Film The Battle of Jangsari (2019): Para Tentara Perang Korea yang Terlupakan

Kalian pasti sudah tidak asing dengan peristiwa ‘Perang Korea’. Dulu sekali, Korea Selatan dan Korea Utara disebut sebagai satu kesatuan, yaitu Semenanjung Korea. Semenanjung ini pernah bersatu di bawah sistem kekaisaran, sebelum seluruh wilayahnya dianeksasi oleh Kekaisaran Jepang sejak tahun 1905. Penjajahan ini baru berakhir ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia II di tahun 1945.

Namun konflik tidak berhenti sampai di situ saja, karena Semenanjung Korea kemudian menjadi salah satu tempat perebutan kekuasaan ideologi oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat di periode Perang Dingin (Cold War) (1947 – 1991). Usaha perdamaian dilakukan dengan membuat Garis Paralel ke-38 (disebut juga Military Demilitarized Zone) yang akhirnya membagi Semenanjung Korea menjadi 2 wilayah: Korea Utara dan Korea Selatan. Namun kedua pemerintahan negara yang baru berdiri ini sama-sama saling mengklaim kekuasaan di seluruh Semananjung Korea, hingga menimbulkan konflik yang berpuncak pada Perang Saudara atau Perang Korea (1950-1953).

Hingga hari ini, ketegangan hubungan politik antar kedua negara masih dapat dirasakan oleh masyarakat. Para produsen film Korea Selatan pun banyak terinspirasi untuk membuat film-film bertemakan perang saudara, salah satunya adalah The Battle of Jangsari yang diproduksi pada tahun 2019.

The Battle of Jangsari: Sekilas Mengenai Film

Diproduksi oleh Taewon Entertainment, film yang terinspirasi oleh kisah nyata ini mengisahkan tentang tentara pelajar yang dikirim untuk menyerang Pantai Jangsari untuk memutus rantai pasokan tentara Korea Utara. Film ini dibintangi oleh sejumlah aktor ternama, seperti Kim Myung Min, Kim In Kwon, Kwak Si Yang, Choi Minho, hingga Megan Fox. Kehadiran Fox yang spesial di sini adalah untuk berperan sebagai sosok nyata Marguerite Higgins, seorang wartawan Amerika Serikat yang saat itu datang ke Seoul karena haus untuk meliput kebenaran operasi Jangsari ini.

Di dalam film, dikisahkan sekitar 772 tentara pelajar laki-laki dengan masa pelatihan militer tidak lebih dari 2 minggu, dikirim ke operasi serangan Jangsari tanpa perlengkapan dan amunisi yang sepadan—hampir seperti sebuah misi bunuh diri yang mustahil dimenangkan. Tidak hanya menyorot proses persahabatan dan persaudaraan antar tentara pelajar ini, penonton juga disuguhkan dengan adegan-adegan perang antara tentara Korea Selatan dan Korea Utara. Namun setelah beberapa kali pertempuran di wilayah Jangsari itu, jumlah pasukan tentara Korea Selatan menjadi semakin tidak imbang. Sehingga satu-satunya harapan adalah pertolongan dari sekutu mereka, yaitu Amerika Serikat, untuk mengevakuasi para tentara pelajar yang tersisa sebelum serangan dari Korea Utara terjadi lagi. 

Pertempuran Jangsari 1950: Sejarah yang Disembunyikan

Sebagaimana film Perang Korea kebanyakan, film The Battle of Jangsari berangkat dari kisah nyata. Diadaptasi dengan kemiripan nyaris 80% dengan peristiwa nyata di Pantai Jangsari dahulu pada tanggal yang sama, yakni 14 September 1950. Namun yang membuatnya berbeda dengan film lainnya adalah fakta bahwa peristiwa ini merupakan pertempuran yang banyak dilupakan oleh sejarah. Padahal, pertempuran ini begitu krusial karena sesungguhnya menentukan takdir negara Korea Selatan.

Maksudnya?

Ya, Pertempuran Jangsari yang terjadi di Pantai Jangsari, Provinsi Gyeongsang Utara, merupakan misi rahasia untuk mengalihkan perhatian tentara Korea Utara. Saat itu, Korea Utara memang telah berhasil menginvasi Korea Selatan sejak 3 bulan sebelumnya. Untuk memukur mundur tentara Korea Utara ini dan merebut kembali Kota Seoul, akan dilancarkan Operasi Pendaratan Incheon pada tanggal 15 September 1950 oleh tentara Amerika Serikat serta Korea Selatan. Nah, untuk mengamankan Operasi Pendaratan inilah, misi Jangsari diciptakan.

Sebanyak 772 tentara pelajar berperang sebagai “perisai” di Jangsari atas pertempuran sesungguhnya di Incheon. Tidak boleh ada pemberitaan mengenai operasi rahasia ini. Negara merahasiakannya karena merupakan misi yang ilegal karena mengirim para tentara pelajar di bawah umur dengan peralatan dan kemampuan di bawah standar.

Pasca Pertempuran Incheon sukses besar, jejak Pertempuran Jangsari ditutup sebagai rahasia militer dan baru diketahui publik setelah para penyintas membentuk komite pada tahun 1980 dan menemukan kapal mereka yang bernama Moonsan pada tahun 1997.

Bayangkan apabila serangan di Jangsari ini gagal. Maka serangan di Incheon juga akan gagal dan Korea Utara akan berhasil telak menguasai seluruh Semenanjung Korea. Sebenarnya tidak hanya Jangsari yang menjadi misi pengalih perhatian, karena serangan pengalihan ini juga diluncurkan ke berbagai wilayah: Wonsan, Jumunjin, dan Kunsan. Dampak dari keberhasilan Operasi Pendaratan Incheon kemudian adalah berubahnya arah perang, karena membuka jalan bagi pasukan koalisi AS dan Korea Selatan untuk mendorong mundur pihak Korea Utara hingga ke Garis Paralel ke-38.

Film The Battle of Jangsari nyatanya menarik untuk dinikmati karena memberikan kisah sejarah yang terlupakan. Film ini juga tidak melupakan ciri khas dari setiap film tentang Perang Korea, yang menonjolkan rasa cinta tanah air dan kesetian kepada saudara sebangsa. Barangkali ingatan tentang sejarah panjang serangan asing, intervensi, dan kolonialisme mengingatkan masyarakat Korea tentang posisinya yang hanya sebagai objek perebutan kekuatan besar dan kehilangan kedaulatan, sehingga mereka berupaya mengembalikan kembali kekuatan negaranya melalui Perang Korea. Salah satu scene dalam film, misalnya, adalah Kapten Lee membakar semangat para tentara pelajar dengan mengatakan, “Apakah kalian bisa hidup tanpa ada negara?” dan serempak dijawab “Tidak.”

Sumber

Stueck, William. (1995). The Korean War: An International History. New Jersey: Princeton University Press.

Lee, Jae Lim. (2019). The sacrifice of forgotten soldiers. Diakses dari https://koreajoongangdaily.joins.com/news/article/article.aspx?aid=3068368

Grotenhuis, O. & Sharon Lee. (2020). The Inchon Landing On the Big Screen — In Pyongyang, Seoul, and Hollywood. Diakses dari https://www.wilsoncenter.org/blog-post/inchon-landing-big-screen-pyongyang-seoul-and-hollywood.

 

Sumber Gambar

https://www.vaticannews.va.

https://www.scmp.com.

https://www.pinterest.com

  1954 Views    Likes  

Cara Menentukan Passion

previous post

Struggles of Freshmen: Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa Semester Awal
Cara Menentukan Passion

next post

Cara Menentukan Passion

related posts