Kue dumbeg merupakan makanan tradisional yang dapat ditemui di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kue ini terbuat dari campuran tepung beras dan tepung ketan, gula merah, dan santan. Kue dumbeg berbentuk lonjong seperti terompet. Bungkus kue dumbeg umumnya terbuat dari daun lontar yang dibentuk memanjang spiral seperti terompet. Makanan ini memiliki rasa yang gurih dan manis ditambah dengan citarasa yang unik dari aroma daun lontar itu sendiri.
Pada umumnya, kue dumbeg dapat dijumpai di setiap acara adat baik sedekah bumi, sedekah laut, maupun acara pernikahan orang daerah setempat. Kue dumbeg sering dijadikan sebagai makanan suguhan bagi para tamu yang datang ke rumah atau acara pernikahan. Dahulu kue dumbeg menjadi salah satu makanan favorit para wali ketika berkunjung ke Kabupaten Rembang. Meskipun keberadaannya sudah lama turun menurun dari nenek moyang, makanan ini masih sangat digemari segala kalangan mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia. Makanan ini masih banyak dijual di pasar-pasar tradisional Kabupaten Rembang.
Tidak hanya sekedar makanan, kue dumbeg mempunyai makna atau filosofi yang tinggi. Dalam tradisi Jawa, dumbeg dijadikan simbol yang melambangkan kesuburan dan tonggak peradaban manusia. Selain itu, daun lontar sebagai pembungkusnya melambangkan sifat tawaddu kepada Tuhan Yang Maha Esa. Daun lontar yang selalu menunduk tumbuhnya mengajarkan sikap rendah hati dan menghindari sifat sombong. Kemudian bentuk dumbeg yang spiral dari putaran kecil sampai besar melambangkan hidup harus berusaha dengan tekun dan sabar dari hal kecil sampai ke besar.