Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, adalah salah satu kota tertua di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan budaya yang kaya. Dikenal sebagai “Bumi Sriwijaya,” Palembang tidak hanya menyimpan kekayaan sejarah sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya, tetapi juga menyimpan beragam budaya yang telah berkembang selama berabad-abad. Kota ini merupakan tempat bertemunya berbagai budaya, baik dari dalam maupun luar negeri, yang bersama-sama membentuk identitas unik Palembang. Artikel ini akan mengungkap fakta-fakta menarik tentang budaya kota tua ini yang mungkin belum banyak diketahui orang.
• Warisan Kerajaan Sriwijaya
Palembang adalah pusat dari Kerajaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim besar yang berdiri sekitar abad ke-7 hingga abad ke-13. Pada masa kejayaannya, Sriwijaya menguasai perdagangan maritim di Asia Tenggara dan dikenal sebagai pusat pembelajaran agama Buddha. Warisan Sriwijaya masih bisa ditemukan di berbagai situs arkeologi di Palembang, seperti situs Karanganyar, tempat ditemukannya prasasti Kedukan Bukit yang menandai berdirinya Kerajaan Sriwijaya pada tahun 683 Masehi.
Namun, warisan Sriwijaya tidak hanya terbatas pada peninggalan fisik. Pengaruh budaya Sriwijaya juga terlihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Palembang, mulai dari bahasa hingga adat istiadat. Bahasa Melayu Palembang yang digunakan oleh penduduk setempat adalah bentuk evolusi dari bahasa Melayu Kuno yang digunakan pada masa Sriwijaya. Selain itu, tradisi lisan dan seni pertunjukan di Palembang banyak yang berakar dari budaya kerajaan ini.
• Seni dan Arsitektur Palembang: Perpaduan Melayu, Tionghoa, dan Islam
Salah satu hal menarik tentang Palembang adalah arsitekturnya yang mencerminkan perpaduan budaya Melayu, Tionghoa, dan Islam. Bangunan tradisional Palembang, seperti rumah limas dan rumah rakit, adalah contoh sempurna dari arsitektur Melayu yang adaptif terhadap lingkungan sungai. Rumah limas, yang menjadi simbol kebesaran keluarga, biasanya dihiasi dengan ukiran-ukiran khas Palembang yang kaya akan motif flora dan fauna.
Selain itu, pengaruh budaya Tionghoa dapat dilihat pada ornamen dan detail arsitektur di beberapa bangunan tua di kota ini. Kuil-kuil Tionghoa, seperti Klenteng Kwan Im, yang terletak di kawasan 10 Ulu, menunjukkan integrasi budaya Tionghoa dalam masyarakat Palembang. Seni ukir dan kaligrafi yang ditemukan di kuil-kuil ini menunjukkan perpaduan antara seni Tionghoa dan seni Islam, yang telah menyatu selama berabad-abad.
Tidak hanya itu, arsitektur Islam juga sangat kuat di Palembang, terutama di bangunan-bangunan masjid kuno. Masjid Agung Palembang, yang dibangun pada abad ke-18, merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Masjid ini menggabungkan gaya arsitektur Melayu, Tionghoa, dan Eropa, yang terlihat dari bentuk atap tumpang dan hiasan dinding masjid. Keindahan dan keunikan masjid ini menjadikannya sebagai salah satu ikon budaya dan religi Palembang.
• Tradisi Kuliner yang Khas dan Lezat
Palembang dikenal dengan kekayaan kulinernya yang menggugah selera. Salah satu makanan khas yang paling terkenal adalah pempek, yang terbuat dari ikan dan tepung sagu, disajikan dengan cuka atau kuah asam yang disebut cuko. Pempek bukan hanya makanan, tetapi juga bagian dari identitas budaya Palembang. Ada berbagai jenis pempek, seperti pempek kapal selam, pempek lenjer, dan pempek adaan, yang masing-masing memiliki cita rasa unik.
Selain pempek, Palembang juga memiliki kuliner lain yang tak kalah menarik, seperti tekwan, model, dan celimpungan. Tekwan adalah sup yang terbuat dari bola-bola ikan dengan kuah bening yang kaya rasa. Model adalah variasi dari tekwan, tetapi dengan tambahan tahu goreng sebagai isian. Celimpungan, di sisi lain, adalah hidangan yang mirip dengan pempek, tetapi disajikan dengan kuah santan yang gurih. Kuliner Palembang juga dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, seperti dalam hidangan mie celor, yang merupakan perpaduan antara mie, udang, dan kuah santan yang kental. Selain itu, Palembang memiliki berbagai jenis kue tradisional yang manis dan legit, seperti kue maksuba, kue delapan jam, dan lempok durian, yang biasanya disajikan pada saat-saat istimewa, seperti perayaan Idul Fitri atau acara adat.
• Adat dan Tradisi yang Masih Dipegang Teguh
Masyarakat Palembang sangat menjunjung tinggi adat dan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Salah satu tradisi yang masih dipraktikkan hingga saat ini adalah upacara adat pernikahan. Pernikahan adat Palembang merupakan perpaduan antara tradisi Melayu dan Islam, yang sarat dengan simbolisme dan makna filosofis. Dalam upacara pernikahan adat Palembang, prosesi akad nikah biasanya diikuti oleh serangkaian upacara adat, seperti dodol dulang dan nyebar udik-udik. Dodol dulang adalah tradisi di mana mempelai pria menyerahkan dulang berisi makanan dan hadiah kepada mempelai wanita sebagai simbol tanggung jawab dan kasih sayang. Sementara itu, nyebar udik-udik adalah tradisi menyebar beras kuning dan uang koin kepada tamu sebagai lambang berkah dan kesejahteraan.
Selain itu, Palembang juga memiliki tradisi lisan yang kaya, seperti pantun dan syair. Pantun sering digunakan dalam acara-acara adat sebagai bentuk komunikasi yang penuh dengan kearifan lokal. Syair, di sisi lain, biasanya dinyanyikan dalam acara-acara keagamaan atau perayaan adat, yang berisi nasehat dan petuah bijak.
• Festival dan Kesenian yang Memukau
Palembang memiliki berbagai festival budaya yang menarik dan sarat dengan nilai-nilai tradisi. Salah satu festival yang paling dinantikan adalah Festival Sriwijaya, yang diadakan setiap tahun untuk memperingati kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Festival ini menampilkan berbagai kesenian tradisional, seperti tari Gending Sriwijaya, sebuah tarian yang menggambarkan kemegahan dan kejayaan kerajaan di masa lalu. Selain itu, ada juga Festival Bidar, sebuah lomba perahu tradisional yang diadakan di Sungai Musi. Lomba ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat silaturahmi antarwarga. Perahu bidar yang digunakan dalam lomba ini biasanya dihias dengan ukiran dan warna-warni yang mencerminkan budaya Palembang.
Di bidang kesenian, Palembang juga terkenal dengan seni ukir dan tenun songket. Songket Palembang adalah salah satu kain tradisional yang terkenal akan keindahannya. Kain ini biasanya dipakai dalam upacara adat atau perayaan penting, dan sering kali menjadi simbol status sosial. Proses pembuatan songket yang rumit, menggunakan benang emas dan perak, menjadikan kain ini sebagai salah satu warisan budaya yang sangat berharga.
• Peran Sungai Musi dalam Kehidupan Budaya Palembang
Sungai Musi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Palembang. Sungai ini bukan hanya sebagai sumber kehidupan, tetapi juga sebagai pusat aktivitas budaya dan ekonomi. Sejak zaman Sriwijaya, Sungai Musi telah menjadi jalur utama perdagangan dan transportasi, menghubungkan Palembang dengan berbagai wilayah di Nusantara dan mancanegara. Hingga kini, Sungai Musi masih menjadi jantung kehidupan kota Palembang. Berbagai kegiatan budaya, seperti lomba perahu bidar dan festival lampion, sering diadakan di sekitar sungai ini. Selain itu, keberadaan Jembatan Ampera yang melintasi Sungai Musi menjadi ikon kota Palembang, sekaligus simbol kemajuan dan modernitas yang tetap berakar pada tradisi.
• Tantangan Pelestarian Budaya di Era Modern
Di tengah kemajuan zaman dan modernisasi, pelestarian budaya Palembang menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah perubahan pola hidup masyarakat yang semakin jauh dari tradisi. Generasi muda cenderung lebih tertarik pada budaya populer dan global, sehingga nilai-nilai budaya lokal mulai terpinggirkan. Namun, upaya pelestarian budaya tetap dilakukan oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah daerah, lembaga budaya, maupun komunitas lokal. Pendidikan budaya di sekolah-sekolah, pengembangan pariwisata budaya, dan revitalisasi seni tradisional adalah beberapa langkah yang diambil untuk menjaga warisan budaya Palembang.
Palembang adalah kota yang kaya akan warisan budaya, yang tercermin dalam sejarah, seni, kuliner, dan adat istiadatnya. Keberagaman budaya yang ada di kota ini merupakan hasil dari proses panjang akulturasi dan integrasi berbagai budaya yang datang dari berbagai penjuru. Meskipun menghadapi tantangan di era modern, upaya untuk melestarikan budaya Palembang terus dilakukan, agar generasi mendatang dapat terus menikmati dan menghargai kekayaan budaya yang dimiliki oleh kota tua ini.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan