“Kenapa harus susah payah ikut lomba seperti itu?” “Kamu ini kurang kerjaan ya?” Dua kalimat tersebut tidak jarang kita dengar di lingkup perkumpulan remaja, Ketika ada salah seorang atau beberapa orang remaja yang hendak mengikuti lomba atau yang sedang ingin menemukan potensi dari dalam dirinya dengan mengikuti beberapa pelatihan. Artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi yang saya rasakan.
Sedikit perkenalan, saya Devlin Aldyndi, seorang mahasiswa baru di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Saya adalah awardee OSC 2021. Alhamdulillah saya juga sempat terpilih untuk mendapatkan OSC Living Cost sehingga menjadi Duta Beasiswa OSC 2021. Tidak berhenti disitu, setelah menjadi Awardee OSC saya mencoba mengikuti seleksi untuk menjadi Mentor Beasiswa OSC 2022. Alhamdulillah dengan semangat dan kekonsistenan saya dalam berjuang, saya menjadi salah satu dari 8 Mentor Program Beasiswa OSC 2022. Semua hal diatas tidak semata – mata saya capai dengan senyum dan doa melainkan juga dengan berusaha. Selama proses ketika berusaha, banyak sekali godaan serta rintangan sosial yang saya hadapi, mulai dari ejekan orang supaya saya mudah menyerah atau bahkan ajakan teman seperti yang telah saya tuliskan di awal paragraf. Lalu bagaimana saya dapat melalui semua rintangan itu?
Pada awalnya kebanyakan orang pasti merasa bingung antara menuruti perkataan teman – teman mereka untuk tidak perlu mengikuti suatu perlombaan yang akan kita ikuti atau tetap bergerak sesuai rencana atau tujuan awal yang telah kita rencanakan. Menurut saya untuk menjawab hal tersebut harusnya dimulai dari kesadaran pribadi terlebih dahulu, kemudian tanya kepada diri kalian sendiri. “Sebenarnya apa tujuan awal kalian mengikuti suatu ajang/perlombaan tersebut? Apakah hanya karena paksaan orang lain atau karena keinginan diri kalian sendiri?” Kalau memang tujuan awal kalian berasal dari keinginan pribadi untuk mencapai suatu target, alangkah lebih bijak kalian tetap berpegang teguh pada target tersebut dan melanjutkan apa yang seharusnya kalian lanjutkan. Hiraukan perkataan orang lain tanpa menolak saran atau masukan yang benar untuk Langkah kita kedepannya.
Namun, saya paham tidak sedikit remaja yang mungkin takut kehilangan teman atau kerabatnya jika Ia memutuskan untuk tetap terus melanjutkan tujuan awalnya dalam mengikuti sebuah perlombaan atau apa pun itu. Tapi mulai saat ini saya ingin kalian coba resapi dan pahami, apakah dibenarkan jika seorang teman atau sahabat menghasut temannya sendiri Ketika ingin melakukan suatu hal yang bertujuan untuk menjadi pribadi yang baik? Apakah kalian sudah mulai paham? Jika memang seseorang tersebut adalah seorang teman atau bahkan sahabat anda, sudah seharusnya mereka menjadi sosok yang mendukung, memotivasi, serta menyemangati diri anda ketika anda berkembang menjadi lebih baik lagi. Selagi apa yang kalian lakukan adalah hal yang baik serta dengan tujuan yang mulia, jangan pernah jadikan perkataan orang lain menjadi sebuah tembok besar untuk anda dapat terus mengningkatkan kualitas diri anda. Hiraukan omongan orang lain yang berusaha menjatuhkan kamu tetapi terimalah masukan atau saran positif untuk membangun kepercayaan diri anda kedepannya.
Pada intinya jangan pernah takut menjadi berbeda dengan orang lain (dalam konteks yang positif). Jalani kehidupan impianmu, jadilah cukup berani untuk menjalani kehidupanmu sesuai dengan visi dan misi tujuanmu, bukan karena harapan dan pendapat orang lain.
Semoga artikel yang saya tulis dapat bermanfaat bagi kalian semua. Semangat Calon Orang Hebat!!
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan