Halo Sobat OSC!
Apakah kalian termasuk orang yang suka membaca buku? Buku apa yang sering kalian baca?
Novel merupakan salah satu jenis buku fiksi yang gemar dibaca oleh hampir semua kalangan masyarakat. Salah satu penulis novel yang dikenal dengan karya-karyanya yang khas dan adalah Tere Liye. Salah satunya novel terbarunya berjudul “Selamat Tinggal” yang diterbitkan tahun 2020 terdapat hal yang menarik untuk dibahas.
1. Potret Fenomena Barang Bajakan
Tokoh utama di dalam novel ini bernama Sintong Tinggal. Dia adalah mahasiswa rantau yang berkuliah di kampus besar di fakultas sastra. Kemampuan menulis Sintong sangat menakjubkan, bahkan karya-karyanya masuk di koran nasional. Namun entah mengapa, hingga tahun ke tujuh, Sintong belum juga menyelesaikan skripsinya hingga dikenal sebagai mahasiswa abadi di kampusnya. Selama kuliah, Sintong ditugaskan menjaga toko buku yang berada di dekat kampus milik pakliknya sebagai ganti biaya kuliah Sintong. Namun, bukan toko buku layaknya Gramedia, Togamas, atau toko buku legal lain. Toko buku milik Paklik Maman adalah toko buku yang menjual buku-buku bajakan. Bisnis yang sangat menguntungkan, apalagi pembelinya dari kalangan mahasiswa.
Fenomena buku bajakan dan barang bajakan lain adalah hal yang umum terdapat di sekitar kita. Tere Liye mengungkapkan rasa geram kepada penjual dan penikmat barang bajakan. Ia juga menyindir pemerintah yang seperti enggan menuntaskan masalah tentang fenomena pembajakan yang sudah marak terjadi di Indonesia.
2. Susahnya Menyampaikan Kritik Kepada Pemerintah
Alur cerita membawa Sintong menyelisik kehidupan Sutan Pane -seorang penulis besar yang hilang tanpa kabar- untuk tugas akhir skripsinya. Sutan Pane dikenal dengan tulisannya yang tajam, penuh inspirasi dan pemikiran yang menarik. Seorang penulis yang netral, tidak memihak kelompok maupun partai manapun dan berani mengkritik. Namun, sayangnya keberanian itu membuat Sutan Pane banyak dibenci politisi yang merasa terancam dengan tulisan-tulisan tajam Sutan Pane.
Negara kita adalah negara demokrasi. Suara rakyat adalah suara tertinggi dalam sistem pemerintahan. Kita diberi kebebasan berpendapat, termasuk berpendapat tentang negeri kita sendiri. Tere Liye seperti menyalakan semangat anak muda agar berani menyampaikan pendapatnya untuk negara yang lebih adil, jujur, dan menjaga kehormatan negeri ini.
3. Revolusi Diri
Pada akhirnya, Sintong memutuskan untuk berhenti membantu pakliknya menjual buku bajakan. Awalnya, keputusan Sintong ditolak mentah-mentah oleh keluarga paklik Maman Namun begitulah adanya, ketika kita berusaha menjadi manusia yang lebih baik, meninggalan keburukan, selalu ada yang menerima pun ada yang menghina. Namun jalan terbaikya adalah fokus pada diri kita sendiri. Seperti yang dituliskan Tere Liye di paragraf terakhirnya: “Kita tidak sempurna, kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut. Novel ini sangat bagus untuk dibaca terlebih generasi muda yang kelak diharapkan sebagai agen pembawa perubahan sebagai generasi calon penerus bangsa. Dengan itu, negara kita memilik politik yang sehat, masyarakat mendapat keadilan dan hidup damai sentosa.
Judul : Selamat Tinggal
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2020
Jumlah halaman : 350 halaman
Terima kasih telah membaca.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan