Setiap orang pasti memiliki mimpi, impian, cita-cita, harapan, atau apapun sebutan lain untuk hal yang diinginkan dan diwujudkan. Aku pun juga memiliknya. Termasuk juga kamu yang sedang membaca artikel ini. Entah itu ingin sukses di dunia bisnis, ingin menjadi ilmuan terkemuka pemenang nobel, menjadi presiden yang sukses memajukan bangsa dan negara, dan apapun itu. Namun, bagaimana kita bisa mewujudkan semua itu jika kita tidak terobsesi dengan mimpi, impian, atau cita-cita tersebut. Menjadi terobsesi adalah hal yang terpenting untuk mewujudkan semua yang kita impikan. Itulah yang ku dapatkan setelah membaca buku “Be Obsessed or Be Average” karya Grant Cardone.
Di buku ini, ia menjelaskan apa itu obsesi, pengalaman hidupnya untuk menemukan obsesi dan meraih kesuksesan, pentingnya terobsesi, dan cara mempertahankan obsesi. Jikapun kamu belum menemukan apa yang kamu inginkan untuk diobsesi, buku ini juga menjelaskan cara menemukan obsesi kamu.
Di artikel ini, saya akan membahas sedikit hal tentang obsesi berdasarkan isi dari buku tersebut. Penting bagi kamu untuk memahaminya untuk menjadi panduanmu untuk terobsesi mewujudkan impianmu.
Apa itu obsesi?
Grant Cardone mendefiniskan obsesi sebagai semua mimpi dan tujuan yang ingin Anda raih dengan begitu intens sampai memberi Anda dorongan, momentum, dan energi yang diperlukan untuk membangun kehidupan yang layak Anda dapat dan Anda idam-idamkan.
Maksudnya, apapun mimpi kamu, mimpi itu layak diperjuangkan. Dengan terobsesi, kamu akan merasakan semangat untuk mewujudkan mimpi tersebut menjadi kenyataan. Jika kamu bermimpi menjadi Youtuber, ingin menjadi penulis, ingin menjadi gamers, ingin menjadi programmer, ingin menjadi apapun di dunia ini, terobsesilah dengan mimpi tersebut maka aliran semangat memenuhi tubuhmu.
Apa manfaat dari terobsesi?
Ada beberapa manfaat yang akan datang jika kamu membiarkan dirimu terobsesi dengan apapun mimpimu.
Pertama, obsesi memberikan kebebasan dan kendali penuh atas hidup mu sendiri. Dirimu lah yang bertanggung jawab atas kesuksesan dirimu sendiri. Kendali hidup mu ada pada dirimu sendiri. Kamu bebas untuk terobsesi pada apapun (namun jangan sampai salah terobsesi) dan melakukan usaha apapun untuk mewujudkan mimpi yang kamu obsesikan (asalkan tidak merugikan dirimu dan orang lain).
Kedua, obsesi membuat dirimu menjadi versi terbaik dari dirimu. Dirimu yang hiperfokus, gigih, kreatif, bertekad, dan tak pernah terpuaskan untuk menang. Kamu akan menjadi sosok kuat yang tak terhentikan. Mungkin sifat – sifat ini membuatmu terlihat egois, penuh nafsu, tak pernah puas, dan berbagai sifat yang dipandang buruk oleh orang lain. But, it’s ok. It’s for your own good. Kelak, sifat obsesimu ini akan memberikan manfaat untuk orang banyak.
Ketiga, obsesi membuatmu bersemangat menghadapi segala tantangan untuk mencapai mimpi, impian, dan cia-citamu. Ada begitu banyak tantangan yang akan datang untuk mencapai mimpi, impian, atau cita-citamu. Akar dari semua tantangan tersebut adalah keraguan, apakah dirimu mampu dan layak atas mimpi, impian, cita-citamu. Keraguan akan menghentikan langkah bahkan sebelum mencoba melangkah ke arah mimpimu. Lebih baik melakukan percobaan yang berakhir kegagalan daripada tidak mencoba sama sekali.
Dan masih banyak lagi manfaat yang dapat dirasakan dari memiliki rasa obsesi. Temukanlah manfaat itu dengan membiarkan dirimu terobsesi dengan mimpimu.
Mengapa penting dan perlu untuk terobsesi?
Menurut Grant Cardone, pemikiran terobsesi merupakan kebalikan dari pemikiran rata-rata. Namun, pemikiran rata-rata telah menyebar luas dan menjadi epidemi tersendiri di masyarakat. Pemikiran rata-rata membuat orang tidak mau berusaha lebih dan hanya menerima apa yang sudah dimilikinya. Pemikiran rata-rata membuat orang tidak bersemangat, menetapkan target seadanya, dan hanya meraih sedikit dari banyak potensi yang dimilikinya.
Padahal, dengan terobsesi, kamu bisa meraih apapun impianmu. Obsesi ibarat bahan bakar. Tanpa bahan bakar obsesi, kendaraan hidup mu tidak akan bergerak (bisa sih bergerak, tapi perlu dorongan dari orang lain, kendaraan lain, atau apapun gaya luar yang ada, bukan berasal dari mesin kendaraan hidup mu sendiri). Bahan bakar obsesi akan memberikan energi untuk menggerakkan kendaraan hidupmu menuju tujuanmu yaitu mimpi, impian, atau cita-citamu.
Bagaimana cara menemukan obsesi?
Bagi kamu yang belum tahu obsesimu, belum menemukan apa yang mau diobsesikan, apa impianmu, apa cita-citamu, kamu bisa menemukannya dengan dua pertanyaan utama berikut.
Mari mulai dengan pertanyaan, apa yang ingin kamu obsesikan? Apa yang kamu impikan? Apa yang kamu cita-citakan? Kamu ingin dikenal sebagai siapa? Ingin menjadi siapa dirimu di masa depan? Dan jawabannya yaitu, kamu bisa terobsesi dengan apapun, kamu bisa menginginkan apapun, kamu bisa menjadi apapun yang kamu mau (selama itu hal yang positif, tidak merugikan dirimu dan orang lain).
Lanjutkan dengan pertayaan berikut, mengapa kamu terobsesi dengan cita-citamu, keinginanmu? Mengapa kamu ingin meraihnya? Apa tujuanmu? Apa alasanmu? Cita – cita atau impianmu harus dipertajam dengan alasan dan tujuan yang kuat. Temukan jawaban pertanyaan ini menurut versimu sendiri, dari mu untuk dirimu. Tujuan atau alasan ini diibaratkan bahan dasar dari bahan bakar obsesimu.
Oh, iya. Yang perlu diperhatikan dari menjawab kedua jenis pertanyaan itu adalah jawablah dengan respon pertama yang muncul di pikiranmu, tanpa banyak pertimbangan dan tanpa berusaha mengira-ngira jawabannya. Jangan pula ragu dengan jawabanmu sendiri. Jawablah dengan yakin seyakin-yakinnya. Dan pastikan jawabanmu itu unik, khas dirimu sendiri, jawaban yang berasal dirimu untuk dirimu.
Sesudah menemukan obsesimu dan alasan dibaliknya, apalagi yang perlu dilakukan? hal yang tak kalah penting namun tidak mudah adalah konsistensi, mempertahankan obsesimu dalam jangka waktu yang lama hingga kamu meraihnya.
Bagaimana cara mempertahankan obsesi?
Sekarang, kamu sudah menemukan obsesimu. Namun, apakah kamu dapat menjaga obsesimu di masa depan? Sekarang mungkin kamu merasakan semangat setelah menemukan obsesimu, tapi apakah semangatmu meraih obsesimu akan tetap sama untuk nanti, esok, dan kedepannya? Terkadang kita merasa bersemangat atas usaha kita meraih obsesi kita, namun kita juga akan merasa males, mager, dan bosan untuk mengejar obsesimu. Oleh karena itu, diperlukan konsistensi untuk menjaga semangatmu meraih obsesimu. Ini tahap yang cukup sulit, namun bukan berarti mustahil dilakukan.
Mulailah dengan menulis jawaban dari kedua pertanyaan sebelumnya, pertanyaan untuk menemukan obsesimu. Tulis apa saja yang ingin kamu raih di masa depan beserta alasannya.
Lanjutkan dengan menulis target atau sasaran yang ingin kamu raih hari ini. Impian yang kamu obsesikan ibarat bangunan yang sangat besar. Targetmu hari ini yang kamu tulis ibarat bagian – bagian kecil dari bangunan besarmu yang berperan penting untuk mempertahankan kekokohan bangunan itu.
Sesudah menulis targetmu hari ini, lakukan usaha untuk mencapai target tersebut. Dan jika kamu menemukan kejenuhan dalam usaha tersebut, ingat kembali targetmu, impianmu, obsesimu, alasan dibalik semua itu. Kalau perlu, tulis lagi.
Di penghujung hari, lakukan lagi kegiatan menulis target untuk hari besok. Jika targetmu hari ini sudah tercapai, buat lagi target baru, kalau bisa sedikit lebih menantang. Jika target hari ini belum tercapai, kejar terus hingga berhasil diraih. Terus buat dan kejar target-target tersebut yang mengarah ke target terbesarmu, yaitu impian atau cita-citamu.
Kegiatan menulis target ini perlu dilakukan setiap hari secara konsisten. Menurut Grant Cardone, dengan terus melakukan latihan menulis target ini, kita dapat mempertahankan fokus dan menyusun ulang komitmen. Ini juga cara yang bagus untuk memantau perkembangan dirimu dalam menggapai impianmu.
Sebagai penutup, yang dapat kita ambil dari pembahasan ini yaitu, obsesi adalah kunci untuk meraih impianmu, cita-citamu, semua keinginanmu. Obsesilah yang menggerakkan dirimu untuk menjadi lebih baik dan lebih sukses, melebihi yang pernah kamu bayangkan, dan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Masih banyak lagi yang dapat dibahas tentang obsesi dari buku tulisan Grant Cardone ini. Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa baca langsung bukunya yang berjudul “Be Obsessed or Be Average” yang telah terbit versi terjemahan Bahasa Indonesia.
Sumber : Cardone, Grant. 2016. Be Obsessed or Be Average. (Pandam, Terjemahan). Jakarta : Gramedia
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan