8 Hal Ini Akan Kamu Rasakan Ketika Menjadi Mahasiswa Sastra

Salah satu faktor yang harus ditentukan oleh seorang calon mahasiswa sebelum berkuliah adalah menentukan fakultas dan jurusan yang ingin dipelajari.  Salah satu fakultas yang tersedia di Indonesia adalah fakultas sastra/bahasa dan budaya.  Banyak orang awam yang berkata bahwa berkuliah di jurusan sastra adalah kesia-siaan karena sama saja dengan mengikuti les bahasa.  Ups, hal tersebut salah besar, lho!  Ada banyak hal yang lebih kompleks dari sekadar belajar bahasa saja.  Sebagai mahasiswa sastra, penulis akan berbagi tentang hal-hal yang akan ditemui mahasiswa dalam masa perkuliahannya di jurusan sastra.

Memelajari Berbagai Macam Teori Kebahasaan

Jangan masuk sastra kalau niatmu hanya sekadar menambah skill menulis atau hobi membaca!  Di perkuliahan, kamu akan dihadapkan dengan berbagai macam teori tentang kebahasaan.  Tidak hanya itu, kamu juga harus bisa memahami bahasa dari berbagai sisi, seperi fonologi, filologi, morfologi, sintaksis, dan lain-lain.

Dituntut Untuk Menguasai Empat Kemampuan Berbahasa

Karena belajar bahasa, maka mahasiswa sastra dituntut untuk bisa menggunakan bahasa secara aktif dan pasif.  Aktif terdiri atas berbicara dan menulis, sedangkan pasif terdiri atas mendengar dan membaca.  Keempat keterampilan berbahasa ini dipelajari pada saat bersamaan dan diharapkan berkembang dari waktu ke waktu.

Mengakrabkan Diri Dengan Kamus

Baik bahasa Indonesia, daerah, ataupun bahasa asing, mahasiswa akan mengakrabkan diri dengan kamus bahasa.  Kamus sangat penting perannya dalam menambah kosa kata dan ketika mahasiswa belajar mata kuliah penerjemahan atau penulisan.  Baik kamus elektronik, digital, maupun buku, mahasiswa harus bisa menggunakan kamus dengan cara yang benar.

Banyak Membaca Berbagai Macam Tulisan

Karena banyak berhubungan dengan sastra, maka mahasiswa harus banyak membaca dan mencari referensi dari berbagai sumber.  Novel, artikel, jurnal, dan puisi-puisi bisa menjadi referensi yang akan berguna untuk penulisan esai maupun skripsi.

Berinteraksi Dengan Native Speaker

Bagi mahasiswa yang belajar sastra daerah atau bahasa asing, akan tiba saatnya ketika mereka harus mempraktekkan teori dan ilmu yang dipelajari dengan berbicara langsung kepada native speaker.  Hal ini termasuk latihan supaya para mahasiswa nantinya terbiasa berinteraksi dengan orang, bahasa, dan budaya di luar bahasa ibu mereka.

Mengikuti Tes Kemampuan Berbahasa

Sebagai mahasiswa sastra, salah satu syarat kelulusan adalah memiliki sertifikat kemampuan berbahasa seperti HSK (Mandarin), TOEFL/TOEIC (Inggris), JLPT (Jepang), TOPIK (Korea), dan lain-lain.  Tes kemampuan berbahasa ini meliputi empat keterampilan berbahasa yang sudah dipelajari oleh mahasiswa selama berkuliah.  Standar minimal nilai yang harus dicapai mahasiswa untuk lulus berbeda-beda, tergantung peraturan dari unviersitas atau instansi pendidikan yang menaungi mahasiswa.

Memelajari Banyak Aspek Dari Negara Asal Bahasa

Belajar bahasa saja?  Tidak!  Mahasiswa sastra juga diperlengkapi dengan pembelajaran tentang budaya, tradisi, serta kondisi tentang negara asal bahasa yang mereka pelajari.  Hal ini sangat penting untuk bekal berinteraksi dan berhubungan dengan orang atau lembaga dari negara bersangkutan.  Cocok banget nih buat mahasiswa sastra yang bercita-cita menjadi diplomat atau duta negara!

Memelajari Bidang Spesifik Yang Rumit

Setelah keempat keterampilan bahasa sudah dikuasai, mahasiswa akan diarahkan untuk menekuni bidang yang lebih spesifik.  Bidang yang ditawarkan ada beragam, seperti: bisnis, pariwisata, pendidikan, linguistik, budaya, sastra, dan lain-lain.  Pendalaman ini terkait tentang banyaknya kosa kata dan pengetahuan mengenai bidang spesifik tersebut.

Bagaimana?  Apakah kalian para calon mahasiswa tertarik untuk menjadi mahasiswa jurusan sastra?

Gambar: heightline.com