Di tengah tumpukan tugas, UTS, skripsi, dan ekspektasi dari dosen, orang tua, bahkan diri sendiri, mahasiswa sering kali lupa satu hal penting: mencintai diri sendiri. Kita terlalu sibuk mengejar nilai sempurna, ikut organisasi, atau membuktikan bahwa kita "produktif", sampai-sampai lupa istirahat. Tapi, memang bisa ya menerapkan self-love di tengah semua tuntutan akademik? Self-love bukan berarti bermalas-malasan atau menghindari tanggung jawab. Self-love adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri, menerima kekurangan sekaligus merawat diri secara mental, emosional, dan fisik. Ini adalah bentuk cinta yang nggak egois—malah jadi pondasi agar kita bisa bertahan dan berkembang, termasuk di dunia perkuliahan.
Menurut artikel dari Siloam Hospitals, self-love membantu seseorang terhindar dari stres, kecemasan, dan gangguan mental. Ketika kita memperhatikan diri sendiri, kita jadi lebih siap menghadapi tekanan. Sementara itu, Kompas Lifestyle menyebutkan bahwa remaja dan mahasiswa yang memiliki self-love cenderung lebih kuat saat menghadapi kegagalan atau tekanan dari lingkungan. Jadi, jelas banget bahwa mencintai diri sendiri itu bukan "kemewahan", tapi kebutuhan. Lalu, gimana caranya menerapkan self-love di dunia perkuliahan yang sibuk dan kadang nggak memberi ruang buat bernapas?
Pertama, kenali batasmu. Kamu boleh bilang "nggak" kalau sudah terlalu lelah. Nggak semua tawaran jadi panitia harus kamu ambil. Kedua, istirahat itu bukan dosa. Tidur cukup, makan teratur, dan memberi waktu diri untuk rehat justru bikin kamu lebih fokus saat belajar. Ketiga, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Semua orang pernah gagal ujian atau salah ambil keputusan. Itu bagian dari proses belajar, bukan alasan untuk menyalahkan diri terus-menerus.
Self-love juga bisa dimulai dari hal kecil: menulis jurnal harian, membuat daftar hal-hal yang kamu syukuri, atau menyempatkan waktu buat hobi. Kadang kita butuh berhenti sebentar, menarik napas, dan bilang ke diri sendiri, "Aku cukup. Aku sedang berproses."Di dunia yang serba cepat ini, mencintai diri sendiri bukan hal yang mudah. Tapi justru karena itulah self-love jadi penting. Bukan untuk menjadikan kita lemah, tapi agar kita tetap kuat dalam perjalanan ini. Mahasiswa yang sehat mentalnya akan lebih tahan banting dalam menghadapi dunia akademik yang keras.
Jadi, self-love di tengah tuntutan akademik? Bisa banget. Bahkan, seharusnya jadi prioritas.
Referensi:
Siloam Hospitals. (2023). Apa Itu Self-Love dan Manfaatnya bagi Kesehatan Mental.
Kompas Lifestyle. (2023). Pentingnya Self-Love bagi Remaja.
previous post
12 Makanan Sehari-hari yang Bisa Menyebabkan Keracunan