Halo Sobat OSC! Apa kabar hari ini? Semoga sehat fisik maupun batin, ya! Sebagai pelajar maupun mahasiswa pasti tidak asing lagi mendengar istilah stress, bukan? Kalau sedang stress, hal yang dilakukan Sobat OSC apa, nih? Makan makanan pedas, minum soda, nonton serial favorit, atau melakukan hobi sejenak? Okay, tenang, penulis punya solusi paling worth it saat Sobat berada di fase-fase ini. Check it out!
Kali ini penulis akan membahas mengenai cara mengatasi stress menggunakan Expressive Writing Therapy. Menurut Pennebaker dan Graybeal, Expressive Writing Therapy atau Terapi Menulis Ekspresif merupakan proses kataris dan dapat disebut sebagai emotional storytelling. Sebab, dalam proses menulis, seseorang dapat menuliskan perasaan terdalamnya, serta mengikutsertakan emosinya dalam membuat cerita.
Berikut beberapa alasan mengapa metode ini cocok dijadikan 'pelarian stress’:
Pertama, membantu mengeluarkan emosi negatif. Emotional storytelling ini berkaitan dengan fungsi Expressive Writing Therapy, yaitu untuk mengeluarkan emosi negatif yang disimpan dalam pikiran kita.
Kedua, meningkatkan kesadaran (mindfullness). Saat kita menulis, kita akan mengeluarkan emosi yang selama ini kita pendam dan mencoba untuk merekonstruksi memori dalam suatu peristiwa spesifik tertentu, sehingga menimbulkan suatu kesadaran.
Ketiga, meningkatkan kecerdasan otak. Secara kognitif, kegiatan Expressive Writing Therapy ini juga membantu kita meningkatkan kapasitas otak, lho! Ketika menulis, otak kiri dan kanan kita ikut bekerja, sehingga keseimbangan fungsi otak tetap terjaga dan daya ingat kita terasah untuk mengolah ide menjadi kata dan bahasa yang dituangkan dalam kalimat-kalimat di tulisan.
Keempat, Expressive Writing Therapy menjadi pilihan yang tepat untuk media penyembuhan dan peningkatan kesehatan mental seperti hal nya depresi, cemas, dan stres yang terus-menerus mengganggu. Sebab, terapi ini dapat memberikan efek terapeutik pada emosional individu serta memfasilitasi individu untuk melakukan penyikapan emosi sekaligus meregulasi emosi. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan di panti rehabilitasi sosial PSMP Antasena Magelang dalam jurnal yang berjudul PENGARUH EXPRESSIVE WRITING THERAPY TERHADAP PENURUNAN DEPRESI, CEMAS, DAN STRES PADA REMAJA.
Kelima, Expressive Writing Therapy membantu meningkatkan kesehatan tubuh. Hal ini dapat ditunjukkan dari adanya penurunan aktivitas sistem saraf otonom dan kardiovaskular seperti yang dialami individu dalam proses relaks. Kondisi ini dapat dijelaskan dari sudut pandang inhibition theory yang menyatakan bahwa memendam pikiran dan perasaan mengenai pengalaman traumatis berakibat pada adanya akumulasi tekanan atau stress pada tubuh dan meningkatnya aktivitas fisiologis, berpikir obsesif yang berkaitan dengan kejadian-kejadian yang menekan sehingga dalam jangka panjang dapat menyebabkan individu senantiasa berada dalam situasi tertekan dan merasa terancam secara sosial. Dengan mengekspresikan pengalaman dengan kata-kata, maka inhibisi yang selama ini dirasakan berkurang secara bertahap dan terlihat adanya peningkatan pada kesehatan (Pennebaker & Smyth, 2016).
Itulah beberapa alasan mengapa Expressive Writing Therapy cocok dijadikan ‘pelarian stress’ yang dapat Sobat OSC coba. Sebab, stress berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan fisik selain dapat mengganggu kesehatan mental. Jadi, usahakan kita dapat mengelola stress dengan baik menggunakan metode efektif seperti Expressive Writing Therapy ini. Metode ini dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan yang bisa dicoba, nih Sob!
Salah satu kegiatan Expressive Writing Therapy yang dapat Sobat coba, yaitu journaling. Journaling merupakan suatu sistem yang berfungsi membantu menata dan menjernihkan pikiran, memfasilitasi pemecahan masalah, dan mendapatkan perspektif. Secara umum, kegiatan journaling membantu memprioritaskan masalah, memonitor gejala setiap harinya supaya bisa mengenali pemicu stress dan mempelajari cara mengendalikannya dengan lebih baik, serta memberi kesempatan self-talk positif dan mengidentifikasi pikiran dan perilaku negatif melalui aktivitas menulis.
Wah, worth it banget ngga, Sobat? Kira-kira setelah membaca artikel ini, Sobat OSC segera mengaplikasikan Expressive Writing Therapy ini ngga, ya? Hehe.
Sekian artikel dari penulis, jika artikel ini bermanfaat like dan share, ya Sob! Terima kasih!
Sumber Referensi:
Danarti1, Nevy Kusuma, dkk. PENGARUH EXPRESSIVE WRITING THERAPY TERHADAP PENURUNAN DEPRESI, CEMAS, DAN STRES PADA REMAJA. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Volume 1 No. 1, Hal. 48 - 61, Mei 2018. Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah. ISSN 2621-2978. https://journal.ppnijateng.org (diakses tanggal 15 Juni 2021).
Sumber Gambar:
https://www.boredpanda.com
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan