Beberapa Candaan Tidak Lucu, Usai Gempa di Malang

Bercandaan saat seseorang bencana terkena bencana itu tidak lucu sama sekali, mau dark jokes, dark komedi, atau dark apalah itu asli ga lucu boss. Salah satu media menuliskan jika gempa yang terjadi di Malang ini merupakan gempa terbesar sejak tahun 1967. Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,6 itu cukup membuat panik sebagian besar daerah di Jawa Timur.

Termasuk ibu saya yang sedang masak di rumah, beliau rela meninggalkan masakan demi menolong anak sulungnya yang tengah merantau di kota Malang. Kendati menurut Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) kabupaten Malang gempa ini tidak berpotensi gempa. Tetapi, pada keesokan harinya sekitar pukul 07.00 WIB, hari minggu gempa susulan kembali terjadi dengan kekuatan lebih kecil berkekuatan magnitudo 5,6.

Saya takut bukan kepalang, sembari berharap pada yang maha kuasa tidak terjadi gempa susulan yang lebih besar lagi. Gempa di Malang ini juga mengakibatkan beberapa rumah warga di kabupaten Malang rusak, sekolah, juga korban jiwa. Alih alih bersedih, saya justru miris melihat status WhatsApp di kontak saya, juga beberapa cuitan di Twitter.

Bukannya berdoa, memohon taubat, atau berharap agar Malang baik baik saja. Gempa seperti ini masih sempat-sempatnya dibuat becandaan. Maaf gess, aku tadi lagi nyobak ilmu, tulis salah seorang kontak WhatsApp joox ini bukannya hanya tidak lucu tetapi sudah mendekati sampah. Mungkin maksud hati hendak meniru Coki Pardede dengan Dark Jokenya tapi gayanya sanga tidak lucu sumpah.

Ada lagi yang sok menasihati publik begini, “Maksiat jalan, dugem jalan, diskotik jalan, gempa titik bilang: Ya Allah ampunilah hambamu. Situ waras?” Lololo ya jelas sehatlah kawan kawan yang sedang memohon ampun atas segala dosanya. Siapa tahun pasca kejadian sentilan gempa begini, maksiatnya bisa tobat, bisa insaf, apalagi menjelang bulan Ramadhan.

Tidak baik sebenarnya berburuk sangka pada orang lain di tengah kondisi menuju bencana gempa seperti sekarang ini. Satu hal yang paling memprihatinkan adalah tersebarnya foto salah satu korban jiwa yang terkena longsoran batu di salah satu kawasan kabupaten Malang. Foto yang seharusnya tidak layak tersebar di sosial media ini, malah banyak pihak justru dipermak dengan caption ala ala bersedih. Seharusnya, jika ingin bersedih yang didoakan yang baik saja bukan justru menyebarluaskan foto yang tidak layak dikonsumsi publik seperti itu. Saking kecewanya, anak dari seseorang yang fotonya tersebar luas dalam kondisi memprihatinkan itu sampai membuat video klarifikasi dan memohon kepada publik agar foto ayahnya dihapus dari unggahan media sosial apapun.

Tidak hanya gempa di Malang ini yang banyak dijadikan bahan bercandaan, kejadian serupa juga terjadi pada saat banjir di Jakarta. Meski dilakukan seorang komedian terkenal, dengan dalih dark jokesnya, tapi becandaan macam itu sungguh tidak lucu. Setidaknya jika memang tidak ingin turut mendoakan atau berharap agar tidak terjadi bencana besar, minimal yang diam saja. Tidak justru membuat sesuatu yang tidak layak di bercandakan jadi bahan bercandaan. Sekarang coba bayangkan, anda yang sedang panik lalu melihat cuitan di Twitter atau status WhatsApp seseorang yang berkata: Heh cuma bencana, santai aja bro, nanti juga pasti ada bantuan datang. Gak lucu pastikan? Sama aja nih dengan saudara yang terkena dampak gempa di kabupaten Malang, becandaanmu maaf, sangat tidak lucu.

  184 Views    Likes  

Hidup Tenang di Era Hustle Culture?

previous post

Siapa Sih Si Copycat?
Hidup Tenang di Era Hustle Culture?

next post

Hidup Tenang di Era Hustle Culture?

related posts