Dewi Sri Sang Tokoh Mitologi
Dewi Sri adalah seorang tokoh mitologi atau legenda yang diyakini oleh masyarakat, terutama daerah Jawa dan Bali. Di Jawa Barat Dewi Sri dikenal dengan sebutan Dewi Pohaci, legenda yang berkaitan dengan hal tersebut antara lain Wawacan Pohaci, Cariyos Sawargaloka dan masih banayak lagi. Di Jawa Tengah Dewi Sri dikaitkan dengan legenda Sri Sedana, Sedangkan di Madura tokoh ini dikenal dengan Ratna Dumillah. Di Bali Dewi Sri disebut sebagai Sri Sadhana, Dewi Danu atau Dewa Ayu Mnaik Galih. Setiap daerah memiliki legenda dengan nama tokoh tersendiri, jadi tidak heran jika Indonesia disebut sebagai negara kaya akan kebudayaan.
Bagi masyarakat Jawa dan Bali, Dewi Sri ini identik sebagai dewa bercocok tanam atau pemelihara tumbuhan. Sehingga tokoh tersebut juga mendapat julukan Ibu Kehidupan yang menjaga tumbuhan dan tanaman. Konon katanya, Dewi Sri ini lahir dari air mata Dewa Anta yang berwujud naga dirinya merasa hina hingga menitikkan air mata. Air mata itu kemudian menjadi sejumlah telur, yang dimana salah satunya pecah dan lahirlah bayi perempuan yang dinamai Dewi Pohaci.
Dewi Pohaci dibesarkan oleh Dewi Uma, seorang permaisuri dari Batara Guru sang penguasa kemegahan langit. Ketika dewasa, kecantikan Dewi Pohaci semakin terlihat sehingga membuat Batara Guru ingin menyetubuhinya. Awalnya Dewi Pohaci ini menolak ketika hendak disetubuhi ayahnya, Namun karena terus dipaksa akhirnya Dewi Pohaci bersedia asalkan dengan syarat memberikan buah-buahan yang dia idam-idamkan. Hari demi hari Dewi Pohaci tidak lagi mempunyai selera makan sehingga membuat badanya lemas dan kesehatannya menurun.
Batara Guru yang sangat menginginkan Dewi Pohaci pun terus berusaha mencari namun Batara Guru tidak berhasil mendapatkan buah-buahan yang di idam-idamkan Dewi Pohaci, Hingga pada akhirnya Dewi Pohaci meninggal karena keadaannya semakin memburuk akibat hilangnya selera makan. Kematian Dewi Pohaci ini membuat Batara Guru bersedih dan murung.
Namun, dari kematian Dewi Sri justru memberikan kehidupan dan kesuburan bagi para petani. Pasalnya, dari kepala tumbuh pohon kelapa, dari pusarnya tumbuh tanaman padi, dari vaginanya tumbuh pohon aren dan dari dadanya tumbuh pohon pepaya. Sedangkan dari rambut tumbuh rerumputan, dari tangannya tumbuh mangga, dan dari kakinya tumbuh umbi dan ketela.
Diatas adalah cerita menurut masyarakat Jawa Barat, ada banyak sekali cerita menurut daerahnya masing-masing. Setiap legenda yang ada dimasyakat adalah tradisi kebudayaan yang harus kita jaga dan kita lestarikan, bangga akan kebergaman adalah toleransi terbesar dalam bermasyakat.