Di era globalisasi sekarang, kemampuan untuk menguasai bahasa asing dinilai sangat penting. Bahasa yang paling banyak digunakan oleh negara-negara lain untuk berkomunikasi adalah bahasa Inggris. Maka dari itu, selain diajarkan di mata pelajaran di sekolah, banyak pula lembaga-lembaga yang berdiri untuk mengajarkan bahasa Inggris lebih intensif. Bahkan di Kediri, Jawa timur terdapat sebuah kampung bernama Kampung Inggris karena diketahui banyak lembaga-lembaga kursus bahasa inggris yang berdiri di sana. Lembaga kursus di Kampung Inggris Pare meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun. Peminatnya juga kian meningkat dari seluruh daerah di Indonesia bahkan sampai luar negeri seperti Thailand, Malaysia, dan berbagai negara lainnya. Awal mula berdirinya kampung inggris Dulunya, Kampung Inggris adalah sebuah perkampungan biasa atau lebih dikenal Desa Tulungrejo. Pada tahun 1976, Bapak Kalend Osen yang berasal dari Kutai Kartanegara merantau ke Jawa Timur untuk menuntut ilmu di pondok. Singkat cerita, Bapak Kalend berguru kepada KH Ahmad Yazid di kecamatan Pare untuk belajar bahasa Inggris. Bermula dari sana, Bapak Kalend mendirikan lembaga kursus bernama BEC (Basic English Course) pada tahun 1977. Semakin lama, banyak orang yang berminat untuk belajar bahasa inggris di BEC karena banyak alumninya yang berhasil mendapat nilai yang bagus. Hingga pada tahun 1990-an, banyak alumni BEC yang termotivasi untuk mendirikan lembaga kursus sendiri untuk menampung pelajar yang tidak dapat ditampung oleh BEC. Perbedaan kondisi Kampung Inggris sebelum dan sesudah pandemi Covid-19 Pandemi covid-19 yang mewabah di Indonesia di awal tahun 2020 sempat membuat lembaga kursus di Kampung Inggris tutup untuk sementara waktu. Untungnya, teknologi membantu proses belajar mengajar. Dengan smartphone atau laptop dengan aplikasi yang mendukung seperti Zoom, Google Meet, dan lain sebagainya, banyak lembaga kursus membuka kelas Online selama pandemi Covid-19. Meskipun tidak bertatap muka secara langsung, namun tetap bisa belajar dari rumah. Beberapa waktu berlalu. Meski pandemi Covid-19 belum berakhir, beberapa lembaga kursus mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka tanpa harus online. Tentu dengan melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Yaitu menggunakan masker, mencuci tangan/ menggunakan handsanitizer, dan juga menjaga jarak. Sebelum pandemi Covid-19, satu kelas/ruangan biasanya berisi 10-20 orang, sedangkan selama pandemi, satu kelas/ruangan dibatasi maksimal hanya 10 orang saja. Usia yang diperbolehkan belajar tatap muka di Kampung Inggris minimal usia 16 tahun ke atas. Sedangkan usia 16 tahun kebawah, lembaga kursus hanya membuka kelas kursus online. Itulah salah satu penyebab suasana Kampung Inggris Pare tidak seramai biasanya.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan