Transformasi pendidikan di era digital menjadi semakin penting, terutama dengan munculnya pandemi COVID-19 yang memaksa banyak institusi pendidikan untuk beralih ke pembelajaran jarak jauh. Di masa pandemi dan pasca pandemi, perubahan ini tidak hanya berdampak pada cara kita belajar dan mengajar, tetapi juga membentuk paradigma baru dalam sistem pendidikan secara keseluruhan.
Pada masa pandemi, pembelajaran daring menjadi solusi utama untuk melanjutkan proses pendidikan tanpa mengorbankan keselamatan. Keterbatasan aksesibilitas, kurangnya infrastruktur digital, dan tantangan teknis lainnya menunjukkan betapa pentingnya adaptasi cepat terhadap teknologi dalam pendidikan. Namun, perubahan ini juga mengungkap kesenjangan digital yang masih ada di beberapa wilayah dan komunitas.
Pasca covid-19 teknologi digital dalam pendidikan terus digunakan. Ekosistem pendidikan digital di Indonesia memiliki ruang kendali yang sangat beragam, termasuk perbedaan geografis, kesenjangan dalam distribusi infrastruktur, kesenjangan dalam kemampuan digital pendidik, dan kesenjangan dalam metode pengajaran yang berbeda. Dengan demikian, beberapa skenario atau strategi harus digunakan untuk digunakan selama transformasi pendidikan digital pasca-Covid 19. (Assya’bani & Majdi, 2022). Kegiatan pembelajaran tradisional terhenti, ruang kelas sekolah dikosongkan dan diganti dengan ruang kelas digital yang diselenggarakan secara virtual. (Hidayat et al., 2021). Orang tua juga berperan sebagai wali kelas dan tiba-tiba harus membantu anak-anak mereka belajar. (Nurhasanah, 2020).
Di sisi lain, pandemi telah mempercepat adopsi teknologi dalam pendidikan, mendorong pengembangan platform pembelajaran daring yang lebih interaktif dan terintegrasi. Teknologi seperti kecerdasan buatan, realitas virtual, dan augmented reality mulai dimanfaatkan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif.
Selain itu, transformasi pendidikan juga terjadi dalam paradigma pembelajaran yang lebih berfokus pada keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan komunikasi, kolaborasi, pemecahan masalah, dan pemikiran kritis. Pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berpusat pada siswa, dan pendekatan pembelajaran kontekstual semakin diperkuat untuk mempersiapkan generasi masa depan menghadapi tantangan global.
Pasca pandemi, perubahan-perubahan ini kemungkinan akan terus berlanjut dan bahkan berkembang lebih lanjut. Pembelajaran hibrida, yang menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka, diprediksi akan menjadi standar baru dalam pendidikan. Selain itu, peran guru juga akan berubah menjadi lebih sebagai fasilitator pembelajaran dan kurator konten, sementara siswa akan memiliki lebih banyak otonomi dalam proses pembelajaran mereka.
Namun, tantangan juga akan tetap ada, termasuk dalam memastikan aksesibilitas teknologi dan ketersediaan infrastruktur pendukung yang memadai bagi semua orang, serta mengelola dampak psikologis dari isolasi sosial yang disebabkan oleh pembelajaran jarak jauh. Dalam era digital ini, internet menjadi kunci utama. Dalam kondisi saat ini, mengandalkan cara konvensional bukanlah pilihan efektif, malah bisa menjadi biaya tambahan dan berpotensi membahayakan kesehatan. Teknologi hadir sebagai solusi praktis untuk menghadapi krisis saat ini dengan lebih mudah.
Meskipun teknologi telah membawa banyak kemajuan dan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan kita, penting untuk diingat bahwa tidak semua aspek dari perkembangan teknologi itu baik. Sementara teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan kenyamanan, kita juga harus menyadari potensi dampak negatifnya. Misalnya, penggunaan teknologi yang berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan yang merugikan pada aspek-aspek seperti kesehatan mental dan interaksi sosial yang nyata.
Selain itu, teknologi juga dapat memperluas kesenjangan digital antara mereka yang memiliki akses dan pengetahuan teknologi yang memadai dengan mereka yang tidak. Ini dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam akses terhadap informasi dan peluang, yang pada gilirannya dapat menghambat perkembangan individu dan komunitas yang kurang beruntung. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengadopsi pendekatan yang seimbang terhadap penggunaan teknologi, dengan tetap mempertimbangkan dampaknya yang mungkin terjadi.
Secara keseluruhan, transformasi pendidikan di era digital memang menawarkan peluang besar untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas, dan relevansi pendidikan. Namun, untuk benar-benar mewujudkan potensinya, diperlukan komitmen bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, industri teknologi, dan masyarakat secara keseluruhan, untuk memastikan bahwa transformasi pendidikan di era digital dapat meningkatkan aksesibilitas, kualitas, dan relevansi pendidikan secara menyeluruh.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan