Rumah Adat Dohor memiliki kaitan erat dengan sejarah minyak di Balikpapan. Kata Dohor berasal dari nama suatu daerah di Tabalong yang mana daerah tersebut memiliki sumur minyak. Rumah adat Dohor kini hanya tersisa 9 rumah karena beberapa rumah lain dihancurkan namun dari 9 rumah tersebut memiliki tipe yang berbeda kemudian dijaga oleh Pertamina dan dulu sebelum menjadi cagar budaya rumah adat ini digunakan untuk tempat persinggahan tamu Pertamina hingga pada tahun 2016 dibuka untuk umum menjadi cagar budaya karena dirasa memiliki nilai yang patut dipertahankan.
Rumah Adat Dohor berbentuk rumah panggung dikarenakan daerah tersebut berada di daerah pesisir sehingga warga khawatir jika suatu saat air akan naik, rumah ini berbentuk unik yaitu rumah yang memiliki perpaduan antara budaya Kalimantan dan Eropa, gaya Eropa dari rumah ini bisa terlihat dari jendela yang memiliki bentuk yang besar tak hanya itu pondasi dari rumah ini juga kuat karena terbuat dari beton yang berukuran 1.5m meskipun begitu rumah ini pernah dilakukan beberapa renovasi karena kerusakan namun tetap menjaga bentuk asli bangunan. Balikpapan menjadi "Kota Minyak" bukan karena Balikpapan memiliki hasil minyak terbesar namun karena Balikpapan memiliki tempat yang strategis yaitu teluk sehingga memudahkan jalur pelayaran. Melihat kejadian itu dareah penghasil minyak lainya menyetorkan bahan mentah ke Balikpapan kemudian memproses dan mendistribusikanya melalui pelayaran, sebutan "Kota Minyak" tidak diberikan oleh masyarakat Balikpapan sendiri namun sebutan itu diberikan oleh Belanda karena hal tersebut. Sumber Gambar: https://images.app.goo.gl/513AJT8CNyktfwcS6previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan