Pernahkah Sobat OSC membuat sebuah keputusan tentang suatu hal? Jawabannya, tentu pernah, bukan? Tanpa kita sadari hampir beratus-ratus kita melakukan keputusan setiap harinya. Ambil saja contoh: Perbuatan memilih. Saya ini mau kuliah dulu atau kerja dulu? Dan ternyata, pilihan kita jatuh pada Ah, saya mau kuliah dulu dan kerjanya nanti saja setelah kuliah. Kalimat terakhir ini lah yang disebut dengan keputusan. Di mana setelah menimbang-nimbang, akhirnya jatuh pada pilihan tertentu. Pilihan itulah yang dinamakan keputusan.
Pengertian Keputusan
Lebih dalam soal pengertian keputusan. Keputusan adalah aksi manusia dalam mengakui atau memungkiri suatu hal tentang hal lain. Keputusan merupakan kegiatan rohani yang menyebabkan akal atau budi manusia menyatakan sesuatu tentang sesuatu yang lain. Keputusan juga dapat dikatakan sebagai tindakan budi manusia yang mengakui atau mengingkari sesuatu terhadap sesuatu yang lain.
Secara formal, keputusan dibuat oleh budi manusia. Namun, jika dilihat secara keseluruhan karena yang melakukan kegiatan memikir adalah manusia, maka hakikatnya manusia juga yang melakukan keputusan. Dalam tataran bahasa, keputusan disebut dengan ‘Kalimat.’
Keputusan (Kalimat) memiliki batasannya sendiri. Saya akan jelaskan tentang apa saja batasan keputusan tersebut supaya Sobat OSC mudah untuk menandainya. Simak baik-baik ya penjelasannya!
Batasan Keputusan
Untuk mengetahui batasan keputusan, terletak pada perbedaan antara keputusan dengan ‘Pengertian’ atau (Kata). Pengertian hanya berisi konsep mengenai satu per satu atau kolektif orang atau benda, serta hal. Sedangkan keputusan berisi dua pengertian atau lebih. Seperti contoh yang telah saya berikan di atas, saya mau kuliah dulu. Jika dianalisis, ‘Saya’ memiliki satu pengertian, yaitu pengertian ‘Saya’ dan ‘Kuliah’ juga memiliki satu pengertian, yaitu pengertian ‘Kuliah.’
Nah, jika masing-masing pengertian itu dihubungkan dan dijadikan satu rangkaian, maka menjadi keputusan. Oleh sebab itu, kalau hanya berupa subjek atau predikat, maka dinamakan pengertian. Namun, kalau sudah tersusun menjadi subjek dan predikat bisa disebut dengan keputusan. Berdasarkan pernyataan tersebut, pengertian berarti juga berfungsi sebagai subjek dan predikat.
Keputusan selalu mengakui atau memungkiri kenyataan. Pengertian bisa disebut atau tidak benar karena sebagai pengertian, belum atau bahkan tidak menyatakan sesuatu tentang kenyataan. Kemudian baru akan menjadi benar atau tidak benar, jika pengertian itu dihubungkan satu sama lain. Sehingga keputusan adalah benar apabila apa yang kita akui atau apa yang kita pungkiri itu dalam kenyataannya juga memang demikian. Sebaliknya, keputusan dianggap tidak benar, apabila apa yang kita akui atau apa yang kita pungkiri itu sungguh bertentangan dengan kenyataan. Oleh karena itu, keputusan dapat dibenarkan, dibuktikan, dibantah, disangsikan, dan sebagainya.
Selanjutnya, masih ada yang perlu dibahas lagi soal keputusan, yaitu unsur-unsur yang menjadi hal penting di dalamnya. Kira-kira apa saja ya Sobat?
Unsur-Unsur Keputusan
Keputusan mengandung tiga unsur sebagai berikut.
Subjek (Sesuatu yang diberi keterangan). Predikat (Sesuatu yang menerangkan tentang subjek). Kata penghubung (Pernyataan yang mengakui atau memungkiri hubungan antara subjek dan predikat).Eh, tunggu sebentar! Apakah Sobat OSC merasa ada yang menjanggal dengan ketiga unsur di atas? Objek dan keterangan kok tidak termasuk dalam unsur-unsur keputusan, ya? Mengapa demikian? Padahal, objek dan keterangan kan biasanya selalu hadir dan dibahas bersamaan dalam kalimat sempurna. Ternyata ni Sobat OSC, objek dan keterangan hanya sebagai tambahan dan pelengkap pada sebuah kalimat. Oleh karena itu, keduanya tidak masuk ke dalam unsur-unsur keputusan.
Nah, dari ketiga unsur tersebut, kata penghubunglah yang dianggap paling penting lho Sobat OSC. Karena kata penghubung merupakan bentuk formal dan memberikan warna tersendiri yang harus ada dalam suatu keputusan. Bayangkan saja, apabila kita akan memilih satu di antara dua pilihan tanpa kata ‘Atau,’ tentu kurang afdol ya Sobat OSC?. Sobat OSC mau pilih kampus A kampus B. Padahal yang saya maksud adalah Sobat OSC mau masuk kampus A atau kampus B.
Gimana ni Sobat OSC, sekarang udah tahu kan kalau keputusan yang kita buat dalam keseharian kita gak asal terbentuk begitu saja. Ada batasan dan unsur-unsur yang menjadi bagian penting dalam menentukan atau membuat keputusan. Sehingga keputusan yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan.
Setelah Sobat OSC tahu tentang pengertian, batasan, dan unsur-unsur dari keputusan, maka selanjutnya saya akan mengajak Sobat OSC untuk berkenalan dengan berbagai macam keputusan sekaligus memberikan contohnya. Sampai jumpa di artikel berikutnya ya Sobat OSC! Terima kasih dan jangan lupa bagikan informasi ini ke teman-teman yang lain apabila Sobat OSC rasa bermanfaat ya.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan