Halo sobat OSC! Apa kamu suka menulis naskah? Apakah kamu sudah pernah mendengar istilah 'Self editing'? Hmm… Jika kamu telah familiar dengan dunia kepenulisan atau dunia editing lainnya, kamu pasti mengetahui istilah ini. Namun, ada banyaak pula yang tidak mengetahui apa sih 'self editing' itu. Nah! Dalam artikel kita kali ini, aku akan sedikit membahas tentang self editing.
Apasih self editing itu? Self edititng adalah sebuah proses mengedit naskah yang harus dilakukan oleh tiap penulis setelah menyelesaikan naskahnya. Proses ini bisa meliputi pengecekan typo, kesesuaian tata bahasa, kejanggalan, ambiguitas, kesinambungan antara satu bagian dengan bagian yang lain, dlsb. Singkatnya, self editing adalah kesempatan untuk mempercantik dan memberi nilai tambah pada naskah yang sudah kita selesaikan sebelumnya.
Self editing sangat penting untuk untuk kualitas suatu naskah. Sebuah karya akan lebih menarik jika penulisannya rapi dan teratur. Hal ini bukan hanya bisa menarik pembaca namun juga akan membuat pesan yang ingin disampaikan lebih mudah diterima oleh pembaca. Karena tulisan yang dibungkus dengan penulisan yang rapi memungkinkan akan disukai orang lain. Tulisan biasa yang disajikan dengan baik akan mampu menarik perhatian. Bukan hanya ‘apa’ yang ingin disampaikan, tapi juga ‘bagaimana’ cara menyampaikannya.
Orang pasti merasa senang ketika membaca tulisan yang rapi, mengalir, dan minim typo. Tulisan seperti itu tidak mungkin dihasilkan tanpa melewati proses pengeditan terlebih dahulu. Bukan begitu?
Lantas, bagaimana dengan editor? Bukankah mengedit naskah adalah tugas seorang editor? Yah! Benar sekali, hal tersebut mungkin tugas seorang editor. Namun, jangan karena terdapat editor yang akan ikut memeriksa kerapian naskah kamu dan merasa ada yang membantu, kamu jadi menggantungkan semuanya pada editor. Ingat seorang penulis harus sadar bahwa ia bertanggung jawab atas apa yang ditulisnya. Jangan membuat kekacauan dan berharap orang lain yang akan membereskan.
Saya sendiri yakin, bahawa selalu ada mutiara yang tersimpan dalam tulisan seseorang. Masalahnya, mencari mutiara dalam sebuah naskah dengan penulisan yang kacau kadang terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Tidak semua editor memiliki cukup waktu dan kesabaran untuk melakukan hal itu. Oleh karena itu, kita sebagai penulis juga bertanggung jawab terhadap naskah yang kita tulis. Di dalam self editing, kita bisa fokus membaca ulang naskah kita, bahkan merapikan alur yang menurut kita kurang pas. Kita bisa memperbaikinya, menggantinya, atau bahkan menghilangkan dan menambah beberapa adegan/peristiwa di dalam cerita kita untuk membuatnya lebih menarik.
Sumber gambar: https://kristenamears.com/wp-content/uploads/2019/06/self-editing.png
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan