Revolusi globalisasi saat ini telah mencapai pada keterbukaan hal-hal yang sulit dijangkau. Mulai dari inovasi pada bidang teknologi, transportasi, media baru, dll. Masyarakat kini dapat mengakses hal-hal yang dahulu sangat terbatas. Akan tetapi hal tersebut dapat membawa dampak buruk bagi digitalisasi penyebaran informasi. Maraknya informasi palsu yang beredar membuat masyarakat menjadi sulit untuk membedakan berita yang tersebar. Oleh karena itu maka sobat sekalian perlu memahami penyebab dan cara mencegahnya.
Penyebab peredaran informasi palsu
1. Cognitive miserliness
Salah satu penyebab utama masyarakat mudah menerima informasi palsu adalah kecenderungan untuk malas berpikir, malas menekuni dan mencari tahu berita yang beredar.
2. Heuristik (pemikiran cepat)
Masyarakat seringkali membaca informasi secara cepat tanpa diolah dan dianalisis. Kecenderungan tersebut menyebabkan hasil bacaan yang diperoleh tidak maksimal. Oleh karena itu sobat perlu menganalisis dan mengolah informasi secara tepat dan teliti.
3. Cognitive dissonance
Informasi yang diterima sering mengalami kekeliruan diakibatkan oleh 2 pernyataan yang saling bertentangan. Seseorang akan menjadi bingung ketika dihadapkan oleh infromasi yang memiliki tingkat keyakinan yang tinggi. Sehingga tidak jarang dari mereka percaya terhadap informasi palsu.
4. Confirmation Bias
Ketika seseorang kekeh dengan pemikirannya, mereka akan mencari tahu berita yang sama terhadap apa yang mereka yakini. Seringkali seseorang yang memiliki keyakinan teguh mendapat informasi yang salah oleh karena sulit menerima kondisi yang ada. Sehingga tidak jarang mereka mengolah informasi salah tersebut menjadi berita hoax yang memungkinkan untuk beredar.
5. Pluralistic
Beredarnya sebuah pemberitaan yang sangat cepat membuat sebagian besar masyarakat dapat menerima secara langsung tanpa mempertimbangkan kebenarannya. Berita yang dipercaya oleh banyak masyarakat akan diyakini sebagai kebenaran. Padahal belum tentu berita tersebut memiliki kebenaran dan keyakinan yang baik. Maka tidak jarang masyarakat menerima informasi palsu dan banyak beredar.
Cara mencegah missinformasi
1. Skeptisme
Cara pertama merupakan salah satu tindakan untuk sadar akan manipulative dan keinginan untuk memahami kebenaran secara akurat. Seseorang hendaknya memiliki kesadaran untuk mengevaluasi informasi sehingga bisa menurunkan potensi terpapar informasi yang salah.
2. Alertness
Kewaspadaan terhadap berita yang beredar menjadi upaya untuk mencegah masuknya informasi palsu. Melalui analisis, mencari berita yang serupa dan tidak mudah untuk langsung percaya menjadikan seseorang dapat berwaspada pada berita yang beredar. Kewaspadaan juga adalah cara untuk meningkatkan kesadaran tentang efek yang diterima.
3. Analytic Thinking
Kemampuan analisis yang setiap orang miliki membuat seseorang mampu mengolah informasi yang diterima. Analisis yang baik dapat menjadi upaya untuk mencegah informasi palsu yang beredar. Sehingga hal tersebut dapat membuat seseorang memperoleh berita yang memiliki kebenaran yang akurat.
4. Innoculation
Kemampuan membongkar kebohongan informasi dengan cara membedakan informasi yang salah dan benar. Seseorang dapat membedakan informasi yang salah dan benar dengan memerika fakta yang berbentuk pemberdayaan.
5. Nudge
Pentunjuk kecil berupa perilaku untuk menunjukkan pertahanan diri terhadap paparan informasi. Nudge (dorongan) berguna karena bekerja secara alamiah dengan tetap menaruh kerangka berpikir manusia yang tidak selamanya memutuskan segala sesuatu secara logis-sadar atau untung-rugi.
source image: google
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan