Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) UKM PERISAI Universitas Muslim Indonesia (UMI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat pesisir Ampekale. Setelah sebelumnya sukses melaksanakan sosialisasi, penyuluhan, dan pelatihan produksi sambal tiram, kali ini tim melangkah lebih jauh dengan menggelar sosialisasi strategi pemasaran dan digital marketing di Desa Ampekale, Kabupaten Maros.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari program bertajuk “Pemberdayaan masyarakat nelayan Desa Ampekale melalui hilirisasi produk tiram berbasis blue economy”. Fokusnya adalah memastikan produk olahan tiram, khususnya produk olahan tiram Ampekale, tidak hanya berhenti di tahap produksi, tetapi juga mampu dipasarkan dengan strategi yang tepat agar memberi manfaat ekonomi berkelanjutan bagi warga.
Untuk memperkuat materi, kegiatan ini menghadirkan Ihwana Asad, S.Ag., M.Sc., Ph.D., seorang akademisi sekaligus praktisi yang telah berpengalaman dalam inkubasi bisnis. Dalam paparannya, Ihwana Asad, S.Ag., M.Sc., Ph.D., menekankan pentingnya pemahaman rantai nilai produk, mulai dari pengolahan, kemasan, branding, hingga distribusi. Beliau menjelaskan bahwa tanpa strategi pemasaran yang matang, produk unggulan lokal berpotensi hanya berhenti sebagai konsumsi internal, tanpa mampu menembus pasar yang lebih luas.
“Produk olahan tiram Ampekale memiliki potensi besar sebagai ikon kuliner lokal. Namun, tantangannya ada pada bagaimana masyarakat bisa memposisikan produk ini di pasar. Dengan memanfaatkan digital marketing, produk ini bisa menjangkau konsumen dari luar daerah bahkan pasar nasional,” jelas Ihwana Asad di hadapan peserta.
Selain praktik, kegiatan juga diselingi sesi tanya jawab interaktif, sehingga warga bisa langsung mengajukan pertanyaan seputar pemasaran digital, tips membuat konten menarik, hingga strategi penjualan online.
Sebelum dan sesudah sesi, dilakukan pretest dan posttest untuk mengukur pengetahuan warga. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan, di mana warga mulai memahami langkah-langkah dasar promosi digital dan siap menerapkannya untuk memasarkan produk mereka.
Ketua Tim PPK Ormawa PERISAI UMI menjelaskan bahwa pendampingan pemasaran ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan produksi. “Kalau sebelumnya warga sudah bisa membuat sambal tiram, maka langkah berikutnya adalah bagaimana produk ini bisa dipasarkan. Strategi digital marketing menjadi kunci agar produk tidak hanya dikenal di lingkup lokal, tetapi bisa bersaing di pasar yang lebih luas,” ujarnya.
Program ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam mengangkat identitas kuliner pesisir. Dengan dukungan pemasaran digital, Produk olahan Tiram Ampekale berpeluang menjadi ikon produk olahan laut yang bernilai ekonomi sekaligus memperkuat identitas desa.
Melalui rangkaian kegiatan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan produksi, dan kini pendampingan pemasaran digital, Tim PPK Ormawa PERISAI UMI optimis bahwa masyarakat nelayan Ampekale mampu berdiri mandiri sebagai pelaku usaha yang tangguh, kreatif, dan berdaya saing di era digital.