Kisah dua lembar uang

Di suatu pagi yang cerah di balik kepiluan yang tak terlihat, di hari rabu seseorang yang menjadi pahlawan ku, yang selalu menuruti ke inginan anak bungsuh nya ini jatuh sakit terbaring di tempat tidur.....

 

Aku sangat merasakan kesedihan yang mendalam, mungkin untuk usia 10 tahun aku masih ke kanak kanakan yang hanya memikirkan bermain, yang tak mampu berfikir harus bagaimana dan melakukan apa, karna yang aku tahu jika ada orang sakit harus di bawa ke rumah sakit.

 

Lalu ayah ku tak ingin di bawa ke rumah sakit karna pada saat itu biaya untuk ke rumah sakit tidak mencukupi, pada akhir nya abang ku yang bernama zani memaksa keras karna ayah harus segera di tangani, ayah ku terkena penyakit lever, aku pun tidak tahu apa itu penyakit lever setelah aku lulus sekolah dasar(SD) aku baru tahu kalau itu penyakit berbahaya

 

Kata dokter ayah ku telat di bawa ke rumah sakit, karna pada dasar nya ayah telah sakit ini beberapa hari sebelum sampai terbaring, namun ayah tak pernah bekata apa pun kepada anak-anak nya, tidak sama sekali mengeluh rasa sakit. dan ayah ku memutuskan untuk berobat jalan, ayah tidak mau di rawat karna tidak mau menyusahkan anak-anak nya. 

 

Ke esokan hari nya aku dan abang ke 5 ku, merawat ayah menyuapkan bubur sedikit demi sedikit, pada saat itu ibu sedang bekerja untuk membantu biaya berobat jalan nya ayah.

 

Aku sempat merasakan kebingungan,dalam hati berkata"kenapa ayah ku?,apa itu penyakit lever?" Termenung dan hanya bisa berdiam diri.....

Selama ayah sakit, ayah tak bisa mencari rezeki.

 

Pagi itu adalah hari jumat, jarum jam menunjuk ke arah jam setengah 7, aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah, aku pun memandangi ayah sebelum berangkat, dalam hati berkata "yallah jangan ambil ayah ku" ucap ku "ah firasat apa si ini,engga pokok nya aku ga boleh mikir macem - macem", kemudian aku pamit sama ayah untuk berangkat sekolah, aku berkata "ayah aku mau berangkat sekolah dulu ya, tapi aku gak punya uang untuk jajan di sekolah" ,lalu ayah ku menjawab "ayah punya uang cuma 7 ribu lia, ini uang terakhir ayah" aku menjawab "iya ayah" lalu aku salim dengan ayah, aku memang tidak biasa sarapan pagi kecuali hanya minum teh manis hangat sudah cukup bagi ku dan bagi anak sd uang 7 ribu cukup bagi ku untuk membeli jajanan di sekolah, karna harga makanan di sekolah ku cukup terbilang murah.

 

Sesampai nya di sekolah, sebelum bel masuk berbunyi aku makan nasi goreng di kantin, makanan paling sederhana dengan bumbu yang biasa aja tapi rasa nya luar biasa, harga nya cuma 4 ribu rupiah kubayar dengan uang yang ku temukan di saku baju ku, jadi uang yang ayah ku berikan tadi pagi masih utuh, aku melamun memikirkan ayah, dalam hati berkata "aku gak mau ayah meninggal, aku gak mau" lalu bel masuk pun berbunyi aku langsung melangkah ke kelas, selama pelajaran aku sangat gelisah, jarum jam sudah menunjuk ke angka 11 dan istirahat masih satu jam lagi, beberapa menit kemudian saudara ku datang dengan raut muka yang sedih dan mengeluarkan air mata, aku biasa menyapa dengan panggilan ka, aku langsung izin dan kaluar kelas untuk menemui saudara ku, aku bertanya tanya dengan nya "kenapa ka? Ada apa?" Dengan raut muka yang sangat panik dan ketakutan aku bertanya, lalu ka farida menjawab "kamu yang sabar ya, jangan nangis, bapak kamu meninggal lia" mendengar berita ini aku lari tanpa memikirkan tas dan izin dengan guru, lalu aku naik ojek depan sekolah agar segar sampai rumah, sampai nya aku di rumah ternyata benar, begitu banyak orang-orang bertdatangan, aku tak sanggup menahan air mata ini, aku menangis sekencang kencang nya, sambil berkata "ayah kenapa ayah tinggalin lia, lia belum bisa bikin ayah bangga, ayah apa yang lia bisa lakuin biar ayah kembali" , tepat di hari jumat ayah pergi untuk selama nya, ayah selalu mengajarkan kebaikan untuk anak - anak nya jadi walaupun ayah sudah tiada, kebaikan nya dapat di kenang untuk anak nya mauapun orang lain, lalu kepergian ayah pun semakin terasa hingga malam hari, rasa nya tak siap dengan semua ini, rasa nya tak siap untuk menerima semua ini, anak yang manja nya ini tak siap untuk keadaan seperti ini, kepergian ayah semakin terasa di hati ,kesedihan selalu datang menghampiri, kerinduan tidak berhenti, begitu pula dengan duka yang masih menyelimuti.

 

Aku hanya bisa mengenang uang yang di berikan ayah terakhir kali, dua lembar uang dengan nominal 7 ribu rupiah tak sempat untuk ku belanja kan, lalu aku menyimpan nya untuk ke kenang dan jika uang itu hilang aku akan selalu mengenang lewat cerita ku ini.

 

Kemudian hari demi hari berlalu aku dan beserta kaka kaka ku dapat menerima segala nya yang terjadi........

 

 

  251 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts