DAMPAK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILU 2024

Pemilih pemula, atau pemilih baru, memiliki peran penting dalam pemilu 2024. Dengan minimnya pengalaman dalam partisipasi pemilu, pemilih pemula cenderung memiliki kesadaran politik yang rendah dan tidak mampu mengkaji lebih dalam mengenai visi misi dari setiap kandidat. Oleh karena itu, pendidikan politik perlu dilakukan agar pemilih pemula dapat menjadi pemilih cerdas yang bisa membentuk kebijakan publik yang inklusif dan mewakili seluruh masyarakat.

Pemilih pemula diprediksi menjadi konstituen terbesar pada pemilu 2024, dengan jumlah pemilih muda yang diperkirakan mengalami peningkatan. Generasi milenial dan generasi Z diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar, dengan pemilih muda atau pemilih milenial merupakan pemilih dengan rentang usianya antara 17-37 tahun.

Peran pemilih pemula dalam pemilu 2024 adalah sebagai pemeran utama dalam kontestasi pemilu, dan mereka diharapkan dapat menjadi pemilih cerdas yang bisa membantu membentuk kebijakan publik yang inklusif dan mewakili seluruh masyarakat. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk membangun kesadaran politik pemilih pemula melalui sosial media, kurikulum pembelajaran, dan pendidikan politik yang dilakukan oleh pemerintah setempat dan KPU.

Pemilih pemula harus pintar dan cermat terlebih jika melihat atau membaca informasi yang tersebar di sosial media, serta harus selalu membaca buku dan artikel yang berkaitan dengan pemilu. Pemilih pemula juga harus menilai latar belakang setiap kandidat, program kerja, dan keberhasilan target program kerja.

Dalam pemilu 2024, pemilih pemula diharapkan dapat menjadi penyumbang "golput" dalam pemilu, yang dapat menjadi penyumbang kepada kemajuan bangsa. Peran pemilih pemula sangat dinantikan dalam pemilu 2024, karena mereka memiliki akses yang lebih baik ke komunikasi massa dan media, serta ide, cara pandang, dan energi baru yang dapat meremajakan dunia politik.