Halo sobat OSC !
Apa kabar ? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan hati yang ceria ya…
Kali ini pembahasan artikel mengenai dampak dari psikologi anak yang tumbuh dengan keluarga broken home. Disimak sampai habis ya, sobat OSC…
A. Sulit bergaul
Ketika seorang anak mengalami broken home, dia akan malu dan merasa tidak aman. Sulit mengembalikan kepercayaan diri mereka bahkan setelah menggunakan. Anak-anak ini seringkali mengasingkan diri dari masyarakat karena merasa rendah diri. Kurangnya perhatian, waktu untuk bersama keluarga dan tidak memiliki cerita tentang keluarga adalah salah satunya.
B. Iman yang Dangkal
Dampak terbesar dari broken home adalah lemahnya iman yang menyatakan bahwa orang tua adalah faktor pertama penentu baik atau buruknya keimanan seorang anak. Orang tua yang seharusnya menjadi sekolah agama pertama kali sejak anak-anak hingga dewasa tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Sehingga anak yang broken home berdampak buruk dan seringkali jauh dari agama.
C. Cinta Kecil
Bentuk Broken home ternyata membuat hak anak tidak terpenuhi sebagai seseorang yang menerima kasih sayang dan cinta dari orang lain, terutama orang tua. Mereka juga tidak mendapatkan kebutuhan dasar seperti diperhatikan dan disayangi dan hal ini seringkali membuat anak broken home merasa kurang kasih sayang dan bersikap brutal. Selain itu, orang tua yang kurang memperhatikan dapat membuat anaknya tidak mendapatkan gizi dan gizi yang cukup selama masa pertumbuhannya, kebutuhan akan pakaian dan mainan, sehingga kebutuhan di sekolah tidak terpenuhi.
D. Cacat mental
Apakah Anda sering melihat anak-anak dari keluarga broken home bertingkah lepas kendali, sulit dikendalikan atau bertingkah seperti orang yang mengalami gangguan jiwa? Seringkali anak-anak dari keluarga yang berantakan mengalami stres seperti depresi dan kecemasan karena tidak memiliki teman untuk mendengarkan. Sementara orang tua biasanya tempat menyampaikan keluh kesah dan hal-hal buruk.
e. Benci Orangtua
Bagi orang tua yang membuat rumah tangga yang kurang baik, membuat anak mengalami kondisi seperti membenci ayah, ibu, atau bahkan kedua orang tuanya ketika terjadi broken home. Ia belum bisa memahami dan menerima apa yang sebenarnya terjadi dan masalah apa yang membuat Anda atau suami istri menjadi bermasalah dan bermusuhan. Sehingga ia akan menganggap semua yang terjadi adalah kesalahan salah satu atau kedua orang tuanya.
F. Bisu atau Orang Asing
Budaya bisu biasanya terjadi pada mereka yang memang mengalami problem broken home. Sangat mudah membedakannya, dimana anak yang bahagia dengan keluarganya akan sering berinteraksi dan juga bersosialisasi dengan orang tua dan membuat anak aktif dan tidak pendiam. Sedangkan bagi mereka yang broken home karena kurangnya komunikasi dan dialog antar anggota keluarga. Permasalahan yang muncul dalam budaya bisu ini sebenarnya terjadi pada masyarakat yang saling mengenal dan terikat tali batin.]
G. Kecemasan
Anak-anak mulai menderita kecemasan dan ketakutan yang tinggi karena melihat orang yang mereka cintai dan juga tempat tinggal mereka mulai terluka satu per satu. Bukan tanpa alasan, seringkali anak yang awalnya percaya dan merasa aman menjadi minder karena melihat sisi lain dari orang tuanya dan ini berbahaya. Sehingga dapat menimbulkan kecemasan yang tinggi pada anak.
H. Pemberontak
Ketika anak menjadi tidak percaya pada orang tuanya dan merasa bahwa anak tersebut benar-benar membuat orang tuanya tidak sesuai dengan kebutuhan atau pandangannya, akibatnya anak akan memberontak dan menjadikan masalah sebagai pelarian terbaik. Anak-anak korban perceraian pasti akan menjadi pemberontak.
I. Tidak Sesuai Prinsip
Ketika seorang anak tidak memiliki tempat untuk mengadu atau tidak mempercayai orang tuanya, mereka merasa tidak nyaman. Selain itu anda berusaha mencari tempat lain ketika ingin menghibur diri sendiri, hal ini seringkali membuat anak anda menjadi seseorang yang tidak tegas dan tidak berpegang teguh pada prinsipnya. Sehingga mereka mungkin sering terbawa oleh hubungan yang buruk dan juga berdebat dan mengatakan bahwa pilihan mereka adalah yang benar.
J. Asing dengan Cinta
Anak yang biasanya broken home justru bisa sebaliknya dengan membutuhkan kasih sayang. Dimana mereka mungkin orang asing dan tidak menyukai perasaan atau kasih sayang yang tulus. Mereka akan berpikir bahwa kasih sayang adalah hal yang palsu dan juga tidak berarti dan tidak dibutuhkan oleh manusia.
K. Hidup ini sia-sia
Anak broken home sering merasa disia-siakan oleh orang tuanya sehingga menganggap hidup sia-sia dan menjalani hidup tanpa gairah. Jika sudah seperti ini akan menyebabkan anak tidak memiliki target hidup dan sebagainya.
L. Kasar
Anak broken home mungkin memiliki trauma atau pengalaman buruk yang membuat mereka berperilaku seperti orang tuanya. Kekasaran adalah salah satu hal yang pada akhirnya membuat anak berpikir bahwa sikap tersebut baik-baik saja.
M. Sayang sendiri
Tak jarang beberapa anak menjadikan alasan broken home sebagai rasa kasihan sehingga tidak mendapatkan semua kebutuhan atau kewajiban yang ada. Padahal, mereka harus menjalankan kewajibannya sebagai anak dan hidup normal.
Demikian penjelasan mengenai dampak psikologis anak broken home yang harus diketahui, khususnya bagi orang tua yang memiliki keluarga broken home, karena sangat berbahaya bagi mental dan psikologis seorang anak.
Sekian artikel kali ini, terima kasih yang sudah menyimak sampai akhir…
Sampai jumpa di artikel berikutnya..
Salam Penulis,
Putri Suci Nur Cholisah
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan