Selain untuk menjaga daratan dari ancaman abrasi, hutan mangrove dapat menjadi wisata alternatif. Seperti di wilayah pesisir Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara.
Kabupaten yang akrab di sapa Bumi Kartini ini, selain memiliki destinasi wisata alam yang beraneka ragam. Dalam beberapa tahun terakhir sudah ada objek wisata baru berbasis hutan mangrove. Uniknya, sepanjang pesisir Kecamatan Mlonggo hampir seluruhnya dipadati hutan mangrove. Bahkan, Saat memasuki tempat wisata, pengunjung akan disuguhi teduhnya rerimbunan tumbuhan mangrove yang masih asri. Ditambah pengunjung akan mendapatkan sensasi santai dengan suasana alam.
Petinggi Sekuro Ali Shohib menyontohkan, di desanya ini telah ada wahana wisata hutan mangrove baru. Lokasinya yang sejalur dengan Pantai Blebak, menjadikan pengunjung dapat memilih objek wisata yang diinginkan. Yaitu memilih wisata mangrove atau pantai.
“Kami mulai menata pesisir, terutama yang banyak tumbuhan mangrovenya. Ini sudah ada wisata baru yang memanfaatkan mangrove,” kata Shohib.
Wisata baru itu, lanjut dia, terbukti sudah bisa menyedot banyak wisatawan. Tidak hanya dari dalam kota, namun wisatawan juga datang dari berbagai penjuru daerah di Jawa Tengah. Meskipun baru dibuka kurang lebih enam bulan, wisata hutan mangrove tersebut telah menarik belasan ribu pengunjung. Terbukti selama masa libur lebaran, rata-rata pengunjung bisa mencapai seribu orang hanya dalam sehari.
“Potensi ini akan terus kita kembangkan. Salah satunya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES),” pungkas Shohib.
Shohib menambahkan, selain menarik wisatawan dan berdampak pada geliat ekonomi masyarakat. Pengelolaan wisata baru berbasis hutan mangrove juga bertujuan untuk menjaga lingkungan.
"Tidak haya sebagai perekonomian, namun kita juga dapat menjaga daratan dari ancama abrasi tanpa harus menghilangkan nilai wisatanya," imbuhnya.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan