Soto Ayam Gondrong, Primadona Kuliner Anak Bekasi Timur

Panas, gerah, dan lembayung Bekasi berpadu erat dengan sedap segarnya soto ayam gondrong Bekasi Timur. 

Jajaran kuliner di Bekasi memang beragam. Kondisi udara yang panas, tentu membuat masyarakat selalu mencari kuliner yang dingin. Salah satunya Es Sinar garut, yang katanya menjadi primadona es campur dan teler di Bekasi. Ada juga kuliner sedap yang tidak dingin tapi menyebarkan, yaitu soto. 

Memang soto ini bukan berasal dari Bekasi, atau daerah sekitar. Melainkan dari Surabaya, Jawa Timur. Ya Surabaya, bukan Lamongan ataupun Banjar Limau Kuit, tapi soal rasa saya berani jabanin coba datang langsung ke gerai soto ayam gondrong. Bagi kalian orang Bekasi, atau anda yang tidak sengaja berkunjung ke daerah Bekasi, wajib cobain ini soto ayam gondrong. 

Orang Bekasi, khususnya rakyat Bekasi timur saya rasa tidak asing dengan nama ini. Tapi, agar dikenal lebih luas, saya kenalkan soto ayam gondrong. Jangan bayangkan asal usul nama ayam gondrong karena ayam dalam soto yang masih memiliki rambut alias gondong. 

Konon, menurut pedagangnya yang bercerita langsung pada saya. Soto ayam gondrong tercipta sebab para pekerjanya dahulu berambut gondrong. Soto ini memang bukan berasal dari Lamongan, tapi mengandung cita rasa Surabaya. Bahkan menurut pemilik soto ayam gondrong yang akrab dipanggil kembar Jaliki, ada pelanggan yang sejak SMP hingga saat ini memiliki anak. 

Soto ayam gondrong telah berdiri sejak 1995, rasa kuahnya yang bening lekat di lidah, selalu membuat konsumen nagih. Terbukti dengan turun temurun pelanggan setia soto ayam gondrong. Pengelola soto ayam gondrong akrab dipanggil kembar jaliki sebab mereka adalah saudara kembar, Rizal dan Rizki. Kedua adik berkakak kembar itu sudah mulai membantu berjualan sejak kecil, hingga saat ini sudah kuliah. 

Soal rasa, tak perlu diragukan lagi tentu. Apalagi soal koya soto, pasti penggemar soto paham apa itu koya. Koya soto ayam gondrong menjadi khas sebab berasal dari kelapa, bukan dari kerupuk. Soto ini begitu lekat dengan aroma rempah, bening karena tanpa santan. 

Menikmati soto ayam gondrong, di tengah panasnya Bekasi menambah stamina kerja kian mentereng. Cukup merogoh kocek 15 ribu untuk varian soto dengan nasi yang dicampur, 19 ribu dengan nasi yang terpisah, dan hanya 14 ribu untuk kuah sotonya saja. 

Soto ayam gondrong memiliki kisah cukup panjang. Mula mula, soto gondrong disajikan dengan gerobak dorong, sekira tahun 1995 hingga 2001-an, konsumen perlu berpanas panasan demi menikmati soto legendaris ini. Saat ini, gerai soto ayam gondrong telah berdiri megah, konsumen tinggal duduk di bawah udara sejuk kipas angin berteman segelas es teh dan kerupuk ikan. Soto ayam gondrong menang tidak membuka cabang. Menurut pemilik gerai, hal itu demi mempertahankan cita rasa. 

Cita rasa kuliner segar, di tengah kecamuk udara panas harusnya menjadi dua hal berlawanan. Di gerai soto ayam gondrong, paduan suasana itu menjadi cita rasa bagi para penghuni daratan Bekasi timur. 

Mulai dari anak muda, om tante, hingga bapak ibuk, hingga kakek nenek soto ini tidak mengecewakan. Apalagi bagi penggemar setia dunia persotoan, jelas soto ayam gondrong jadi jawaban. Namun, para pelanggan mesti sabar. Sebab, setiap ramadan soto ayam gondrong tutup penuh. Akan buka kembali pasca hari raya.