generasi milenial, bukan anti sosial

“Anak – anak zaman sekarang cenderung lebih individualis dan jarang berinteraksi dengan rekan sebayanya”, ucap batin sang penulis. Kini tidak hanya masyarakat perkotaan yang bersikap acuh kepada orang - orang di sekitarnya tetapi sudah banyak masyarakat pedesaan yang juga menerapkan adat istiadat modern yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Dahulu yang kental dengan rasa kebersamaan, gotong royong, saling mengisi satu sama lain, saling tenggang rasa, sopan dan santun telah luntur satu persatu terkikis dengan adanya paham baru mengenai tatanan hidup yang benar - benar tidak sesuai dengan warisan nenek moyang. Hal itu dapat menimbulkan rasa anti sosial terhadap orang - orang di sekelilingnya. Hal lebih memilukannya lagi adalah sikap anak sekolah yang sekarang ini semakin memburuk, terutama yang ditekankan penulis yaitu para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA). Banyak pelajar baik laki-laki maupun perempuan yang sudah meninggalkan etika kesopanan, melunturkan budaya yang seharusnya siswa biasakan kepada guru, bahkan banyak dari mereka yang bersikap acuh kepada orang tuanya di sekolah. Misalnya, siswa tidak memberikan salam, menyapa, atau mencium tangan saat melihat bapak ibu gurunya. Selain itu, saat anak didik berjalan berpapasan dengan gurunya walaupun masih di lingkungan sekolah, hal yang dilakukan siswa tersebut ialah menganggap gurunya seperti temannya sendiri. Untuk menghadapi masalah yang cukup serius bagi perkembangan Indonesia menuju negara maju, kita sebagai generasi penerus bangsa yang berkualitas masih dapat mengembangkan budaya asli warisan nenek moyang yang cukup mudah untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari – hari, salah satu nya yaitu budaya 3S (Senyum, Salam, dan Sapa). Kebiasaan yang sangat simpel, namun memiliki dampak yang cukup signifikan bagi individu satu dengan individu yang lainnya. Sedikit uraian dari penulis mengenai sanyum, sapa dan salam. Senyum, menunjukkan rasa bahagia ketika berjumpa dengan orang di sekitarnya. Dalam agama pun juga dijelaskan mengenai adab bertemu dengan orang lain, yaitu dengan berbicara dengan raut wajah yang penuh senyum dan berseri, sehingga orang lain akan lebih menghargai dan dapat mempererat tali silaturrahmi. Sapa, mengartikan bentuk komunikasi untuk mempererat jalinan pertemanan. Sapa mengajarkan kepada kita untuk bersikap ramah , dan mempunyai adab sopan terhadap semua kalangan baik yang lebih tua, sesama maupun yang lebih muda. Salam, suatu ucapan yang mengungkapkan arti menghormati orang lain. Adab Salam ini diajarkan dalam agama dan kehidupan bernegara. Contoh salam yang dijelaskan dalam KBBI seperti “Selamat Pagi”, “Selamat Siang”, “Selamat Malam”, dan lain sebagainya. Menerapakan kebiasaan 3S dapat memperbaiki sikap anti sosial para generasi penerus bangsa yang saat ini sudah mulai beralih pada kehidupan modern. Rasa simpati kepada orang lain sangat penting bagi perkembangan modernisasi, karena ini menyangkut kehidupan bermasyarakat dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa manusia adalah mahluk sosisal yang selalu membutuhkan orang lain dalam hal apapun, Dengan langkah yang cukup mudah, namun jika dilakukan terus – menerus dan teratur dapat menghasilkan suatu pondasi yang kokoh dan akan menghidupkan kembali kebiasaankebiasaan yang hilang. Sebenarnya ini menyangkut personal dari setiap individu pribadi. Namun, jika tidak di tindak lanjuti maka akan menyebabkan kerusakan akhlak dan budi pekerti dari para generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, pendidikan bermoral sangat penting bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

  794 Views    Likes  

Hal Penting yang Perlu Dipersiapkan untuk Menghadapi Ujian Akhir Semester

previous post

7 Langkah kecil untuk meredakan emosi
Hal Penting yang Perlu Dipersiapkan untuk Menghadapi Ujian Akhir Semester

next post

Hal Penting yang Perlu Dipersiapkan untuk Menghadapi Ujian Akhir Semester

related posts