Mengenal Sosok Soe Hok Gie, Seorang Mahasiswa Yang Kritis

Pernahkah Sobat OSC membaca buku yang berjudul Catatan Seorang Demonstran atau Gie Dan Surat-Surat Yang Tersembunyi? Saya ingin mengajak Sobat OSC untuk membaca kedua buku ini.  Tidak hanya menceritakan kisah Soe Hok Gie, seorang pemikir yang berani melontarkan pendapat-pendapatnya tentang segala permasalahan yang dialami bangsa Indonesia, namun memberikan renungan untuk kita (terutama sebagai mahasiswa) agar berani menyuarakan aspirasi bukan hanya dengan pemikiran yang matang atau sekadar ikut-ikutan.

Di buku “Catatan Seorang Demonstran” menampilkan kegelisahan Soe Hok Gie atas terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi di pemerintahan saat itu melalui catatan harian dan tulisannya yang kritis. Lalu, di buku “Gie Dan Surat-Surat Yang Tersembunyi” berisi tentang tulisan-tulisan Soe Hok Gie yang tidak sempat terpublikasikan.

“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”

Tulisan Soe Hok Gie mengusik kekuasaan. Pena adalah senjata Gie. Bahkan catatan hariannya yang terangkum dalam buku Catatan Seorang Demonstran (1983)–masih terus dicetak dan dibaca oleh para aktivis mahasiswa hingga sekarang. Buku “Gie Dan Surat-Surat Yang Tersembunyi” berisi tulisan-tulisannya yang belum pernah dipublikasikan.

Soe Hok Gie Adalah Sosok Panutan Mahasiswa

Ketika membaca buku “Catatan Seorang Demonstran” ataupun “Gie Dan Surat-Surat Yang Tersembunyi” pikiran saya tertuju pada realitas sejarah yang terjadi ditahun 60-an. Di awal bab, Gie sangat jelas sekali memaparkan suatu realitas kebangsaan (era orde lama) yang korup dan bagaimana keprihatinan Gie terhadap situasi yang terjadi yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan dipublikasikan melalui media cetak (koran).

Saya membaca sambil membayangkan sosok beliau di masa lalu. Gie adalah pribadi yang mau melihat segala sesuatu (peristiwa saat ini) secara (dari) dekat. Sikapnya yang terbuka dan kritis, membawa kita pada pemahaman yang lebih tentang segala peristiwa yang telah berpuluh-puluh tahun lamanya ini.

Tulisan seputar kebangsaan, kemahasiswaan dan kemanusiaan serta tentang kisah 75 hari liburannya di Amerika. Cukup jelas pula, sikap dongkol Gie terhadap segala kebobrokan (dan hal ini dapat kita lihat dari segala bentuk catatan kritisnya tentang pembangunan, dunia kemahasiswaan, kasus-kasus yang hampir berkaitan langsung dengan HAM) dan segala macam ketidakadilan.

Belum lagi, saat perginya Gie ke Amerika Serikat yang hampir ia habiskan dengan berdiskusi soal segala masalah yang terjadi di Amerika Serikat serta pandangan orang AS terhadap perkembangan kehidupan politik di Indonesia. Dari dekat, Gie juga memperhatikan betapa jelasnya tindakan diskriminasi rasial tahun 60-an di Amerika. Sungguh malang nasib orang kulit hitam yang ditekan oleh orang kulit putih.

Atau bahkan sikap lucu para pejabat politik Indonesia yang sekadar bertandang ke luar negeri. Saat orang luar negeri menganggap para petinggi negara sangat baik, sopan dan ramah. Gie berpandangan bahwa sebenarnya mereka itu adalah manusia-manusia munafik yang ‘sok suci’.

Sayangnya, Gie harus wafat diusia muda. Jelas apa yang Gie wariskan adalah sesuatu yang sangat bermanfaat bagi zaman ini. Kehidupan Soe Hok Gie bisa dikatakan penuh dengan perjuangan dan filosofi. Gie menjadi simbol pemuda idealis yang menentang kemunafikan dan mereka yang oportunis.

Saya sangat menyukai kalimat-kalimat yang diungkapkan oleh Soe Hok Gie yang membuat saya (kita semua yang menyandang status mahasiswa) mengerti dan sadar bahwa mahasiswa harus berkembang menjadi manusia. “Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah agar mahasiswa Indonesia berkembang dari “manusia-manusia yang biasa” menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda, dan sebagai seorang manusia”.

  262 Views    Likes  

meriah Megah Acara Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Ciputra Surabaya

previous post

Mengenal Lebih Dekat Dengan Universitas Mercu Buana Jakarta
meriah Megah Acara Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Ciputra Surabaya

next post

meriah Megah Acara Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Ciputra Surabaya

related posts