cerpen Mimpi : Pedang Sakti yang hilang

Didunia fikson banyak dijumpai beberapa kerajaan yang memiliki wilayah yang luas dan wilayah yang sempit. Kerajaan-kerajaan tersebut ada yang terkenal dengan kekayaan hartanya dan ada pula yang terkenal dengan kekuatan militernya. Kerajaan yang terkenal super kaya ada 2 yaitu Kuma, dan Kayo. Sedangkan kerajaan dengan kekuatan militer terkuat yaitu kerajaan Mite. Ketiga kerajaan tersebut memiliki wilayah yang luas dan benteng yang tebal sehingga tidak akan bisa dijajah oleh kerajaan manapun.

Naja bermimpi masuk dalam suatu wilayah kerajaan. Dia bermimpi jalan memasuki sebuah tempat makan dan disambut oleh wanita berkacamata bundar dan berambut pendek.

“Hey kau terlihat asing disini, darimana asalmu?” Tanya wanita itu.

”Siapa? Aku? aku berasal dari Asia.” Jawab Naja.

“Hah dimana itu Asia? Aku tidak pernah mendengarnya dan di peta pun tidak ada.” Jawab wanita itu sambil membuka peta.

Naja bingung, dalam hatinya dia berkata “hah aku sedang bermimpi?”. Seketika Naja mencoba mencubit pipinya tapi ketika hendak mencubit tiba-tiba wanita itu meraih tangannya.

“Hey kenalkan namaku Yuna, aku adalah penjelajah sepertimu. Kau berada di kerajaan Limo sekarang” Ungkap wanita yang ternyata namanya Yuna.

“Oh hai, aku Naja, bisakah kau menjelaskan tentang kerajaan ini?” Sahut Naja.

Yuna menceritakan semua yang dia tahu tentang kerajaan ini. Ternyata kerajaan ini adalah kerajaan yang paling sempit dan paling lemah akan kekuatan militernya. Pantas saja kerjaan disini seperti pedesaan. Tetapi dari cerita Yuna ada suatu pedang kerajaan yang tersesat yaitu pedang milik kesatria yang mati 10 tahun yang lalu saat kerajaan ini melawan kerajaan Kayo.

“Dulu kerajaan ini sangat kaya dan memiliki wilayah yang sangat luas, bahkan memiliki beberapa wilayah di dunia ini, akan tetapi akibat pedang sakti milik 3 kesatria yang hilang, kerajaan Limo seketika menjadi lemah. Lalu kerajaan lain yang mendengar hal itu, langsung menjajah kerajaan ini” kata Yuna dengan tatapan serius.

“Apa kau tahu dimana letak Kerajaan Limo dengan Kerajaan Kayo berperang?” Tanya Naja sambil membalas tatapan serius.

“Maaf aku tidak mendapatkan info tentang itu” Jawab Yuna

“Apakah kau pernah membaca buku yang ada di Kerajaan ini?” Tanya Naja.

“Aku tidak suka membaca buku hahaha” jawab Yuna sambil menggaruk-garuk kepalanya.

“Baiklah dimana aku dapat menemukan buku yang bisa kubaca disini?” Naja.

“Kau bisa menemukannya disebrang sungai depan tempat ini” Yuna.

“Baiklah aku kesana dulu, Paman maaf aku tidak jadi memesan makanan, aku lupa membawa uang!” Ucap Naja kepada pemilik tempat makan sambil beranjak dari kursi.

Naja keluar dari sana dan langsung menuju ke tempat tersebut. Setelah sampai disana dia melihat tempat itu adalah tempat terbersih yang ada disini. Banyak sekali buku yang ada disana, tetapi tidak terlihat satu pun orang disana. Naja mulai membaca satu per satu buku yang ada disana. dia membaca beberapa buku hingga waktu malam tiba. Tiba tiba ada suara buku jatuh.Naja seketika menuju suara jatuhnya buku tadi. Saat Naja mengangkat buku itu, dia kaget buku itu sangat indah dan seperti ada kilapan emas pada sampulnya. Saat Naja hendak membuka buku itu tiba tiba dia merasa ada seseorang yang sedang mengintip dari balik rak buku.

“Siapapun disana tunjukkan dirimu!” Ucap Naja sambil memegang pisau yang ada di lengan kirinya.

“Tenang ini aku Yuna! Aku sejak tadi siang sengaja membuntutimu karena ingin tahu apa yang sedang kau lakukan disini” Ucap Yuna sambil mengangkat tangannya.

“Oh aku kira siapa, aku sedang membaca buku.” Ucap Naja sambil mendatangi Yuna.

“Buku apa ini yang kau pegang? Coba lihat!” Yuna langsung menyahut buku yang dipegang Naja.

“Sebentar aku belum membacanya!” Naja terkaget.

“Hah apa ini kenapa tidak ada tulisannya sama sekali? Sampul bukunya juga terlihat kusam seperti ini” Ucap Yuna dengan nada meledek.

Naja tidak percaya dan langsung saja mengambil buku itu dari Yuna.

“Wah benar katamu, disini tidak ada tulisannya sama sekali.” Ungkap Naja dengan nada kaget.

Naja membuka bagian-bagian buku itu dengan cepat dan dia menemukan ada bagian halaman yang saling menempel.

“Kenapa bagian ini menempel?” Ucap Naja dengan penasaran.

“Coba buka dengan pisaumu!” Balas Yuna sambil mengambil pisau Naja.

Naja pun membuka bagian halaman yang tertempel itu dengan pisaunya. Ketika sudah terbuka.

“Ah ternyata hanya kumpulan nomer saja, apa yang penting dari ini.” Ucap Yuna dengan lesu.

“Sebentar! Ini sepertinya bukan nomer biasa! Ini sandi!” Seru Naja kepada Yuna.

Naja mulai menerjemahkan kumpulan kumpulan nomer tersebut. Setelah beberapa jam Naja menerjemahkannya dia kaget bukan main.

“Hah!!!” Teriak Naja.

“Ada apa Naja!?” Sahut Yuna dengan muka kaget.

“Baca ini!” Menunjukkan hasil terjemahannya.

“Terima kasih kepada seluruh keluarga kerajaan yang sudah membimbing kami dan memberikan kami gelar kesatria serta memberikan kami kepercayaan untuk menggunakan pedang sakti ini. Kami hanya memberikan info kepada keluarga kerajaan, bahwa pedang yang kalian berikan kepada kami akan menuju ke tempat kami dilahirkan jika kami mati disini. Saat disitulah kerajaan akan menjadi miskin dan kekuatan militer akan semakin terkikis setiap tahunnya. Maka kami akan menunjukkan tempat dimana kami dilahirkan. Yang pertama saya Kasoki berasal dari Junfo daerah pesisir pantai Janbo, yang kedua adalah Bherg berasal dari Floropa daerah kota Senglan sebelah gedung 276, dan yang ketiga adalah Zaqi berasal dari Indonesia daerah provinsi Jatim Jalan Matahari no.01 dan jalan Matahari hanya ada satu dalam provinsi ini. Hanya itu yang dapat kami tuliskan, mohon maaf apabila nanti kami tidak dapat mengembalikan pedang sakti ini kepada keluarga kerajaan.” Tulisan yang ada di buku itu.

Yuna langsung membuka peta dan mencoba mencari tempat yang ada pada tulisan yang ada dibuku itu.

“Kenapa tidak ada di peta nama tempat yang disebutkan dalam buku itu!?” Ungkap Yuna dengan wajah heran.

Ketika Yuna sedang asik mencari tahu letak tempat tinggal para kesatria, Naja tiba-tiba memegangi kepalanya.

“Hah kenapa ini? Kenapa kepalaku pusing sekali? Pandanganku pun kenapa menjadi buram?” Ucap Naja kebingungan.

Naja tiba tiba pingsan. Sementara itu ada suara yang terus menerus menyeru untuk bangun.

“Naja Bangun!” - ??

“Hey Naja bangun!!” - ??

Naja pun mulai membuka mata.

“Hey bangun kamu sudah terlambat masuk sekolah” Seru ibu.

“Hah sekolah!?” Naja kebingungan dan melihat jam.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Naja pun langsung bergegas mandi dan berangkat kesekolahnya.

Naja kini sudah dijalan menuju ke sekolah. Ketika berada di jalan dia melamunkan apa yang ada di mimpinya tadi.

“Ternyata hanya mimpi, tapi apa mungkin pedang sakti itu benar-benar ada?” Naja melamun sambil memikirkan hal itu secara terus menerus.

Tiba-tiba Naja tersandung karena tidak fokus dan terjatuh di depan pagar rumah orang.

“Aduh!” Teriak Naja sambil menoleh kekanan kiri memastikan tidak ada yang melihatnya agar tidak malu.

Naja tidak melihat sama sekali ada orang disitu, dia membersihkan kakinya sambil membaca tulisan pada rumah yang ada di depannya. Tulisan yang dibaca tersebut adalah “Rumah Zaqi, Jalan Matahari, no. 01, Jatim”. Ketika melihat tulisan tersebut, Naja bergumam.

“Sepertinya alamat ini tidak asing?” Gumam Naja sambil berpikir keras untuk mengingatnya.

Tapi karena dia belum sarapan ketika berangkat sekolah, akibatnya dia tidak dapat mengingat apapun. Akhirnya dia menuju ke sekolah dan melupakan apa yang dia ingat-ingat tadi.

  1119 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts