Keunikan Ritual Tiwah, Upacara Adat Kematian Khas Suku Dayak

Membahas budaya Indonesia memang tidak akan ada habisnya. Indonesia yang dijuluki sebagai negeri seribu pulau ini memiliki beragam suku dengan masing-masing ciri khas mulai dari kelahiran, pernikahan hingga kematian dirayakan dengan ritual yang berbeda-beda, faktor tersebutlah yang membuat Indonesia kaya akan Budaya. Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar di Indonesia dengan luas 737.330 Km dan juga merupakan pulau terbesar ketiga di dunia. Di pulau Kalimantan ini terdapat beragam suku yang memiliki tradisi budaya berbeda-beda salah satunya adalah Suku Dayak Ngaju.

Suku Dayak memiliki ritual adat kematian yang dikenal dengan upacara Tiwah atau Tiwah Lale. Upacara ini merupakan ritual bagi penganut Hindu Kaharingan, kepercayaan asli Suku Dayak. Ritual Tiwah merupakan Prosesi menghantarkan roh leluhur (Salumpuk liau uluh matei) yang telah meninggal dunia ke Sorga (Lewu tatau) bersama Sang Pencipta (Ranying Hatalla). Tulang belulang jenazah akan dibersihkan kemudian diletakan di sebuah rumah kecil yang terbuat dari kayu bulat utuh dengan ukuran sekitar 9x12 meter yang biasa disebut sandung atau balai nyahu.

Bagi suku Dayak penganut kepercayaan Hindu Kaharingan, kematian perlu disempurnakan dengan ritual lanjutan agar roh dapat hidup tentram bersama Ranying Hatalla di Lewu Tatau. Untuk melangsungkan upacara ini dibimbing oleh Basir. Sama seperti upacara adat pada umumnya, ritual Tiwah juga memiliki pantangan yang harus kita taati seperti ada beberapa hewan dan juga sayuran yang tidak boleh dibawa pada saat ritual sedang berlangsung. Apabila salah satu pantangan atau pali ini dilanggar maka sang pelanggar akan dikenakan sanksi adat.

Tiwah bertujuan untuk melepas kesialan bagi keluarga yang ditinggalkan dan merupakan suatu bentuk penghormatan kepada roh serta merupakan suatu tanda bakti kepada para leluhur. Ritual Tiwah juga sekaligus pelepasan status bagi yang sudah menikah, apabila Tiwah telah dilaksanakan maka pasangan yang ditinggalkan (janda/duda) diperbolehkan untuk menikah lagi. Umumnya upacara Tiwah ini tidak dilakukan untuk satu jenazah saja namun bisa dilakukan untuk puluhan jenazah, karena upacara Tiwah ini membutuhkan dana yang lumayan besar. Upacara ini memiliki makna yang dalam dan sakral, biasanya berlangsung cukup lama kira-kira selama 7 hingga 40 hari.

Ritual kematian khas suku Dayak ini sangat menarik, tidak hanya bagi masyarakat lokal tetapi juga wisatawan domestik hingga wisatawan internasional antusias untuk menyaksikan upacara ini secara langsung. Karena keunikannya, ini pada tahun 2014 lalu Tiwah masuk dalam Warisan Budaya Takbenda Indonesia Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

sumber gambar : Penombakan kerbau pada prosesi tabuh. (Dok. Disbudpar Kalteng)

(( sumber gambar : https://www.youtube.com/watch?v=UPVZCtpCIn8 ))

(( sumber gambar : https://phinemo.com/ritual-tiwah-suku-dayak-kalimantan/ ))

  2711 Views    Likes  

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

previous post

Pelantikan Bantara Pramuka: Membangun Generasi Berkarakter
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

next post

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

related posts