berbeda dengan Batik Besurek, kain surek bersifat sakral sebagai bagian ritual keagamaan, juga digunakan dalam Tradisi Tabot.
Selanjutnya, seni menulis kaligrafi Arab dalam kain dipadukan dengan tradisi Indonesia yang berciri khas Bengkulu. Dimodifikasi dengan penambahan motif flora dan fauna, khususnya motif bunga raflesia. Ada juga motif burung kuau, motif relung paku (jenis tanaman pakis) dan motif rembulan yang semuanya dipadukan dengan kaligrafi Arab.
Merujuk pada wikipedia, batik Bengkulu ini diperkenalkan oleh pedagang Arab dan pekerja asal India pada abad ke-17. Berdasarkan data Dinas Koperasi PPKM Kota Bengkulu, Batik Besurek mulai diproduksi para perajin sejak tahun 1988.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan