Berikut Hikmah yang Dapat Dipetik Dari Ramadhan Selama Pandemi

Ramadhan kedua masih dalam keadaan pandemi, tentu banyak hal berbeda yang akan dirasakan pada ramadhan kali ini. Salah satu yang paling kentara pada beberapa kebijakan mudik, dengan keharusan beberapa patron peraturan banyak masyarakat yang harus rela berdiam di kota tempat perantauan kendati rindu telah menggebu. Ramadhan kali ini memang terasa kian berbeda, ditambah lagi runtutan kejadian bencana dan musibah yang melanda sebagian besar daerah di Indonesia.

Kondisi pandemi covid-19 memaksa masyarakat untuk diutamakan salat tarawih di rumah, banyak beraktivitas di dalam rumah, saat keluar mesti menjaga jarak atau paling tidak menggunakan masker. Satu hal yang cukup miris pada kondisi ekonomi kian hari kian tidak menentu, bahkan terbilang sulit. Keadaan pandemic covid-19 tentu bukan alasan untuk berdampak pada kekhusukan puasa ramadhan. Justru, dengan kondisi seperti ini menjadi kunci banyaknya kebaikan yang bisa dituai.

Salah satu keistimewaan bulan puasa ramadhan kali ini adalah bentuk menjaga kualitas ibadah puasa. Abul ‘Aliyah –seorang tabi’i- menyatakan: Seorang yang berpuasa berada dalam keadaan beribadah selama ia tidak berghibah (menggunjing orang lain). (riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf no 8982). Itu yang kemudian jika puasa dilakukan lebih banyak aktivitas di dalam rumah sehingga jarang bertemu dengan orang lain. Sebaliknya saat melakukan aktivitas di luar rumah biasanya membuat kualitas ibadah puasanya berkurang karena jika bertemu dengan orang lain maka kegiatan yang dilakukan adalah membicarakan keburukan. Hal-hal inilah yang sering kali membuat kualitas ibadah puasa berkurang.

Kondisi itu juga menjadi berkah bagi lisan umat muslim, aktivitas di dalam rumah membuat lebih sadar diri. Berbeda saat berkumpul dengan teman, atau orang lain tidak jarang keluar perkataan kotor juga kalimat-kalimat tidak pantas saat tengah berpuasa ramadhan. Puasa adalah tameng, maka janganlah berbuat rofats (ucapan atau perbuatan kotor), dan jangan berbuat kebodohan (H.R al-Bukhari no. 1761I).

Berdiam diri di rumah akan menjaga ucapan dari perkataan-perkataan buruk. Kendati pandemi berdampak buruk pada beberapa aspek kehidupan, sekaligus juga covid-19 menyadarkan manusia sebagai seorang hamba untuk lebih dekat dengan keluarga dan menumbuhkan rasa kasih sayang antar sesama keluarga. Ruang gerak yang dibatasi akibat pandemi membuat seluruh anggota keluarga untuk tetap berada di rumah. Keadaan ini menjadikan rumah sebagai tempat untuk saling mendekatkan diri satu sama lain dan saling bercengkrama bersama.

Selain daripada itu, faktor lain yang kini menjadi sebuah berkah adalah bentuk perhatian pada gizi dan kebutuhan makanan sehat. Kondisi covid-19 ini tentu memberikan pelajaran guna memperhatikan kesehatan tubuh, tentunya dengan memilih makanan dan kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Hendaknya makanan yang dikonsumsi memang benar-benar sudah bersih, juga sehat. Sehingga nantinya makanan atau minuman tersebut bisa dinikmati bersama seluruh keluarga.

Beberapa hal tersebut merupakan hikmah baik di balik keberadaan pandemic covid-19. Jika selama ini ramadhan dilaksanakan bersamaan dengan aktivitas kesibukan pribadi, maka ramadhan kali ini sebagai momentum banyak menghabiskan waktu bersama keluarga terdekat. Kehangatan bercengkrama dengan keluarga kian terasa. Sehingga semangat di bulan ramadhan harus tetap dipertahankan. Tidak ada hal yang berkurang di dalam pelaksanaan ibadah di rumah.

  37 Views    Likes  

Cetak Prestasi dengan Strategi Persiapan Ujian Terbaik

previous post

MASIH SEPI PEMINAT? INI DIA KEUNTUNGAN DARI MASUK JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN!
Cetak Prestasi dengan Strategi Persiapan Ujian Terbaik

next post

Cetak Prestasi dengan Strategi Persiapan Ujian Terbaik

related posts