Sobat OSC adakah diantara kalian yang pernah mendengarkan musik karinding ?
Karinding merupakan salah satu alat musik tradisional khas tanah Sunda. Kalian dapat menemukan alat musik ini di daerah Jawa Barat maupun Banten. Alat musik ini memiliki bunyi yang sangat unik dan merdu. Cara memainkannya sangatlah mudah cukup di sentil oleh ujung telunjuk sambil kemudian ditempelkan ke bibir. Karinding terbuat dari bilah bambu atau pelepah daun enau. Bentuknya kecil dengan panjang 10 cm dan lebar 2 cm.
Karinding biasanya terbagi menjadi 2 jenis yaitu karinding perempuan dan karinding laki-laki. Karinding perempuan merupakan karinding yang dibuat untuk digunakan oleh perempuan. Karinding perempuan terbuat dari bambu dengan bentuk memanjang menyerupai susuk sanggul. Dengan bentuk yang seperti ini karinding lebih mudah untuk dibawa kemanapun perempuan pergi. Sedangkan, karinding untuk laki-laki terbuat dari pelepah kawung. Bentuk karinding untuk laki-laki biasanya lebih pendek dari karinding untuk perempuan. Dengan bentuk ini karinding akan lebih mudah dibawa dan disimpan pada tempat tembakau.
Karinding terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama disebut dengan pancepengan yaitu bagian yang harus dipegang dengan mantap. Bagian kedua disebut dengan cecet ucing yaitu bagian di mana buluh bambu karinding yang dibuat kecil dan tipis akan bergetar dan menghasilkan bunyi. Dan terakhir bagian ketiga disebut dengan paneunggeulan yaitu bagian yang dibunyikan dengan cara ditabuh. Jika ketiga bagian tersebut dikuasai dengan baik maka barulah akan terdengar bunyi yang mantap dan sempurna.
Di balik bentuknya yang begitu sederhana, karinding memuat nilai filosofis yang sangat tinggi. Bagian pancepengan mengajarkan kita untuk selalu yakin dan percaya kepada diri sendiri atas segala tindakan yang akan kita ambil. Kemudian, untuk memainkan bagian kedua dan ketiga, mengajarkan kita arti pentingnya sebuah kesabaran. Karinding perlu dimainkan dengan pas dan lembut, tidak tegesa-gesa, terlalu keras, maupun terlalu pelan. Terakhir karinding mengajarkan kita untuk menghargai sebuah kerjasama. Bunyi karinding yang merdu terlahir dari kerjasama ketiga bagian. Hasil yang baik tercipta karena adanya keyakinan, kesabaran, dan kerjasama. Manusia tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang terbaik jika hanya berjalan secara sendiri-sendiri atau mementingkan ego masing-masing. Oleh karena itu, baik kiranya agar kita dapat terus melestarikan keragaman budaya lokal yang mempunyai nilai filosofis nan tinggi ini. Semoga anak generasi sekarang mau terus belajar, mengambil kebaikan, dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan