Aksara yang Terlupakan oleh Pemiliknya (bagian 1)

Mungkin bagi beberapa orang kurang mengenal dengan tulisan pada gambar di atas atau bahkan baru pertama kali melihatnya. Tulisan tersebut sebenarnya Aksara Sunda dari Jawa Barat. Namun sayangnya, Aksara Sunda tersebut kurang dikenal oleh masyarkat, bahkan masyarakat Sunda sendiri.

Berbagi pengalaman sedikit, pernah saya menggunakan Aksara Sunda di semua akun media sosial yang saya miliki, karena hal tersebut, banyak sekali pertanyaan dan komentar mengenai tulisan yang saya gunakan. Ada yang mengira itu tulisan yang berasal dari negara lain dan parahnya ada yang mengira itu merupakan coretan tanpa arti. Ironisnya, komentar dan pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul dari masyarakat Sunda sendiri. Melihat begitu kurangnya kepedulian masyarakat mengenai Aksara sunda. Jadi, saya ingin sedikit memperkenalkan tentang Aksara Sunda. Sama seperti Aksara Latin yang sering kita gunakan sehari-hari, Aksara sunda juga terbagi menjadi dua jenis; huruf vokal dan huruf konsonan

Huruf vokal

Berbeda dengan huruf vokal pada huruf Latin, Aksara Sunda memiliki lebih banyak huruf vokal diantaranya:

Perbedaan jumlah huruf vokal yang dimiliki Aksara Sunda dan Aksara Latin diakibatkan karena Aksara Sunda memiliki beberapa variasi dari huruf E. Sebenarnya dalam Bahasa Indonesia juga memiliki variasi dalam pelafalan hurup E seperti pada frasa "Apel Hijau" dan pada frasa "Apel Pagi". Namun, dalam Aksara Sunda perbedaan pelafalan huruf E juga dibedakan dalam penulisannya sehingga terbentuklah beberapa variasi huruf E, seperti e, é dan eu.

Huruf Konsonan

Huruf konsonan atau disebut juga dengan Aksara Ngalagena dalam Aksara Sunda, memiliki sedikit perbedaan dengan Aksara Latin. Aksara Ngalagena pada Aksara Sunda sudah memiliki bunyi A, seperti B menjadi Ba, C menjadi Ca dan seterusnya. Berikut daftar hurufnya:

Sehingga, saat kita menulis kata "Nama" dalan Aksara sunda menjadi :

Cukup di sini dulu perkenalan dengan Aksara Sunda, pembahasan lebih dalam menganai Aksara Sunda akan dijelaskan di artikel berikutnya. Semoga dengan ini, akan lebih banyak lagi masyarakat yang perduli dengan kebudayaan daerah terutama kepedulian terhadap Aksara Sunda dan kemauan untuk mempelajarinya.