Lika Liku Lolos OSC UMN

Perkenalkan, nama saya Dandi Nofriansyah. Saya adalah salah satu siswa di salah satu SMA pedalaman Sumatera Barat tepatnya di SMAN 1 Kecamatan Suliki, Kabupaten Lima Puluh kota. Bulan September 2018 lalu saya diberi tahu oleh seorang guru BP di sekolah saya bahwa semacam beasiswa untuk jenjang S1 full beasiswa. Yang mengatakan bahwa beasiswanya adalah OSC yang merupakan beasiswa untuk jenjang S1 terbesar di Indonesia tahun 2018. Guru menjelaskan bahwa akan ada puluhan ribu siswa yang akan memperebutkan 360 kursi beasiswa di 18 PTS terbaik di Indonesia dengan nilai sebesar 30 miliar rupiah. Mendengar penjelasan dari guru BP tersebut, jujur saya memang tidak tertarik sama sekali. Karena saya berfikir bahwa untuk memperebut beasiswa dari puluhan ribu orang adalah hal yang mustahil bagi saya. Saya sudah kalah sebelum berperang.

Aku memang tak terniat untuk ikut beasiswa itu karena peluang lolosnya sangat kecil. Ditambah lagi aku merupakan anak ke 2 dari 3 orang bersaudara yang berasal dari keluarga sederhana yang tergolong kurang mampu. Ayahku hanya seorang petani yang terkadang menjadi tukang bangunan, namun pekerjaan menjadi tukang bangunan tidak terlalu menjanjikan untuk kehidupan kami. Karena untuk sebagai seorang tukang bangunan, ayah hanya bekerja lebih kurang 3 hari dalam seminggu. Sedangkan ibu bekerja membantu ayah jika ayah pergi ke ladang.

Perjalananku ikut OSC dimulai dari paksaan guru di sekolahku. Guru sekolahku memaksaku untuk ikut OSC dan berdalih “Allah sudah menetapkan jalan kehidupan bagi tiap individu, jalan itulah yang bisa kita turuti dan kita bisa merubahnya dengan usaha dan berdoa. Jika lulus beasiswa ini adalah jalan hidup Dandi, ini tak akan bisa direbut oleh seserang pun” aku hanya terdiam mendengar dalih-dalih yang diucapkan oleh ibu tersebut tanpa menjawab. Aku saat itu seperti batu yang tak bergerak mendengar nasehatnya. “ Dandi berjanjilah kepada ibu untuk ikut OSC ini” guruku mengulang perkataan itu beberapa kali. Demi keamanan jalan pendidikanku di sekolah dan demi menghormati seorang guru, aku berjanji untuk daftar OSC.

Saat tes online OSC yang pertama, aku menggunakan laptop yang ku beli dari tabungankuyang telah terkoneksi dengan  hostpot dari handphoneku. Mulai mengerjakan soal OSC ini hatiku berdetak. Seraya berbisik “Dandi, kalau kau sudah memutuskan untuk ikut suatu hal, maka berusahalah untuk mencapai hasil yang maksimal, ingat orang tuamu sedang bekerja bercucuran keringat untuk menyekolahkanmu” itulah kata yang terngiang di telingaku, seakan aku mendengar nasehat orang tuaku agar aku selalu rajin belajar. Aku cermati butir demi butir soal OSC ini, kujawab dengan keseriusan dengan membayangkan wajah orang tua. Dan soal OSC pun sudah selesai kujawab dengan kelebihan waktu mencapai 15 menit.

Aku tak yakin aku bisa lolos di seleksi pertama ini, sehinga waktu pengumuman siapa yang lolos seleksi OSC tahap 1 yang bertepatan pada hari jumat ini, aku memutuskan untuk tidur setelah Sholat Jumat supaya tak teringat pengumuman OSC ini. Aku yang merupakan anak kos mendengan suara temanku dari luar kamarku dengan mengucapkan selamat, aku tak tau selamat apa yang ia ucapkan, setelah ia mengatakan kalau aku lolos OSC, aku tediam dan berfikir kalau perkataan guruku memang benar. Jalan kita sudah ditetapkan allah.

Aku berdoa kepaya Tuhan “Ya allah, kalau memang ini adalah jalanku, maka loloskanlah aku hingga aku memperoleh beasiswa tersebut. Mudahkan jalanku ya allah”  Doa itulah yang selalu terucap dari mulutku setiap sehabis sholat.

Untuk persiapan seleksi administrasi, aku mengurus Surat Keterangan Bebas Narkoba ke RS terdekat. Dan tak kusangka, aku yang hanya punya uang 10 ribu rupiah disaku ternyata harus membayar 180 ribu untuk pengurusan surat tersebut. Langkah yang bisa kulakukan adalah meminjam uang dari teman suapaya suratnya  bisa selesai.

Pengumuman seleksi administrasi ini bertepatan dengan ujian Semester di sekolah ku. Sehingga aku harus menunggu hingga ujian selesai baru bisa menlihat apakah aku lolos seleksi administrasi atau tidak. Berusaha merayu pengawas ujian supaya bisa diizinkan keluar lebih cepat sudah kulakukan, supaya bisa segera melihat hasilnya. Tapi semuanya sia-sia. Aku harus menunggu hingga waktu ujiannya habis. Setelah ujian selesai, dengan bergegas aku langsung mencari pengumumannya. Dan Subhanallah, Allah mengabulkan permohonanku.

Secuil masalah timbul dibenakku, aku yang tak tak punya uang, tak punya kerabat yang akan membantuku untuk biaya pergi ke jakarta. Tak tau apa yang harus kulakukan, aku seakan orang yang putus pengharapan, putus asa dengan semuanya. Aku bercerita kepada seorang guru tentang kesedihanku, bercerita bahwa aku lolos seleksi ke2 OSC dan akan melanjutkan seleksi ke3 OSC yang bertempat di Balai Kartini Jakarta Selatan.  Guru Spontan memberi Ucapan Selamat. Tapi kemudian ku sampaikan keluh kesahku bahwa aku tak punya uang untuk pergi.

“Silahkan dandi gunakan uang ada yang sekarang ini untuk pergi ke Jakarta, jika tak punya uang, pinjamlah uang untuk kepergian. Nanti jika dandi lolos OSC ini, kami akan mengganti biaya pesawat untuk pulang pergi ke Jakarta” tutur seorang guru. Dari situlah timbul semangatku dan semangat orang tuaku untuk kembali melanjutkan seleksi ini. Orang tua bergegas mencari pinjaman suapaya bisa lolos beasiswa ini. Ahirnya pinjaman didapatkan dan aku punya uang untuk berangkat ke Jakarta.

Pergi ke Jakarta sendiran tanpa tau tempat menginap, itu yang terjadi padaku. Kemudian aku berkata kepada alumni dan aku bisa menginap selama tes di Asrama Universitas Indonesia.

Tiba di Balai Kartini, aku melihat pelukan hangat dari orang tua kepada anaknya yang ikut seleksi ini. Tapi aku hanya sendirian di negri yang tak pernah kukunjungi. Aku kuatkan hati, aku fokus terhadap ujian yang akan kulakukan.

Malam pengumuman peraih beasiwa, aku gugup, karena sudah 17 orang yang disebutkan akan memperoleh beasiswa di UMN tetapi namaku tidak ada didalamnya. Fikiran sudah mengatakan kalau aku gagal. Namun ternyata pada urutan ke 19 terdapat nama DANDI NOFRIANSYAH, SMA N 1 KECAMATAN SULIKI, SUMATERA BARAT. ternyata aku bisa memperoleh beasiswa di Universitas Multimedia Nusantara jurusan Teknik Fisika. Pulang dengan perasaan bahagia memberikan kejutan kepada orang tua tentang hasil yang kudapatkan. Membalas usaha orang tua yang telah bercucuran keringat.

Hari hari telah berlalu, kemudian aku menagih janji seorang guru yang berjanji akan mengganti biaya tiket pesawat pulang pergi. Namun hasilnya nihil. Tak ada respon apa-apa. Sehingga akhirnya orang tuakulah yang harus kembali mencari dana pembayar hutang yang sebelumnya digunakan untuk pembelian tiket pesawat ke Jakarta.

 

                                                                                    “By : DANDI NOFRIANSYAH”

  1801 Views    Likes  

Cetak Prestasi dengan Strategi Persiapan Ujian Terbaik

previous post

MASIH SEPI PEMINAT? INI DIA KEUNTUNGAN DARI MASUK JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN!
Cetak Prestasi dengan Strategi Persiapan Ujian Terbaik

next post

Cetak Prestasi dengan Strategi Persiapan Ujian Terbaik

related posts