Sejarah Kampung Adat Kuta, dalam cerita Sunda dulu diceritakan tentang lokasi yang batal untuk dijadikan sebagai ibu kota Kerajaan Galuh. Nama lokasinya adalah Kuta Pandak, atau disebut juga Kuta Jero. Nah, masayarakat Ciamis percaya, menduga bahwa ibu kota yang tidak jadi tersebut adalah Kampung Adat Kuta.
Sejarah penamaan Kampung Adat Kuta merujuk kepada lokasi Kampung Adat Kuta yang terletak di sebuah lembah, yang dikelilingi oleh tebing, dan perbukitan. Kondisi tersebut layaknya membentuk sebuah pagar alami. Dalam istilah Sunda, makna kata Kuta berarti sebuah pagar, yang menjadi ciri khas Kampung Adat Kuta terletak pada kearifan lokalnya. Dari mulai tradisi, hingga arsitektur rumah adat. Seluruh rumah Kampung Adat Kuta mempunyai aturan khusus terutama dari sisi atapnya yang harus menggunakan ijuk. Bentuk bangunanpun harus persegi, panggung, dan tidak diperbolehkan menggunakan bahan yang permanen. Selain itu, ada juga hal-hal prinsip yang tidak boleh dilanggar oleh masyarakat Kampung Adat Kuta. Tidak boleh berpakaian serba hitam, penduduk yang meninggal, harus dimakamkan di luar area Kampung Adat Kuta, dilarang mengunjungi tempat keramat saat hari Senin, dan Jumat, bentuk rumah harus persegi, rumah panggung, dengan bahan dasar kayu, bambu, dan ijuk. Di waktu tertentu, di kawasan Kampung Adat Kuta selalu dilaksanakan beberapa acara yang mecerminkan kekhasan kampung tersebut. Salah-satu acara yang terkenal adalah Ngulah.