Halo semuanya, kenalin aku Saschilla Citra Deyananda, panggil saja Chilla. Aku kelahiran 2006, yang mana di akhir November 2024 ini aku akan berumur 18 tahun.
Nah, kita sekarang akan membahas tentang bagaimana generasi kita akan menghadapi DUNIA SEBENARNYA dengan dorongan AI. Kalian pernah bertanya-tanya kayak gini ga sih, misalnya pas lagi kerja kelompok nih di kelas, "aduh, kok temen temen aku gamau pake ide sendiri, ya? kenapa pada gantungin tugas kelompok kita di ChatGPT?", haha, pasti pada ga asing kan dengan website ataupun aplikasi bernama "ChatGPT" ini?, bahkan sekarang ada banyak temennya GPT ini, kayak Perplexity, Chatbots, QuestionAI, Bing AI, ChatSonic, Notion AI, JasperAI, dan masih banyak lagi.
AI (Artificial Intelligence)
Jadi, apa sih aplikasi-aplikasi tersebut?? Teman-teman Gen-Z ga asing dengan hal-hal tersebut. Jadi, aplikasi-aplikasi tersebut adalah model kecerdasan buatan yang dibuat oleh AI. Model-model ini dirancang sedemikian rupa untuk memahami dan menghasilkan teks dalam bahasa manusia dengan kemampuan pemrosesan bahasa yang akami. Beragam AI tersebut dapat melakukan percakapan, menjawab pertanyaan, memberikan penjelasan, mmebantu menulis, bahkan menyelesaikan tugas yang memerlukan tingkat kreativitas tinggi.
Nah, aku sendiri khawatir ya dengan masa depan Indonesia atau bahkan dunia di kedepannya. Seperti yang kusebutin diatas, teknologi sekarang sudah hampir bisa menyamai dengan kecerdasan manusia yang membuat teknologi itu sendiri. Hal ini sama seperti manusia menciptakan saingannya sendiri, dan sama seperti manusia membuat organ pengganti otak manusia itu sendiri membuat manusia bodoh sebodoh-bodohnya. Kenapa aku bisa bilang gitu? Manusia yang malas berpikir akan langsung menyerahkan tugas-tugasnya ke teknologi berbasis AI ini, yang mana akhirnya manusia akan selalu menyerahkan tugas-tugasnya ke AI karena merasa "ah, pake AI kan bisa, kenapa aku harus pusing mikirin ini?" nah, inilah yang bisa membuat manusia bodoh di masa depan. Ya, karena manusia tidak mau mengembangkan diri yang mana nantinya kemampuan mengingat manusia itu akan menurun, seperti yang dikatakan oleh Wakil Menteri Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, yaitu Stella Christy.
Stella Christie Hasil TelusurStella Christie, beliau adalah wakil menteri kabinet Prabowo Subiyanto. Beliau telah memberikan pandangannya tentang kecerdasan buatan (AI), ia prihatin dengan dampak kecerdasan buatan terhadap dunia pendidikan dan masyarakat. Ia berpendapat bahwa jika kita terlalu bergantung dengan teknologi untuk mengingat hal-hal di dunia, kita mungkin akan kehilangan kemampuan kita untuk berpikir kritis dan mengingat indormasi secara mendalam, yang merupakan kemampuan penting dalam perkembangan kognitif manusia. Ibu Stella juga berpendapat bahwa AI harus dipandang sebagai alat bantu untuk meningkatkan potensi manusia, bukan untuk menggantikan fungsi-fungsi otak manusia.
Jadi, saya setuju dengan pendapat Ibu Stella diatas. AI memang teknologi yang maju, jika kita gunakan dengan bijak maka AI bisa membantu kita dalam memajukan negara kita dari title NEGARA BERKEMBANG menjadi NEGARA MAJU, seperti negara Jepang. Sebaliknya, jika kita menggunakan AI untuk menggantikan fungsi-fungsi otak manusia, maka manusia akan bodoh, karena menciptakan ketergantungan yang membuat manusia tidak mau berpikir. Ya, kalian masih tetap bisa menggunakan AI untuk membantu kalian dalam kehidupan sehari-hari, tetapi tidak untuk bergantung pada AI, ya. Cukup gunakan AI untuk menganalisis bagaimana cara mengerjakan tugas kamu, dan kamu belajar dari penjelasan yang AI sebutkan. Bukan dengan menyerahkan semua tugasmu ke AI tanpa kamu pelajari bagaimana AI menyelesaikan tugasmu.
Berbaik-baiklah menggunakan teknologi yang ada, jangan menjadikan teknologi yang maju menjadi pisau bermata dua.
previous post
7 Langkah kecil untuk meredakan emosi