Juvenile Delinquency di Indonesia: Tantangan dan Upaya Penanggulangannya

Juvenile delinquency atau perilaku kriminal pada anak di bawah usia 18 tahun merupakan masalah sosial yang mendapat perhatian di Indonesia. Fenomena ini mencakup berbagai pelanggaran hukum, mulai dari pelecehan anak hingga kejahatan berat. Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat Indonesia dan pemerintah pertama-tama harus memahami akar penyebab dan kemudian merancang solusi yang efektif.

 

Penyebab Juvenile Delinquency di Indonesia Beberapa faktor berikut yang dapat berkontribusi terhadap terjadinya juvenile delinquency di Indonesia: 1. Faktor Sosial Ekonomi: Ketimpangan sosial ekonomi dan kemiskinan dapat mendorong anak untuk melakukan perilaku kriminal demi memenuhi kebutuhan dasar atau mendapatkan pengakuan.

2. Keluarga dan Lingkungan: Keluarga bermasalah, kurangnya pengawasan orang tua, dan kekerasan dalam rumah tangga berpengaruh oleh perilaku anak.

3. Pengaruh Teman Sebaya: Pengaruh teman sebaya memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku anak. Jika mereka memiliki teman bermasalah, peluang mereka untuk terlibat dalam aktivitas kriminal meningkat.

4. Kurangnya akses pendidikan: Anak- anak yang tidak menerima pendidikan yang memadai lebih cenderung terlibat dalam perilaku nakal.

5. Kemiskinan dan Pengangguran: Kemiskinan dan tingkat pengangguran yang tinggi dapat menyebabkan anak-anak menjadi frustrasi dan tidak puas sehingga mendorong mereka untuk mencari cara alternatif untuk bertahan hidup.

Upaya Penanggulangan Juvenile Delinquency Berbagai upaya harus dilakukan untuk mengurangi jumlah juvenile delinquency di Indonesia, antara lain : 1. Meningkatkan kesadaran publik : Melalui kampanye dan sosialisasi publik, sebarkan informasi tentang konsekuensi negatif dari perilaku nakal dan pentingnya pencegahannya.

2. Penguatan Peran Keluarga: Membantu keluarga dalam mendidik dan mengawasi anaknya, serta membimbingnya menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

3. Pendidikan dan Pelatihan: Meningkatkan akses anak-anak terhadap pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk membekali mereka dengan keterampilan terkait pekerjaan.

4. Program Kepemudaan dan Kegiatan Positif: Program bantuan yang melibatkan anak-anak dalam kegiatan positif seperti olahraga, seni, dan pengabdian masyarakat untuk mengalihkan perhatian mereka dari perilaku negatif.

5. Reformasi Sistem Peradilan Pemuda: Pastikan bahwa sistem peradilan pemuda berfokus pada rehabilitasi dan reintegrasi daripada hukuman represif.

6. Pemantauan Media: Tingkatkan pemantauan konten media kekerasan dan kriminal untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap anak-anak.

 

Kesimpulannya, juvenile delinquency merupakan masalah serius di Indonesia yang membutuhkan perhatian segera. Diharapkan dengan mengidentifikasi penyebab dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, tingkat kejahatan di kalangan anak-anak akan berkurang, begitu juga dapat menciptakan keamanan dan keharmonisan rumah secara keseluruhan masyarakat Indonesia.

 

 

Sumber: touched.id

  244 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts