Halo sobat OSC. Disini aku mau berbagi informasi nih tentang sianida yang terkandung pada biji apel, apakah berbahaya bagi tubuh jika tertelan?. Pertama-tama buah yang berasal dari pohon bernama latin Malus domestica ini banyak dibudidayakan di dunia. Apel merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia Tengah, dimana spesies nenek moyang apel yang kita kenal saat ini adalah Malus sieversii atau apel hutan / apel liar yang hingga kini bisa ditemukan tumbuh di Kazakhstan. Pohon apel telah ditanam dan dibudidayakan selama ribuan tahun di Asia dan Eropa. Kemudian apel tersebar pula ke Amerika Utara karena dikenalkan oleh bangsa Eropa.
Buah apel memiliki lima kantong biji dengan jumlah biji yang berbeda-beda pada setiap kantongnya. Masing-masing biji ini mengandung amygdalin, yakni zat yang dapat mengeluarkan sianida ketika terjadi kontak dengan enzim pencernaan manusia. Amygdalin sendiri merupakan senyawa glikosida, yaitu zat yang terbuat dari gula sederhana dan senyawa lain pada salah satu ikatan kimianya. Selain dalam biji apel, amygdalin juga terkandung dalam biji aprikot, persin, plum, ceri merah, dan almond. Beberapa obat-obatan dan racun yang terbuat dari tumbuhan mengandung glikosida seperti amygdalin. Ketika amygdalin berinteraksi dengan enzim tertentu (seperti enzim pencernaan), zat ini dapat melepaskan hidrogen sianida. Saat mendengar kata “sianida”, hal pertama yang terlintas dalam benak sobat OSC mungkin yaitu “keracunan”. Sianida memang merupakan racun yang sangat berbahaya, tetapi kandungan sianida pada biji apel memiliki efek yang berbeda pada tubuh.
Lalu, apakah sianida pada biji apel akan berbahaya bagi tubuh?. Faktanya, kandungan amygdalin pada biji apel sangatlah kecil. Selain itu, biji apel memiliki lapisan pelindung yang tahan terhadap enzim pencernaan. Untuk mengubah amygdala menjadi sianida, kita perlu mengunyah biji apel hingga lumat.Jika kita mengunyah beberapa butir biji apel, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Tubuh mampu menetralikan sianida menggunakan enzim detoksifikasi. Sianida akan berubah menjadi tiosianat yang tidak berbahaya dan dapat keluar melalui urine. Uniknya lagi, kandungan sianida dalam jumlah kecil justru bermanfaat bagi kesehatan saraf dan sel darah merah. Bersama beberapa senyawa lain, zat yang memiliki rumus kimia HCN ini bahkan dapat membentuk vitamin B12.
Namun, pendapat berbeda diungkapkan oleh Agency for Toxic Substances & Disease Registry, AS. Mereka menyebutkan bahwa kontaminasi sianida dalam jumlah kecil pun berisiko menyebabkan kerusakan jantung dan otak, bahkan koma dan kematian. Mereka juga menambahkan bahwa biji-bijian sejenis seperti biji persik, ceri, dan aprikot mungkin menimbulkan efek yang sama bagi tubuh. Oleh sebab itu, sobat OSC disarankan untuk menghindari biji-bijian ini saat mengonsumsi buah-buahan.
Dan yang terakhir, berapakah dosis sianida yang fatal bagi tubuh manusia?. Mengacu Centers for Disease Control and Prevention AS, dosis sianida yang bersifat fatal yakni sekitar 1 – 2 miligram per kilogram berat badan. Dosis ini bisa menyebabkan kematian pada orang dewasa dengan berat badan rata-rata 70 kilogram.
Kandungan amygdalin pada biji apel tentu terlalu sedikit untuk menghasilkan sianida dengan dosis fatal. kita harus mengunyah sekitar 200 biji apel atau kira-kira 40 bagian tengah buah apel hingga lumat untuk mendapatkan dosis sianida sebanyak ini. Pada dosis yang berbahaya, sianida dapat menimbulkan gejala dalam hitungan menit atau bahkan detik. Gejala keracunan sianida antara lain:
Badan lemah, Kebingungan, Sakit kepala, Mual, Sakit perut, Sesak napas, Kejang, Denyut jantung meningkat, Gemetar, hingga Gagal jantung.Orang yang keracunan sianida harus segera mendapatkan pertolongan medis, sebab kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Jika keracunan bersifat ringan, pasien biasanya mendapatkan oksigen hingga kemampuan bernapasnya kembali.
Sementara pada kasus keracunan yang lebih berat, tenaga medis akan memberikan natrium nitrit dan natrium tiosulfat untuk menghentikan efek sianida terhadap tubuh.
Yah mungkin hanya itu yang bisa aku sampaikan. terimaksih yang sudah membaca sampai akhir. Semoga dapat menambah pengentahuan dan wawasan sobat OSC dari yang tidak tahu menjadi tahu. Jangan lupa di like dan share.
Sumber: rimbakita.com dan hellosehat.com
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan