Learning Organization Strategi Membentuk SDM Unggul di Era Digital

Apa Itu Learning Organization ?

            Menurut C. Marlene Fiol and Marjorie A. Lyles dalam “Organizational Learning,” Academy of Management Review, October 1985. “Organization learning berarti proses meningkatkan tindakan melalui pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik” dan menurut Chris Argyris, “Double Loop Learning in Organizations,” Harvard Business Review, September - October 1977, mengatakan “Learning Organization adalah proses mendeteksi dan mengoreksi kesalahan.” Sedangkan menurut Ray Stata, “Organizational Learning The Key to Management Innovation,” Sloan Management Review, Spring 1989 menjelaskan bahwa “Learning Organization Kunci Inovasi Manajemen.”

Banyaknya penjelasan terkait definisi learning organization jelas terbukti sulit dipahami selama bertahun-tahun. Teori organisasi telah mempelajari pembelajaran untuk waktu yang lama; kutipan-kutipan diatas menunjukkan bahwa masih ada ketidaksepakatan yang cukup besar. Sebagian besar sarjana melihat learning organization sebagai proses yang terbentang dari waktu ke waktu dan menghubungkannya dengan perolehan pengetahuan dan peningkatan kinerja.

Secara sederhana dapat diartikan leaning organization adalah organisasi yang terampil dalam menciptakan, memperoleh, dan mentransfer pengetahuan, dan memodifikasi perilakunya untuk mencerminkan pengetahuan dan wawasan baru .Dengan penerapan ide-ide yang baru sanggat penting dalam pembelajaran organisasi. Penerapan ide-ide selalu di salurkan oleh anggota organisasi dalam bentuk wawasan dan kreativitas yang terjadi, kadang pun informasi dari luar organisasi ke dalam organisasi sebagai bentuk pengetahuan, tetapi menciptakan learning organization sanggatlah susah dilaksanakan.

            Menciptakan sebuah learning organization adalah ujian yang ketat bagi universitas maupun bagi perusahaan. Perusahaan seperti General Motors, yang berupaya baru baru ini menciptakan peningkatan SDM dalam perusahaan, ternyata masih kurang dalam menciptakan kinerja SDM perusahaan. Kebanyakan memang perusahaan banyak yang telah menciptakan pembelajaran organisasi tetapi anggota organisasi atau karyawan sendiri belum berhasil dalam penerapan aktivitasnya. Quality Management mulai bayak diajarkan di universitas maupun sekolah-sekolah bisnis, tetapi lulusannya masih banyak belum menerapkannya dalam perkerjaan setalah lulus dalam mengambil keputusan. Konsultan perusahaan menjelasin dan menasehati kepada kliennya atau dalam bentuk kelompok kecil tetapi terkendala dengan pertikaian yang terjadi dan faksionalisme.

            Dalam perkembangan teknologi yang pesat dan bertumbuhnya knowledge-based masyarakat, menuntut perusahaan untuk terus memberikan pelatihan dan pembelajaran sesuai dengan perkembangan yang telah terjadi. Perkembangan lerning organization yang diambil oleh Human Resources and Development (HRD) menerapkan 6 fitur utama dalam leraning organization agar berhasilnya penerapan pengetahuan baru bagi karyawan perusahaan dalam penerapan learning organization.

Budaya belajar : Karyawan yang ingin melakukan pembelajaran baru didukung, dipromosikan, dan diberikan sebuah penghargaan dari manajer perusahaan atau petinggi perusahaan sebagai bentuk apresiasi keinginan karyawan dalam menginginkan pengetahuan baru untuk kemajuan kinerja perusahaan.

Pembelajaran yang berkelanjutan : Antar karyawan dalam perusahaan saling berbagi pengetahuan baru, dan pekerjaan sebagai basis untuk mengaplikasikan dan membuat pengetahuan yang baru.

Generasi berpengetahuan dan berbagi pengetahuan : sebuah sistem yang dibuat untuk membuat, menangkap, dan membagi pengetahuan baru.

Fleksibel dan Eksperimen : Karyawan diberikan kebebasan dalam mengambil risiko, berinovasi, mengeksplor pengetahuan baru dan ide barunya, mencoba sebuah proses kerja yang baru, serta mengembangkan produk atau jasa pelayanan yang baru.

Perubahan yang sistematis : Karyawan diberi dan didorong untuk berpikir secara baru, seperti hubungan, umpan balik, dan uji asumsi.

Menghargai karyawan : Sistem dan lingkungan yang fokus untuk memastikan pengembangan dan kesejahteraan karyawan yang mau melakukan pembelajaran baru dalam organisasi.

            Banyak aspek membuat pemebelajaran dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) terjadi terkendala seperti aspek situasional, hubungan kekuasaan, status, dan keterikatan pada kebiasaan atau budaya lama.

Perlu adanya langkah-langkah untuk membangun kapasitas perusahaan untuk pembelajaran seperti berikut:

Mengubah peran dari manajer Membuat rekanan berbasis pengetahuan Mengembangkan dan memperluas aktivitas pembelajaran dalam organisasi Mentransformasi gambaran individu dan organisasi tentang pembelajaran Memperdayakan karyawan Mendorong karyawan dalam bereksperimen dan mendorong mengambil risiko Membuat struktur, sistem, dan waktu pembelajaran Menciptakan budaya pengembangan yang berkelanjutan Mendorong keluarnya informasi dari organisasi ke pihak luar (pelanggan, supplier, vendor, dll) Mengembangkan cara berpikir yang sistematis Membangun kesempatan dan mekanisme untuk memperluas pengetahuan baru Membuat struktur, sistem, dan waktu pembelajaran Mengembangkan visi yang kuat untuk keunggulan organisasi dan pemenuhan individu Mengurangi birokrasi dalam organisasi

Agar suksesnya pembentukan learning organization, perusahaan perlunya melakukan penekanan lebih pada setiap pelatihan dan mengubah sistem manajemen sumber daya manusia untuk mendukung pembelajaran dengan tiga pendekatan dalam melakukan setiap pelatihan dan pengembangan kepada karyawan, diantaranya:

Terfragmentasi : Pelatihan dan pengembangan lebih menjadi hal yang periferal dari pada intrinsik  bagi organisasi. Pelatihan yang dilakukan tidak berkaitan dengan tujuan organisasi dan ditawarkan oleh departemen pelatihan pada organisasi.

Terformalisasi : Pelatihan yang dilakukan terhubung pada sistem organisasi yang memastikan bahwa aktivitas dari pelatihan dilaksanakan dengan beberapa aturan. Kebutuhan pelatihan pada individu diidentifikasi dengan melakukan wawancara penilaian dan manajer kemudian mengarahkan mereka pada pelatihan sesuai kebutuhannya.

Terfokus : Pelatihan dan pengembangan menjadi hal yang intrinsik bagi sebuah organisasi. Pelatihan dan pengembangan didorong oleh tujuan strategis organisasi dan kebutuhan karyawan.

           Penelitian yang dilakukan terkait peran dari HRD dalam menerapkan leraning organization di Lithuania, ditemukan bahwa hanya 32.43% dari 37 perusahaan di Lithuania yang sudah mulai menerapkan konsep learning organization, dan kebanyakan menerapkan sistem transformasi pada pelatihan dan pengembangan organisasi. Perusahaan seperti Honda, Corning, dan General Elektrik, yang sukses dalam menerapkan learning organization dalam perkembangan digitial, perusahaan-perusahaan ini aktif mengelola proses learning organization dengan melakukan blok organisasi pembelajaran dengan bentuk pelatihan dan pengembangan yang baik pada organisasinya. Melihat hal ini, pengembangan perusahaan dalam membentuk learning organization masih perlu digiatkan di Indonesia dan dikembangkan lebih banyak untuk menghadapi tantangan diera yang semakin maju dan digitalisasi.

Kesimpulan.

            Penerapan learning organization sanggatlah perlu diperhatikan dan diterapkan dalam perusahaan untuk mencapai kinerja SDM perusahaan lebih baik dalam menghadapi perkembangan digitalisasi, pengetahuan dan pembelajaran baru dalam organisasi menjadi kunci dalam mencapai learning organization, karyawan dituntut untuk dapat mengembangkan ide barunya dari luar lingkungan organisasi dalam pekerjaan, dan dalam pekerjaannya mendapatkan kunci dari pembelajaran baru, jaringan antara karyawan menyalurkan ide baru menjadi sukses dalam penerapan learning organization.

            Enam fitur utama dalam learning organization perlu diperhatikan sebagai kunci dalam keberhasilan penerapan learning organization. Penerapan learing organization dalam perusahaan akan membuat karyawan menjadi ter bekali untuk menghadapi perkembangan ke depan, dapat mengambil jalan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang kemungkinan akan terjadi di masa depan, dengan demikian pemberdayaan sumber daya manusia untuk menghadapi perkembangan teknologi dapat diatasi oleh perusahaan untuk menyejahterakan sumber daya manusianya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Garvin, D. A. (1993, Agustus). Building a Learning Organization. Harvad Business Review, 1.

Gulliver, F. R. (1987). Post-Project Appraisals Pay. Harvard Business Review, 128.

Nonaka, I. (1991). The Knowledge-Creating Company. Harvard Business Review, 97.

Senge, P. M. (1990). The Fifth Discipline. New York: Doubleday, 1.

Winarto, Y. (2020, Juni 16). Kontan.co.id. Diambil kembali dari New normal, banyak perusahaan lakukan rasionalisasi untuk bertahan: https://industri.kontan.co.id/news/new-normal-banyak-perusahaan-lakukan-rasionalisasi-untuk-bertahan

  1090 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts