Benteng Marlborough adalah benteng peninggalan Inggris di Kota Bengkulu . Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1714-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callett sebagai benteng pertahanan Inggris. Konon, benteng ini merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah benteng St. George di Madras, India. Benteng Marlborough tidak hanya menjadi salah satu tempat wisata yang sering di kunjungi tetapi juga memiliki sejarah yang panjang juga.
Saat itu Inggris melakukan ekspansi di sebagian wilayah Sumatera, terutama di Bengkulu, hingga kemudian mendirikan Benteng Marlborough. Lokasi benteng ini berada di tepi Samudera Hindia menghadap ke selatan. Benteng seluas 44.100 persegi ini masih terlihat kokoh, bersih dan terawat. Seperti ciri khas benteng Inggris, di bagian luar benteng dikelilingi parit buatan. Jika Anda memperhatikan arsitekturnya, benteng ini terlihat simetris, terutama jika dilihat dari udara. Rohidin mengatakan Benteng Marlborough ini dahulu dijadikan markas besar East Indian Company, sebuah perusahaan dagang Inggris yang kala itu menguasai komoditi lada hitam Bengkulu yang dibawa hingga ke Britania Raya.
Benteng ini pernah dibakar oleh rakyat Bengkulu; sehingga penghuninya terpaksa mengungsi ke Madras. Mereka kemudian kembali tahun 1724 setelah diadakan perjanjian. Tahun 1793, serangan kembali dilancarkan. Pada insiden ini seorang opsir Inggris, Robert Hamilton, tewas. Dan kemudian pada tahun 1807, residen Thomas Parr juga tewas. Keduanya diperingati dengan pendirian monumen-monumen di kota Bengkulu oleh pemerintah Inggris.
Setelah Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Hingga tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya.
Selain memiliki sejarah yang cukup menarik untuk di ikuti, Benteng ini pun memiliki daya tariknya sendiri. Dibelakang Benteng ini terdapat Pantai Tapak Paderi, dan juga arsitektur Inggris abad ke-17 masih sangat terasa pada bangunan ini.
Ketika memasuki pintu, kita akan memasuki tempat berupa lorong dimana pada lorong ini terdapat 4 buah pemakaman yang bertuliskan George Shaw (1704), Richard Watts Esg (1705), Kames Cune (1737) dan terakhir Henr Stirling (1774), dua diantaranya berasal dari zaman benteng York.
Di ujung lorong, kita akan melewati jembatan yang panjangnya kurang lebih 10 meter. Menurut cerita, dulunya jembatan ini bisa ditarik ke atas dengan menggunakan rantai. Antara bangunan lorong dan bangunan utama, di pisahkan oleh parit yang mengelillingi bangunan utama. Di dalam bangunan utama ini, anda akan menemukan ruangan yang dulunya difungsikan sebagai penjara di sisi kanan dan di sisi kiri. Kedua penjara ini dipisahkan oleh pintu besi.
Ketika kita masuk lagi keruangan yang lebih dalam, kita akan menemukan jalan naik ke atas Benteng Marlborough. Ketika kita naik ke atas, kita akan melihat pemandangan yang menakjubkan, mulai dari hamparan Samudra Hindia yang berbatasan dengan garis pantai Tapak Paderi, bentuk benteng dari atas dengan beberapa meriam yang menghadap ke laut dan pemandangan pemukiman warga sekitar serta kampung cina yang tampak indah.
Lokasi Benteng Marlborough sangat mudah di akses karna letaknya yang tidak jauh dari pusat kota dan dekat dengan Pantai Panjang. Untuk memasuki Benteng ini kita hanya perlu membayar Rp.10.000,00 untuk tiket masuk dan membayar parkir. Jika sedang bepergian ke Bengkulu jangan lupa untuk mengunjungi Benteng Marlborough yaaa!!!
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan