MELETUSNYA SEMERU DAN JANJI PENGUASA TANAH JAWA
(Sabdo Palon Nagih Janji)
Sabdo Palon adalah penasihat raja-raja dijawa pada masa lampau, Sabdo Palon sendiri bukanlah manusia melainkan jelmaan dari Dewa atau Hyang yang sering digambarkan seperti semar seorang pri tua dan bertubuh gemuk menurut mitologi. Dikisahkan Sabdo Palon adalah penasihat Raja Brawijaya V sebagai raja terakhir Majapahit, ditengah kegentingan serangan dari Giriwardhana yang merupakan kerajaan Kediri ditambah dengan adanya perang saudara dari kerajaan Majapahit itu sendiri, maka Brawijaya bersama penasihatnya Sabdo Palon melariak diri menyingkir ke ujung timur dari pulau Jawa yakni Banyuwangi.
Pengaruh islam yang semakin pesat dengan berdirinya kerajaan Demak, Sultan Demak yakni Raden Fatah yang merupakan anak kandung dari Raja Brawijaya V mengutus Sunan Kalijaga untuk membujuk Raja Brawijaya pulang untuk mengatasi permasalah yang timbul di Majapahit. Namun, sesampainya Sunan Kalijaga di Banyuwangi Sabdo Palon sangat tidak senang dengan kedatangannya lantaran tidak hanya mengajak Brawijaya pulang namun sekaligus membujuknya masuk islam. Hal tersebut jelas mendapat pertentangan dari Sabdo Palon yang merupakan penasihat sekaligus jelmaan Dewa, Hingga pada akhirnya Brawijaya mengucapkan kalimat syahadat dan mengajak Sabdo Palon ikut masuk islam maka beliau langsung menolak. Sebelum Sabdo Palon pergi karena rasa kecewanya, ia bilang dan berjanji akan kembali setelah 500 tahun apabila orang jawa sudah kehilagan jati dirinya.
Dalam sebuah petikan jawa Jongko Sabdo Palon Noyo Genggong yang bersisi “Takdir nusa sampai kepada janji, jika sudah genap lima ratus tahun terhitung jaman islam musnah kembali kepadaku agama budi berdiri jadi satu”. Dalam sebuah petikan jawa lain yang berasal dari Kerajaraan Pajajaran yang dikabarkan ngahiang (menghilang) bersama para pengikutnya berisi mengenai kehancuran alam dan penataan kembali oleh Ratu Adil yang didampingi Pemuda Berjanggut (Sabdo Palon) yang kehancurannya ditandai dengan jaman yang terus berganti, orang jawa hilang jawanya serta meletusnya gunung-gunung besar yang disusul oleh tujuh gunung.
Lantas apa kaitannya dengan kejadian saat ini dimana semeru terus meletus yang mengakitbatkan erupsi puluhan kali sejak statusnya dinyatakan siaga, secara ilmiah menurut Ahli Vulkanik ITB yakni ada tiga hal pertama karena volume didapur magmanya sudah penuh, kedua karena ada longsoran didapur magma yang mengakibatkan pengkristalan di dapur magma dan yang ketiga diatas dapur magma itu sendiri.
Namun, dalam versi sejarah dicatatan lain mengatakan bahwa Sabdo Palon pernah membuat janji dengan Syekh Subakir yang merupakan penyebar agama islam diwilayah jawa dan mendapat pertentangan keras bukan hanya dari manusia saja melainkan dewa, setan dan jin pun menentang keras. Hingga pada puncaknya terjadi perkelahian berupa adu kesaktian selama 40 hari yang membuat Sabdo Palon kewalahan dan meminta kesepakatan atau gencatan senjata, Syekh Subakir di ijinkan menyebarkan islam ditanah jawa dengan syarat dari Sabdo Palon yakni:
ada paksaan mengenai keyakinan, biarkan memilih sediri sesuai kehendaknya. Jika membuat bangunan tempat ibadah atau pemujaan buatlah bangunannya nampak seperti Hindu Jawa. Jangan jadikan orang Jawa sebagai orang Arab (jangan sampai hilang Jangan jawanya). Jika mendirikan sebuah kerajaan maka pemimpinnya campuran Hindu Islam.Perjanjian tersebut pun disepakati, namun jika suatu saat perjanjian tersebut dilanggar hingga orang jawa lupa jawanya maka Sabdo Palon akan kembali dengan huru-hara atau kekacauan yang dibawanya. Mengenai hal tersebut tidak ada jaminan mengenai kebenarannya namun keyakinan yang terjalin pada setiap individu dalam masyarakat mampu menimbulkan stigma yang kuat hingga cerita tersebut mengalir bebas dengan berbagai versi, tidak ada yang berhak melarang mengenai hal tersebut tapi tanpa harus menjatuhkan hal lainnya.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan