Hai Sobat OSC!
Tahukah kamu apa makna leadership?
Banyak orang yang mengartikan leadership sebagai bagaimana cara memimpin bahkan memerintah orang lain. Padahal sesungguhnya leadership bukan mengenai itu. Leadership adalah kemampuan dan sikap seseorang untuk mempengaruhi, memotivasi, dan mengarahkan dalam mencapai tujuan.
Siapa yang diarahkan?
yups, diri kita sendiri.
Mengapa diri kita sendiri dan bukan orang lain terlebih dahulu?
Napoleon Bonapaerte, seorang Kaisar Perancis, mengatakan bahwa "kalau kita tidak dapat memimpin diri kita sendiri, maka kita tidak akan bisa memimpin orang lain".
Dan ada juga John C Maxwell, pendiri organisasi-organisasi kepemimpinan, mengatakan bahwa "sebagai pemimpin, orang pertama yang harus saya pimpin adalah diri saya sendiri".
Lalu bagaimanakah cara membangun self-leader?
1. Mampu dan Mau
Untuk membangun self-leader hal pertama yang diperlukan adalah kemauan. Kalau kita punya kemauan pasti lama kelamaan kita mampu. Kemauan ini dapat ditanamkan dari hal-hal kecil seperti belajar disiplin. Menjadi seorang pemimpin tentu saja harus bersikap disiplin. Contoh paling mudah yang dapat diterapkan adalah kebiasaan merapikan tempat tidur setelah bangun pagi. Hal ini terdengar sepele, tetapi apabila diterapkan, pasti akan terasa perbedaannya. Ilustrasinya begini, ketika pagi hari setelah bangun tidur kita merapikan tempat tidur, dan kemudian beraktivitas. Dalam aktivitas yang kita lakukan, kita tidak tahu apa yang akan terjadi, apakah kita akan mengalami hal yang baik atau hal yang buruk. Apabila kita mengalami hari yang buruk, ketika kita sampai di kamar dan melihat tempat tidur yang bersih dan rapi, kita dapat dengan mudah mengistirahatkan tubuh. Sebaliknya kalau tempat tidur kita tidak dirapikan setelah bangun tidur, apabila kita mengalami hari yang buruk, lalu pulang ke rumah dan masuk ke kamar dalam keadaan berantakan, hal ini dapat semakin merusak mood kita karena kita harus membereskan tempat tidur sebelum kita beristirahat.
2. Membuat Prioritas
Dengan membuat prioritas, orang lain dapat mengetahui apakh kita seorang yang profesional atau tidak. Mengapa demikian? Contohnya ketika kita sebagai pekerja/mahasiswa mempunyai janji dengan atasan/dosen, akan tetapi di hari dan jam yang sama, kita mempunyai janji dengan teman kita untuk hang out. Kita tidak akan bisa mengikuti keduanya, oleh karena itu kita perlu mengorbankan salah satunya. Manakah yang akan Anda korbankan? Kalau memilih mengorbankan janji dengan atasan/dosen lalu pergi untuk hang out dengan teman, kita pasti dicap tidak profesional. Dan bisa saja hal ini dapat memberikan akibat yang cukup merugikan, misalnya atasan/dosen kita mengajak kita ketemu dengan tujuan untuk bekerja sama dalam suatu projek, hal itu bisa saja hilang kan? Oleh karena itu kita perlu menentukan yang mana yang menjadi prioritas kita.
3. Mengembangkan Diri Sebagai seorang pemimpin, kita perlu mengembangkan diri untuk meningkatkan potensi diri kita. Pengembangan diri dilakukan dengan memanfaatkan waktu, bakat dan kemampuan yang sebenarnya sudah ada didalam diri. Dengan mengembangkan diri, kita akan mengetahui apa potensi kita, sehingga kita dapat memutuskan ingin menjadikan diri kita yang seperti apa.
4. Tampil Percaya Diri
Sebagai seorang pemimpin, kita perlu tampil percaya diri. Dengan tampil percaya diri, maka orang lain bisa mempercayai kita bahwa kita dapat memimpin dengan baik dan benar.
5. Menjadi Morning Person
Tips terakhir ini, kurang diminati oleh anak, remaja atau bahkan dewasa di masa ini. Sebenarnya, menjadi morning person dapat memberikan dampak positif bagi kita, contohnya, ketika kita bangun di pagi hari,otak kita masih fresh dan sangat optimal untuk berpikir dan melakukan suatu hal, dengan begitu hal yang perlu kita selesaikan dapat terselesaikan dengan mudah.
Itu saja 5 tips membangun self-leader, semoga membantu kalian para readers. Thanks for reading. See u! image source : Pinterest
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan