Halo sobat OSC. Disini aku mau berbagi sebuah fakta tentang manfaat talas ungu bagi tubuh yang mungkin belum kita ketahui. Talas ungu bukan makanan yang asing bagi orang Indonesia. Olahannya pun tak hanya dikonsumsi setelah direbus saja, tapi menjadi banyak menu makanan dan minuman dengan nama “taro”.
Talas ungu mudah diolah Dengan berbagai manfaat talas ungu untuk kesehatan, sayang sekali jika melewatkan karbohidrat satu ini. Terlebih, talas ungu mudah ditemukan dan diolah. Bisa menjadi olahan minuman, roti, kue, kripik, atau dicampur dalam sup. Namun ingat talas ungu harus diolah hingga matang sebelum dikonsumsi. Jika masih mentah, ada kandungan protease dan oxalate, zat kimia yang bisa menyebabkan sensasi terbakar di mulut. Lewat proses masak, substansi ini tidak lagi aktif.
Rasanya manis dengan tekstur seperti kentang. Kelebihannya lagi, talas ungu adalah sumber serat dan nutrisi yang bermanfaat.
Dalam 132 gram atau satu cangkir talas ungu, kandungan nutrisinya adalah:
Serat: 6,7 gram
Mangan: 30% AKG
Vitamin B6: 22% AKG
Vitamin E: 19% AKG
Potasium: 18% AKG
Vitamin C: 11% AKG
Fosfor: 10% AKG
Magnesium: 10% AKG
Dengan kandungan nutrisi seperti di atas, artinya mengonsumsi talas ungu bisa menjadi sumber serat, potasium, dan magnesium. Tak hanya itu, talas ungu yang kaya akan serat juga membuat rasa kenyang lebih lama dan bisa jadi pilihan menu sarapan.
Manfaat talas ungu untuk kesehatan di antaranya:
1.Kandungan antikanker
Talas ungu mengandung polifenol yang bisa mengurangi risiko seseorang menderita kanker. Jenis polifenol dalam talas ungu adalah quercetin, sama seperti yang ada di buah apel, teh, dan bawang. Dalam uji laboratorium, quercetin bisa membunuh sel kanker dan mencegah berkembangnya sel kanker tertentu. Tak hanya itu, talas ungu juga mengandung antioksidan yang melindungi tubuh dari kerusakan akibat zat radikal bebas, termasuk menyebabkan kanker. Penelitian tentang keterkaitan hal ini masih terus berlangsung.
2.Mengendalikan kadar gula darah
Meskipun talas ungu termasuk dalam sayuran pati, karbohidratnya bermanfaat dalam mengendalikan kadar gula darah karena mengandung serat dan resistant starch yang baik untuk pencernaan. Selain itu, serat juga merupakan jenis karbohidrat yang tidak terserap sehingga tidak berdampak pada kadar gula darah. Menurut penelitian, konsumsi 42 gram serat per hari dapat menurunkan kadar gula darah hingga 10 mg/dl pada penderita diabetes tipe 2. Dengan demikian, talas ungu bisa jadi pilihan karbohidrat yang tetap aman untuk kadar gula darah.
3.Baik untuk pencernaan
Masih berkat kandungan seratnya, talas ungu baik untuk sistem pencernaan. Ketika tubuh tidak menyerap karbohidrat dari talas ungu karena sifatnya yang resistant starch, makanan ini bisa langsung ke usus besar dan memberi asupan bagi bakteri baik di pencernaan. Ketika bakteri baik ini melakukan fermentasi serat talas ungu, akan terbentuk rantai asam lemak pendek yang menutrisi dinding usus agar tetap sehat. Hal ini juga bisa mencegah seseorang menderita penyakit radang usus hingga kanker usus.
4.Membantu turunkan berat badan
Talas ungu juga bisa jadi pilihan bagi yang sedang menjalani diet untuk mencapai berat badan ideal. Menurut penelitian, orang yang banyak mengonsumsi serat akan memiliki berat badan dan lemak tubuh lebih rendah. Alasannya, serat membuat proses cerna lebih lama dan orang menjadi lebih kenyang. Dengan demikian, ketika seseorang merasa kenyang lebih lama maka risiko terlalu banyak mengonsumsi kalori pun berkurang. Selain itu, ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa orang yang mengonsumsi suplemen dengan kandungan 24 gram resistant starch akan mengonsumsi kalori 6% lebih sedikit.
5.Mengurangi risiko penyakit jantung
Masih berkat kandungan seratnya yang unik, talas ungu bisa mencegah seseorang terkena penyakit jantung. Dalam sebuah riset, tambahan 10 gram serat per hari bisa menurunkan risiko seseorang meninggal akibat penyakit jantung hingga 17%. Terlebih, talas ungu mengandung lebih dari 6 gram serat per sajian 132 gram, dua kali lipat dari kentang. Karbohidrat resistant starch dalam talas ungu juga menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh.
Yah mungkin hanya itu yang bisa aku sampaikan. terimaksih yang sudah membaca sampai akhir. Semoga dapat menambah pengentahuan dan wawasan sobat OSC dari yang tidak tahu menjadi tahu. Jangan lupa di like dan share.
Sumber: lifestyle.kompas.com
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan