stereotip Bikin Nggak Nyaman!

Mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita mendengar tentang apa itu stereotip. 

Ungkapan-ungkapan bahkan penliaian diri kita acap kali berkaitan dengan stereotip orang-orang tentang kita.

Mungkin bisa dikatakan juga kalau stereotip ini layaknya mengkotak-kotakan ya. Atau lebih tepat melabeli.

Padahal menurut KBBI stereotip definisinya ialah :

konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat.

Contoh stereotip yang acap kali di dengar adalah "Alah, orang Indonesia pasti ngaret kalau janjian", "Aduh jangan janji-janji deh nanti jam karet lagi"

Yap benar, itulah yang sering terngiang-ngiang di telinga jika kita hadir terlambat. Mungkin ungkapan ini tepat jika kita acap kali telat dalam suatu pertemuan atau kita membuat janji temu tetapi kita sering melewati batasnya kurasa wajar-wajar saja. Tetapi, bagi kita yang sudah berusaha mati-matian tetapi ada saja kendalanya untuk hadir tepat waktu tentu ini jadi hal yang kurang ini jika pada salah satu pertemuan terlambat tetapi di cap sebagai si jam ngaret. Inilah stereotip, menganggap semua sama jika melakukan hal yang sama...

Contoh lainnya

"Dasar wong Solo, nggak bisa kerja gercep."

Eitss, belum tentu. Jangan sampai karena kelemah lembutannya wong Solo dianggap lemah lembut juga dalam bekerja. Ini juga stereotip.

"Eh jangan main sama si A di dari derah X, soalnya daerah X banyak malingnya pasti dia maling juga."

Ini juga sterotip.

"Eh jangan nikah sama orang Kidul, orang kidul itu ceweknya materalistis" 

Ini juga termasuk sterotip.

Ayolah sebagai sesama manusia yang tidak mau disinggung atau terseinggung, stop untuk melabeli, mencap atau stereotip kepada orang. Karena belum tentu dia sama dengan apa yang pernah kita semua.

Setiap manusia memang sama derajatnya akan tetapi belum tentu sama sifat dan sikapnya -agnia